Kanker Payudara
Pandemi Virus Corona Perlambat Program Penurunan Kematian Akibat Kanker Payudara
Pandemi virus corona membuat banyak program terganggu, salah satunya program penurunan kanker payudara.
Penulis: Lilis Setyaningsih | Editor: Valentino Verry
“Dengan mengikutsertakan profesi, bisa menjadi perluasan wawasan sehingga dokter spesialis tidak terfokus pada satu bidangnya saja," katanya.
"Penanganan pasien kanker payudara stadium lanjut harus multidisiplin dengan mengedepankan komunikasi yang efektif antara pasien dan dokter," lanjutnya.
Baca juga: Polisi Selidiki Pria Bersorban Diduga Jadi Peneror Bom Palsu di Kampung Tanah Garapan Caman Bekasi
"Saat ini paradigma pengobatan berubah, di mana pasien berhak mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya,” jelasnya.
Ketua YKPI Linda Agum Gumelar menekankan perlunya rangkaian program yang berkesinambungan, dimulai dari kebijakan, pelaksanaan di tingkat Fasilitas Kesehatan Primer hingga Tersier dan tenaga profesi kedokteran agar upaya penurunan kanker payudara stadium lanjut dapat terlaksana dan memberikan hasil yang nyata.
"Kerjasama internasional, regional, dan tingkat nasional merupakan penguatan bersama untuk memerangi kanker payudara," tutur Linda.
SEABCS ke-5 tahun 2021 digelar secara virtual di Indonesia pada 31 Juli 2021- 1 Agustus 2021 lalu.
Acara ini mengusung tema “Putting Patients at the Heart of Breast Cancer Control,” atau “mengutamakan kepentingan pasien dalam penanganan pengendalian kanker payudara”.
Diikuti oleh 1.248 peserta yang didominasi oleh penyintas kanker payudara dan pendamping, komunitas kanker payudara, dokter, serta tenaga medis dari berbagai negara.
SEABCS keenam akan diselenggarakan pada tahun 2022 di Filipina.