Wawancara Eksklusif
Andreas Adi Siswa: Jojo Enggak Punya Bakat, Makanya Harus Kerja Keras
Pada waktu itu, orangtua saya berpikir bahwa jadi atlet tidak menjamin dalam kehidupan, saya benar-benar tidak boleh jadi atlet.
Penulis: Muhamad Fajar Riyandanu | Editor: Dedy
Kalau olimpiade pemain top pun belum tentu, ketegangannya ada. Beda sama individu, pertandingan biasa.
Ini olimpiade bawa nama negara, enggak gampang. Siapa yang siap, siapa yang fokus, siapa yang Tuhan berkati. Jangan takut Jo, latihan dari sekarang.
Kalau boleh tahu, pemasukan Jojo sebagai pemain bulu tangkis itu berapa?
Ya mungkin bukan rahasia umum ya. Bisa dilihat nilai uang hadiah (sebuah kejuaraan). Salah satu contoh hadiah All England? Tinggal kita hitung saja, berapa kali ini dapat juara. Dikalikan saja. Saya rasa setiap tahun juga ada tuh data-data penghasilan Jonatan, penghasilan Kevin (Sanjaya Sukamuljo).
Tapi yang orang lain enggak tahu kan kontraknya. Kontraknya itu mungkin pribadi dengan sponsornya masing-masing.
Untuk anak-anak yang ingin menjadi atlet bulu tangkis yah pastinya harus semangat, karena apa? Karena hadiahnya cukup lumayan dan kontraknya kalau prestasinya bagus pasti nilainya akan tinggi.
Semua dari prestasi ya, dari peringkat. Biasanya peringkat 1 sampai 5 itu berapa, 5 sampai 10 itu berapa. Tapi yang pasti cukup lah buat masa depan atlet.
Terakhir, apa tanggapan bapak perihal bendera Merah Putih yang tidak bisa berkibar saat Indonesia menjuarai Piala Thomas?
Pertama memang sangat disayangkan ya, dalam kesempatan emas, langka, kita bisa juara di Thomas Cup yang sudah 19 tahun (enggak pernah juara). Kalau boleh dibilang ada kelalaian di sini.
Sangat disayangkan sekali, bahwa kelalaian itu yang mengakibatkan kita enggak bisa mengibarkan bendera Merah Putih.
Yang pasti sebagai warga negara apalagi orangtua yang ingin anaknya jadi atlet, pengin lihat bendera Merah Putih naik, pasti kecewa.
Tujuan saya bawa Jonatan kecil itu jadi altet ya itu, mengibarkan bendera Merah Putih terus Indonesia Raya berkumandang. Itu saya bisa nangis pada saat itu terjadi.
Ya tapi memang namanya ada kesalahan apa boleh buat. Ya itulah yang sangat disayangkan.
Nah kita berharap kepada Bapak Menpora atau jajarannya yang berwenang di situ kami mohon agar hal ini jangan terulang lagi karena ini sangat merugikan. Kami mohon agar hal ini segera diperbaiki. (m29/eko)