Covid19

Virus Corona Varian Baru Mu Berkonstelasi Mutasi Hingga Meresistensi Vaksin Covid-19 dan Obat-obatan

WHO melakukan pengawasan ketat terhadap varian baru virus corona Mu yang pertama kali ditemukan di Kolombia.

Editor: Panji Baskhara
Shutterstock/Orpheus FX via Kompas.com
Foto ilustrasi: WHO melakukan pengawasan ketat terhadap varian baru virus corona Mu yang pertama kali ditemukan di Kolombia. 

Penyebaran virus varian Delta yang sangat masif pada Juli 2021 lalu membuat Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, prihatinan terhadap kondisi perdagangan masyarakat Indonesia. 

Semestinya, Indonesia menerima banyak order (pesanan) ekspor barang. Namun gelombang pandemi kedua membuat semua harapan tersebut tertunda. 

"Tentu prihatin sekali, karena sebenarnya saat itu semua indikator (perekonomian--red) sudah membaik."

"Apa yang terjadi perang dagang Cina dan Amerika Serikat saat ini kita sedang dapat order yang luar biasa, pembeli luar negeri percaya kepada Indonesia"

"Karena kita bisa berproduksi dan menghasilkan produksi yang bagus," tutur Lutfi dalam acara Talkshow Nasional bertajuk "Indonesia Sehat, Ekonomi Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19" bersamaan peluncuran dua portal baru Tribun Network yakni TribunBekasi.com dan TribunTangerang.com, Jumat (27/8/2021) siang.

Dijelaskan Lutfi, dari 4.000 pegawai perdagangan, 10 persennya terpapar Covid-19 varian delta.

Penyebaran virus Covid-19 varian Delta kata Lutfi sangat mengganggu sekali sebab penularannya sangat masif.

"Jadi tentunya sangat terganggu," ucapnya.

Dikatakan Lutfi, saat dirinya selalu menemui dan berbicara kepada seluruh asosiasi perdagangan ekspor baik di bidang furnitur, garment, dan tekstil.

Selain itu juga perwakilan dari perbankan dan juga lembaga ekspor indonesia, semua berkumpul untuk mencari  terobosan baru agar bisa mengeksekusi orderan atau permintaan yang berlimpah dari pihak luar negeri.

Saat ini kata Lutfi, challenge (tantangan) masyarakat Indonesia adalah bagaimana bisa hidup berdampingan dengan kondisi pandemi Covid-19 ini.

"Rumusannya tanpa putusnya mata rantai penyebaran Covid-19 ini maka akan sulit perekonomian berjalan," tuturnya.

Dijelaskan Lutfi, perekonomian Indonesia saat ini sudah mulai bertumbuh lagi.

Konsumsi masyarakat Indonesia pada kwartal 2020/2021 angkanya 5,6 persen, sekarang tahun 2021/202 sebesar 5,3 persen.

Pertumbuhan di sektor perdagangan sendiri sebesar 94 persen, dan industri pengolahan 69 persen.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved