Wawancara Eksklusif
Andreas Adi Siswa: Jojo Enggak Punya Bakat, Makanya Harus Kerja Keras
Pada waktu itu, orangtua saya berpikir bahwa jadi atlet tidak menjamin dalam kehidupan, saya benar-benar tidak boleh jadi atlet.
Penulis: Muhamad Fajar Riyandanu | Editor: Dedy
Saya dulu pernah lihat dari zaman saya masih remaja dulu ada yang namanya Gerald Item (legenda dunia renang Indonesia).Dia itu bintang Indonesia di Asia Tenggara.
Kalau dia renang tiap gelaran SEA Games, dia bisa tiga atau empat medali emas, mengibarkan bendera Merah Putih dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya.
Itu tekanan buat diri saya, saya harus bisa seperti itu. Nah itu yang saya harapkan. Untuk bisa seperti itu saya harus bagaimana? Ya saya harus jadi atlet. Saya ada talenta sedikit lah, saya pernah basket dan sepak bola.
Tahun 1981, saya pernah jadi pemain sepak bola U-15 (anak di bawah usia 15 tahun) yang berlaga Lion City Singapura. Nah setelah saya pulang, harusnya bisa kontinu latihan bola, masuk sekolah bola. Karena memang orangtua enggak mendukung, jadi di situ rasa kegagalan saya.
Pada waktu itu, orangtua saya berpikir bahwa jadi atlet tidak menjamin dalam kehidupan, saya benar-benar tidak boleh jadi atlet.
Di situlah rasa kekecewaan saya, saya merasa gagal. Setelah saya berkeluarga, ketika saya punya anak, saya jadikan atlet, itu yang memang menjadi harapan saya.
Latar belakang bapak kan pemain sepak bola, mengapa tidak mengarahkan Jonatan ke olahraga tersebut?
Iya sebenarnya dulu Jonatan kecil, itu ambilnya sepak bola. Dulu ada namanya almarhum Bung Ronny Pattinasarani dia kan klub ASIOP Senayan. Saya pernah bawa Jonatan pas kecil ke situ, dilihat nih sama almarhum. Kata beliau,
"Anak kamu energik, boleh nih nanti ajak bawa ke sini". Jonatan senang, dia mau tapi waktu itu belum gabung ke ASIOP ya, baru main saja sembari lihat-lihat. Bung Ronny bilang Jojo nanti gabung ke ASIOP kira-kira umur kelas 2-3 SD saja, kalau masih kecil belum perlu. Tapi ternyata dalam perjalanan bisa lari ke bulu tangkis.
Di bulu tangkis, kalau saya lihat memang Jonatan kurang ya. Enggak ada talenta yang spesial.
Mungkin kalau Taufik Hidayat kan dari kecil punya tangan yang bagus, istimewa. Nah kalau Jonatan ini biasa saja, jadi ya harus kerja keras, untuk bersaing.
Caranya apa? Ya dari kecil harus dilatih fisiknya, kakinya harus lebih cepat dari teman-temannya, karena untuk mengimbangi bakat dari para pesaingnya.
Kalau saya lihat Anthony Ginting tangannya bagus, Jonatan ya kita buat latihannya lebih. Jadi punya karakter, yaitu stamina, daya tahan.
Itulah makanya dia sekarang bermain dengan daya tahan, kontrol, tipenya gim reli, kontrol. Dan itu harus dijaga, kalau enggak nanti akan jadi bumerang buat dia.
Jonatan ini dikenal sering terlibat kegiatan sosial. Seperti apa kisahnya?