Anggaran Suvenir Puluhan Miliar
Anggaran Suvenir Pemkot Tangsel Rp 20 Miliar, Warga: Mending untuk Perbaiki Sekolah dan Jalan Rusak
Ia menilai, pemerintah seharusnya lebih mengutamakan transparansi dan keterbukaan, apalagi di era digital dan keterbukaan informasi publik
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Dedy
"Harus ada pengaturan yang jelas. Batas maksimalnya berapa? Karena kalau tidak diatur, terkesan curcuran, terlalu besar, dan jadi pemborosan," tambah Trubus.
Ketika ditanya apakah belanja seperti pengadaan souvenir termasuk belanja yang produktif, ia menegaskan bahwa itu tidak termasuk kategori belanja produktif.
"Itu tidak produktif. Harusnya anggaran dikaitkan dengan penciptaan lapangan kerja atau pengembangan UMKM. Kalau tidak, ya kesannya pemborosan, dan itu tidak adil," tegasnya.
Ia menekankan dalam merancang anggaran publik, harus ada kajian dan dasar yang kuat, bukan sekadar menyantumkan angka tanpa penjelasan.
"Tidak boleh asal mencantumkan angka. Harus ada kajian, ada dasar yang jelas. Sekarang dasarnya apa? Harus dibuka ke publik," tuturnya.
Ia juga menilai bahwa mekanisme pengawasan terhadap anggaran semacam ini belum optimal, terutama jika hanya dilakukan antar-lembaga pemerintahan.
"Pengawasan harus melibatkan publik. Kalau hanya lembaga dengan lembaga, kadang tidak efektif. Ini yang menyebabkan anggaran tidak transparan," katanya.
Menurutnya, jika belanja non-prioritas seperti ini terus meningkat tanpa evaluasi yang jelas, maka risiko penyalahgunaan anggaran bisa meningkat.
"Bisa terjadi korupsi. Jadi ladang proyek. Merugikan publik karena tidak ada kaitan dengan pelayanan publik. Itu pelanggaran terhadap pelayanan publik yang optimal," ungkapnya.
Ia mendorong DPRD untuk mengatur keterlibatan publik dalam proses pengawasan anggaran agar masyarakat bisa berpartisipasi aktif.
"Harus diatur oleh DPRD. Perlu dibuatkan aturan agar proses keterbukaan dan partisipasi publik berjalan. Karena ini dana publik, maka harus dikonfirmasi ke publik juga," tutupnya.
Sebagai informasi, sebuah thread di media sosial tengah ramai diperbincangkan karena mengungkap sejumlah pengeluaran yang dinilai janggal dalam laporan keuangan Pemerintah Kota Tangerang Selatan tahun anggaran 2024.
Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah anggaran pengadaan suvenir atau cendera mata sebesar Rp 20,48 miliar. Angka ini mengalami peningkatan sekitar 51,94 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp13,48 miliar.
Pengadaan tersebut tercatat dalam laporan resmi Pemkot dengan nama pos: “Beban Alat atau Bahan untuk Kegiatan Kantor, Suvenir, Cendera Mata.”
Tak hanya suvenir, thread yang diposting oleh akun @Ellenmay_Official juga menyoroti belanja lain seperti pakaian dinas, konsumsi rapat, dan atribut seremonial, yang nilainya mencapai puluhan miliar rupiah.
Dua Versi Nasib Syahdan Husein: Polisi Tunjukkan Foto Makan, Keluarga Yakin Mogok Demi Perlawanan |
![]() |
---|
Disuruh Jongkok dengan Wajah Menatap ke Atas, Siswa SMKN 1 Cikarang Dipukuli 13 Orang Kakak Kelas |
![]() |
---|
Pramono Anung Kaget Ada Siswi Berusia 87 Tahun |
![]() |
---|
'Bang Jago' Berulah di Cibinong Bogor, Hajar Pengendara Hingga Babak Belur, Begini Cerita Korban |
![]() |
---|
Imbas BBM Langka, Setengah Pegawai SPBU Shell Mangunjaya Tambun Bekasi Terancam PHK Bulan Depan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.