Kasus Pelecehan

Pegawai SPPG Korban Pelecehan Oleh Atasannya di Bekasi Kini Trauma, Badan Demam dan Tak Nafsu Makan

Ia pun berharap ada pendampingan khusus dari pihak kepolisian atau pihak terkait lainnya agar kondisi psikis.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
Istimewa
DUGAAN PELECEHAN - Rekaman CCTV memperlihatkan dugaan pelecehan seksual dan kekerasan verbal di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatiasih, Kota Bekasi, Kamis 9 Oktober 2025. Polisi kini menyelidiki laporan tersebut. 

Polisi memastikan laporan korban tak akan berhenti di meja administrasi.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Braiel Arnold Rondonuwu, menegaskan bahwa pihaknya sudah menerima laporan dari korban dan akan menindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku.

“Kami sudah menerima laporan, dan selanjutnya segera kami proses,” kata Braiel saat dikonfirmasi, Selasa (21/10/2025).

Perempuan berinisial RDA (28), pegawai di SPPG yang berprofesi sebagai akuntan, mengaku menjadi korban kekerasan verbal dan pelecehan yang diduga dilakukan oleh atasannya, KP (29), selaku kepala satuan.

Kejadian bermula pada Senin (6/10/2025), ketika RDA meminta dokumen pekerjaan kepada KP.

Namun dokumen yang diterima tidak sesuai permintaan. Alih-alih memperbaiki, KP justru memarahi RDA di depan rekan kerja lain.

“Padahal saya cuma tanya dokumen. Tapi dia marah, memaki saya seolah saya salah,” ujar RDA dengan nada lirih saat ditemui, Selasa (21/10/2025).

Kemarahan itu, menurut pengakuannya, bukan yang pertama.

Dua hari kemudian, Selasa (7/10/2025), KP kembali melontarkan kata-kata kasar.

Sementara pada Kamis (9/10/2025), kemarahan serupa kembali pecah, kali ini ditujukan kepada kepala koki di lingkungan SPPG.

 “Dia ributin kepala koki yang kerja bareng istrinya. Katanya gak boleh keluarga kerja satu dapur. Padahal pihak yayasan bilang boleh saja,” tambahnya.

Yang membuat RDA semakin terpukul adalah kejadian pada hari pertama, setelah ia dimarahi. RDA mengaku KP sempat meminta maaf, namun justru disertai tindakan tak pantas.

“Dia minta maaf tapi sambil pegang-pegang saya. Saya sudah di pojok ruangan, cuma bisa melindungi diri. Saya takut sekali,” ucap RDA menahan tangis.

Menurut RDA, hal semacam itu terjadi lebih dari sekali. Setiap kali KP marah, permintaan maafnya justru diikuti perilaku yang membuat RDA merasa dilecehkan. (m37)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved