Berita Daerah
Ariza Ungkap Alasan Terkait Hibah Rp 486 Juta ke Yayasan yang Dipimpin Ayahnya
Wagub DKI Ahmad Riza Patria sedikit 'kesandung' oleh kasus dana hibah ke yayasan yang dipimpin ayahnya. Dia pun ungkap alasannya.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Valentino Verry
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria buka suara terkait dana hibah Rp 486 juta yang dialokasikan untuk Yayasan Pondok Karya Pembangunan (PKP).
Adapaun diketahui, yayasan tersebut diketuai oleh ayah Ariza Patria yakni, Amidhan Shaberah.
Baca juga: Naik Sehari, Harga Emas Batangan Antam Hari Ini Turun Jadi Rp 953.000 per Gram
Orang nomor dua di Ibu Kota ini mengatakan bahwa PKP bukan milik pribadi. Melainkan, kata dia, yayasan tersebut milik Pemprov DKI Jakarta.
"Jadi, PKP bukan yayasan milik pribadi, bukan yayasan keluarga. Dulu PKP didirikan oleh Kementerian Agama dan Gubernur DKI Bang Ali Sadikin. Sampai hari ini aset PKP milik Pemprov, gitu ya," ucap Ariza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (18/11/21) malam.
Lanjutnya, dirinya menjelaskan, saat itu Ali Sadikin sudah berpikir jauh dengan membentuk yayasan tersebut pada 1976.
Baca juga: Generasi Muda Ormas MKGR Siap Menangkan Airlangga di Pilpres 2024
Sehingga sampai hari ini, kurang lebih ada 2.200 siswa tingkat SD, SMP, SMA, Madrasah Aliyah (MA) sampai STIKes yang bernaung di bawah yayasan tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa ayahnya sendiri baru lima tahun menjabat sebagai ketua di yayasan PKP.
"Ayah saya baru lima tahun jadi ketua yayasan itu, menggantikan Pak AM Fatwa yang meninggal," ungkapnya.
Baca juga: Belasan Rumah Petak di Pemukiman Padat Pasar Minggu Hangus Terbakar
Politikus partai Gerindra ini juga mengatakan, Yayasan PKP telah mendapatkan bantuan sejak didirikan mendiang Gubernur Ali Sadikin.
Namun, waktu itu bentuknya bukan berupa dana. Tetapi, dana diberikan kali ini untuk membantu kebutuhan pangan para santri di yayasan tersebut.
"Ada GOR di sana, zaman Pak Ahok sudah dibantu. Ada asrama dua, dibangun zaman Pak Ahok, zaman Anies juga diresmikan asramanya," ujarnya.
"Sekarang tinggal mempersiapkan bantuan. Sehingga dana hibah Rp 486 juta bukan untuk yayasan. Dana ini adalah biaya untuk makan siswa santri," jelas Ariza.
Baca juga: Melalui BSI Mobile, Daftar Haji Kini Tak Lagi Ribet
Ariza menjelaskan, yayasan ingin menyiapkan pesantren bagi santri yatim piatu dan kaum dhuafa.
Ia menilai dana itu sangat kecil jika melihat jumlah santri.
"Cuma untuk makan, satu kali makan Rp 10.000 dikali tiga, jadi Rp 30.000, dikali 30 hari sebulan dikali enam bulan dikalikan 90 orang jadi Rp 486 juta," ungkapnya.