Teror Bom

Polisi Duga Pelaku Teror Bom Tiga Sekolah Internasional di Tangsel dan Jakut Adalah Orang yang Sama

Polisi mengimbau pelaku teror bom untuk menghentikan aksinya lantaran dianggap mengganggu ketertiban umum dan meresahkan

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
Istimewa
TEROR BOM –-- Petugas kepolisian dan Tim Gegana menyisir area North Jakarta Intercultural School (NJIS), Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Selasa (7/10/2025) malam. Ancaman bom diterima lewat pesan singkat ke nomor marketing sekolah. 

Pesan itu datang begitu saja, dingin dan mengancam. Pagi yang seharusnya tenang, berubah jadi penuh kecemasan.

Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko mengungkapkan, ancaman itu diterima sekitar pukul 05.09 WIB oleh seorang staf marketing bernama Dewi. Nomor pengirim tercatat berasal dari luar negeri, +2349165620857.

“Pesan itu dikirim langsung ke nomor marketing sekolah NJIS. Isinya ancaman bom dan permintaan tebusan,” ujar Seto saat dikonfirmasi, Rabu (8/10/2025).

Isi pesan tersebut berbahasa Inggris. Dalam terjemahan bebas, isinya sangat menakutkan:

“Pesan untuk semua, kami punya bom di sekolahmu. Bomnya akan meledak dalam 45 menit. Jika kamu tidak setuju, bayar 30.000 dolar Amerika ke alamat Bitcoin kami di bawah ini.”

Pesan itu bahkan menambahkan peringatan keras:

“Jika kamu tidak mengirim uangnya, kami akan segera meledakkan bomnya. Hubungi polisi, kami akan meledakkan bomnya di tempat.”

 
Gegana bergerak

Sekitar pukul 21.30 WIB, Manajer Operasional Sekolah, Tio, langsung menghubungi Koordinator Lapangan Sekuriti, Deden. Keduanya segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

“Selanjutnya saudara Deden mendatangi Mako Polsek Kelapa Gading untuk melaporkan peristiwa tersebut,” jelas Seto.

Tak ingin mengambil risiko, aparat kepolisian bersama Tim Gegana Polda Metro Jaya segera menyisir seluruh area sekolah. Petugas dengan rompi pelindung dan anjing pelacak menyisir halaman depan, ruang kelas, hingga area parkir.

Beberapa orang tua murid yang mendengar kabar ini memilih menjemput anaknya lebih awal. “Kami panik, tapi juga percaya polisi bergerak cepat,” kata salah satu orang tua murid yang enggan disebut namanya.

Kasus NJIS ini bukan yang pertama. Sebelumnya, dua sekolah internasional di Tangerang Selatan juga menerima ancaman serupa. Modusnya pun sama, SMS ancaman bom disertai permintaan tebusan senilai 30.000 dolar Amerika atau sekitar Rp 497 juta.

Polisi menduga ada pola terorganisir dalam kasus teror ini. Tim siber pun ikut dilibatkan untuk melacak sumber pesan.

“Kami masih menyelidiki. Untuk sementara, situasi di lokasi sudah aman. Tidak ada temuan benda mencurigakan,” kata Seto.

Sumber: Wartakota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved