Kisah Inspiratif
Mak Edah, Lokal Hero Asal Karawang: Tak Tamat SD, Berdayakan Janda dan Bangun Sekolah Gratis
Mak Edah dibina Pertagas OWJA sejak akhir tahun 2019 di Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
Ringkasan Berita:
- Cerita Mak Edah pernah jadi korban PHK hingga jual jamu gendong demi mencukupi kebutuhan keluarga
- Siapa sangka, Mak Edah dapat bantuan modal dari Pertagas untuk memulai UMKM
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Zubaedah atau Mak Edah (50) meraih Silver Award - Local Hero Achievement pada ajang Energy and Mining Editor Society (E2S) Proving League 2022.
E2S sendiri ajang pembuktian perusahaan melaksanakan tata kelola program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM).
Mak Edah sendiri merupakan warga Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Ia menjadi sosok lokal hero sebagai binaan PT Pertamina Gas Operation West Java Area (Pertagas OWJA).
Mak Edah dibina Pertagas OWJA sejak akhir tahun 2019 di Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Dirinya melakukan pemberdayaan para janda dan lansia untuk membuat produksi jamu maupun kerupuk kencur.
Tak hanya itu, dirinya juga mendirikan sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Anugrah untuk warga sekitar tanpa dipungut biaya alias gratis.
Baca juga: Kisah Inspiratif Profesor UBP April Hananto, Jadi Pegawai Warung Pecel Lele Demi Bisa Kuliah
Atas dedikasinya, Mak Edah berhasil mengubah kondisi desanya yang pada awalnya berstatus desa rawan pangan dan desa miskin, kini menjadi desa yang produktif dan mampu menekan tingkat kemiskinan.
Saat ini, dirinya memiliki 940 meter persegi lahan milik pribadi. Di lahan itu, berdiri tempat produksi jamu maupun kerupuk.
Lalu, ada area pertanian jahe, kencur, kunyit maupun rempah-rempah lainnya. Serta ada pula bangunan sekolah PAUD, dan bangunan serbaguna.
Total miliaran aset yang dimilikinya, semua itu hasil keuntungan penjualan produk UMKMnya, tapi lebih besar bantuan dari Pemerintah Kabupaten Karawang, Pemerintah Pusat, TJSL Pertamina Gas maupun pihak lain.
Jadi korban PHK
Namun, dibalik kesuksesan itu ada awal kisah perjuangan Mak Edah. Dia menceritakan ketika itu ia terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) tempat kerjanya di pabrik sepatu wilayah Tanggerang, Banten pada tahun 2012.
Kondisi itu membuat ia harus pulang ke kampung halamannya di Karawang.
Tak patah arang, awalnya Zubaedah yang kembali ke kampungnya ini berjualan jamu gendong keliling untuk membantu perekonomian keluarga.
Namun, hatinya merasa gusar ketika tahu desanya masuk kategori desa miskin dan rawan pangan. Dia bingung, padahal kampungnya itu area sawahnya sangat luas.
Saat mendalami, ternyata daerah rentan pangan itu bukan hanya karena kekurangan pangan, akan tetapi dalamnya itu diantaranya ada indikator minimnya jangkauan pendidikan, kesehatan maupun pengembangan Usaha Mikro Kecil Mengah (UMKM) bagi masyarakat.
Karena itu, dirinya juga ingin bermanfaat bagi warga desanya dan tak terima desanya masuk kategori miskin maupun rentan pangan.
Ia mencalonkan sebagai Ketua RT dan ikut masuk sebagai kader Posyandu maupun Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) meski tidak ada honor ataupun gaji.
Pertama yang ia lakukan ialah mengaktifkan kegiatan posyandu dengan pemeriksaan balita, maupun lansia.
Lalu, ia mulai bentuk Kelompok Wanita Tania (KWT) Kenanga. Salah satunya ialah dengan menanam tanaman jahe, kencur, kunyit dan rempah-rempah lainnya untuk bahan baku jamu dagangannya.
Berpikir agar bisa melibatkan banyak warga, Zubaedah juga memulai usaha kerupuk 'miskin' atau digoreng tanpa minyak melainkan menggunakan pasir. Bahan baku kerupknya itu juga dari kencur yang ditanam oleh KWT.
"Dulu saya menanam buat bahan baku jualan jamu keliling sendiri. Tapi setelah dibentuk KWT berkembang buat produksi kerupuk 'miskin' dan mulai melibatkan banyak warga" kata Zubaedah saat ditemui KWT Kenanga pada Rabu (28/10/2025).
Dapat bantuan dari Pertagas
Disaat ia bingung karena persoalan modal untuk pengembangan sarana dan prasarana. Tak disangka, Pertamina Gas (Pertagas) datang pasa tahun 2019.
Kedatangan, pihak Pertagas untuk membina Kelompok Wanita Tani (KWT) Kenanga.
Ketika itu, Pertagas memberikan bantuan bibit rempah-rempah buat bahan baku jamu dan kerupuk serta tempat produksi lengkap dengan alat-alatnya.
Tak hanya itu, Pertagas juga memberikan bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bangunan serbaguna maupun pendampingan pengembangan produk UMKM, mulai dari produksi, pengemasan hingga pemasaran.
Total ada lima jenis produk UMKM Mak Edah, yakni Kerupuk 'Miskin', Kerupuk Kencur Kenanga, minuman jamu jahe merah, kencur, kunyit serta jamu bubuk.
Sampai akhirnya, ia meraih gelar meraih Silver Award - Local Hero Achievement pada ajang Energy and Mining Editor Society (E2S) Proving League 2022.
Dan tahun 2024, produk Kerupuk 'Miskin' Mak Edah membuat Presiden Joko Widodo kagum saat silaturahmi Nasabah Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM), di Gor Basket, Kota Bekasi.
Selain mengembangkan produk UMKM, Mak Edah juga membuka sekolah PAUD gratis bagi masyarakat.
Karena untuk menghilangkan desa miskin dan rawan pangan, ialah terkait pendidikan. Di kampungnya, banyak anak-anak tidak sekolah TK atau PAUD karena minimnya lembaga pendidikan tersebut.
Mak Edah membuat PAUD Anugrah, anak-anak di kampungnya dipersilahkan sekolah gratis. Saat ini ada 120 siswa, mulai tingkat PAUD maupun Kelompok Bermain.
"Semua ini takdir Allah dan saya sangat bersyukur bisa bermanfaat bagi masyarakat tempat kelahiran saya," imbuhnya.
Ketika ditanya sudah dapat apa selama menjalankan usaha jamu dan kerupuknya. Mak Edah menegaskan, kedua anaknya bisa menjadi sarjana.
Bahkan, dirinya yang tidak tamat Sekolah Dasar (SD) ini bisa kembali sekolah serta lulus memiliki ijazah SD, Sekolah Menegah Pertama (SMP) dan Sekolah Menegah Atas (SMA) melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Dirinya juga bisa memberikan kehidupan pegawainya serta guru-guru di PAUD-nya sudah memiliki gaji tiap bulannya.
"Dan alhamdulillah saya dapat umroh gratis dari Permodalan Nasional Madani (PNM). Tapi jauh dari itu, kebermanfaatan tempat ini bagi masyarakat setempat itu yang paling besar," katanya.
Analyst CSR PT Pertamina Gas, Tedi Abadi Yanto mengungkapkan rasa syukurnya karena KWT Kenanga yang dimotori Zubaedah masih tetap berjalan.
KWT Kenangan sendiri dibinanya sejak tahun 2019-2022.
"Artinya ketika sudah exit program atau kami lepas ini masih tetap berjalan. Kami tidak bisa selamanya, karena harus berikan TJSL ke titik-titik daerah lainnya," katanya.
Selama melakukan pembinaan, Pertamina Gas memberikan bantuan sarana Prasarana UMKM berupa renovasi rumah produksi, penyediaan peralatan produksi, rumah budidaya toga, bantuan bibit toga keluarga serta bantuan solar panel untuk energi.
Selain itu, diberikan bantuan pendidikan berupa renovasi bangunan sekolah eksisting, pembangunan ruang multifungsi Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya dan Pembelajaran Anak dan pemerikasaan kesehatan lansia gratis.
"Sebetulnya kita tidak melepas sepenuhnya, kita masih memantau dan menjaga komunikasi dengan pengurus KWT Kenanga, Mak Edah," katanya. (maz)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
| Kisah Inspiratif Profesor UBP April Hananto, Jadi Pegawai Warung Pecel Lele Demi Bisa Kuliah |
|
|---|
| Maman, Pria Lansia 62 Tahun Setia Jual Es Cincau Meski Harus Berjalan Kaki 10 Kilometer Tiap Hari |
|
|---|
| Harapan Warganet untuk Julian Saputra, Bocah SD Panjat Tiang Pasang Tali Bendera Lepas saat Upacara |
|
|---|
| Sosok Dahlan Penjaga Kebersihan Jalan Cikunir Bekasi, Rela Bekerja Setiap Hari Tanpa Digaji |
|
|---|
| Luar Biasa! Butuh Waktu 20 Menit, Petugas Damkar di Cisoka Berhasil Tolong Warga Kesurupan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/Emak-Edah-lokal-hero-asal-Karawang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.