Kabupaten Bekasi
Tak Sekadar Jalani Hukuman, Warga Binaan Lapas Cikarang Panen Sayur dan Produksi Roti
Lapas Cikarang berdayakan warga binaan lewat program ketahanan pangan dan UMKM, hasilkan ribuan produk setiap tahun.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Mohamad Yusuf
TRIBUNBEKASI.COM, CIKARANG - Suara cangkul beradu dengan tanah, terdengar bersahut dari balik tembok tinggi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cikarang.
Di bawah terik matahari, beberapa warga binaan tampak tekun menanam sayuran di lahan seluas beberapa ratus meter persegi.
Siapa sangka, di balik jeruji besi itu tumbuh semangat kemandirian dan perubahan hidup.
Melalui program ketahanan pangan, Lapas Cikarang kini menjadi salah satu lapas percontohan dalam mendukung 13 program akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimpas).
Kepala Lapas Kelas IIA Cikarang, Urip Dharma Yoga, mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya membangun sistem pembinaan yang bersih, produktif, dan berdampak bagi masyarakat.
“Sepanjang tahun ini berbagai program dilaksanakan dengan penuh dedikasi dan inovasi, menghadirkan perubahan nyata di lingkungan lapas dan masyarakat sekitar,” ujar Urip, Selasa (21/10/2025).
Baca juga: Sorotan Sidang Kabinet, Purbaya dan Luhut Tak Tegur Sapa Bikin Publik Bertanya-tanya
Baca juga: Kisah Leo, Lansia 70 Tahun: Bertahan Hidup dengan Berjualan Koran dan Memulung
Baca juga: Malam Sunyi Geger, Bayi Mungil Ditemukan Warga Bekasi Tewas Tergantung Kresek di Portal Gang
Menurut Urip, keamanan dan ketertiban tetap menjadi fondasi utama.
Setiap pekan, tim Lapas Cikarang bersama aparat penegak hukum rutin melakukan sidak kamar hunian untuk memastikan tidak ada peredaran narkoba di dalam lapas.
Selain itu, tes urine berkala juga dilakukan bagi warga binaan maupun petugas.
“Langkah ini menunjukkan bahwa keamanan dan integritas bukan sekadar aturan, tetapi budaya yang kami bangun bersama,” kata Urip menegaskan.
Salah satu fokus utama program pembinaan di Lapas Cikarang adalah ketahanan pangan.
Di sini, warga binaan bukan hanya menjalani hukuman, tetapi juga dilatih bertani, beternak, dan memproduksi bahan pangan untuk kebutuhan dapur lapas.
Dari hasil panen sayuran segar, tahu, tempe, hingga roti, semuanya dikelola oleh warga binaan.
Hasilnya bukan hanya memenuhi kebutuhan internal, tapi juga disalurkan ke masyarakat sekitar.
“Warga binaan kami terus didorong untuk berkreasi melalui produk UMKM yang bermanfaat. Mulai dari kerajinan tangan, olahan makanan, sampai produk kreatif lainnya,” jelas Urip.
Program ini juga menumbuhkan rasa percaya diri. Mereka yang dulu kehilangan arah, kini belajar bahwa kerja keras bisa menjadi jalan menuju perubahan.
Selama setahun, program produksi tempe di Lapas Cikarang telah menghasilkan 30.000 potong tempe, sedangkan program bakery memproduksi 75.000 roti setiap tahun.
Ada pula 9.600 kilogram tahu dan 10.800 nasi rames yang dibuat oleh para warga binaan dan dijual untuk kebutuhan internal.
Masing-masing program diikuti sekitar 20 peserta yang dilatih secara berkala.
“Melalui kegiatan ini, kami bukan hanya menciptakan produk bermanfaat, tapi juga menanamkan keterampilan dan semangat mandiri bagi warga binaan,” tutur Urip.
Tak berhenti di situ, Lapas Cikarang juga aktif menjalankan kegiatan sosial.
Program Jumat Berkah dan Minggu Kasih rutin digelar untuk membantu keluarga warga binaan yang kurang mampu.
Selain itu, lapas juga mengadakan bakti sosial di wilayah perbatasan dan sekitar Cikarang.
“Kami ingin menunjukkan bahwa pembinaan tidak berhenti di dalam tembok, tapi juga memberi manfaat bagi masyarakat luar,” ujarnya.
Menghadapi tantangan overcapacity dan overcrowding, Lapas Cikarang menjalankan program integrasi sosial.
Program ini memberikan kesempatan bagi warga binaan yang berperilaku baik untuk mendapat hak bersyarat, cuti bersyarat, atau cuti menjelang bebas.
“Pendekatan ini memastikan bahwa pembinaan bukan sekadar formalitas, tapi betul-betul memberi bekal kehidupan baru bagi mereka,” kata Urip menutup.
Dari balik jeruji, warga binaan di Lapas Cikarang kini belajar arti tanggung jawab dan perubahan.
Setiap butir tanah yang mereka garap, menjadi simbol harapan baru untuk hidup yang lebih baik setelah bebas nanti.
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp
| GOR Wibawa Mukti Bekasi Jadi Pusat Babak Kualifikasi Squash Porprov Jabar 2026 |
|
|---|
| Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi, Rabu 5 November 2025 di Dua Lokasi Satpas |
|
|---|
| Kadisperkimtan Dampingi Bupati Bekasi ke DPR RI Bahas Polemik Musala Perumahan |
|
|---|
| Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi Senin 27 Oktober 2025 Besok di Dua Satpas |
|
|---|
| Lippo Cikarang Bangun Kota Ramah Lingkungan, Warga Lokal Ikut Diberdayakan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/Menteri-Imigrasi-dan-Pemasyarakatan-Agus-Andrianto-meninjau-ketahanan-pangan-di-Lapas-Cikarang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.