Covid19
Puncak Virus Corona Varian Omicron di Masa Pandemi Covid-19, Diprediksi Ada Covid-19 Varian Baru?
Seluruh wilayah di sejumlah negara dilanda pandemi Covid-19 diketahui selama lebih dari dua tahun. Akankah ada varian baru Covid-19.
TRIBUNBEKASI.COM - Hingga saat ini gelombang pandemi Covid-19 telah mendera hampir seluruh negara di dunia.
Diketahui, seluruh wilayah di sejumlah negara dilanda pandemi Covid-19 diketahui selama lebih dari dua tahun.
Virus corona dengan berbagai varian telah membuat jutaan orang menjadi korban meninggal dunia.
Virus corona varian delta yang datang pada sekitar pertengahan 2021 lalu menjadi varian yang mematikan.
Baca juga: Pasien yang Meninggal Dunia Akibat Terpapar Covid-19 Varian Omicron Ternyata Warga Jakarta Selatan
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Tertinggi di Wilayah Jabodetabek, Wakil Gubernur DKI Jakarta: Interaksi Tinggi
Baca juga: Begini Ungkapan Rasa Penyesalan Rachel Vennya Kabur Karantina Covid-19 Setelah Bepergian Luar Negeri
Setelah Delta mereda, kini muncul varian baru lagi yaitu omicron, yang sangat cepat menular, namun serangannya dipercaya tidak sefatal Delta.
Lantas bagaimana prediksi pada 2022 ini?
Para ahli di Amerika Serikat prediksi, bahwa setelah terjadinya gelombang infeksi omicron, di tahun 2022 ini, Covid-19 mungkin tidak lagi semengerikan sebelumnya.
"Saya pikir jika kita melakukannya (pengendalian virus) dengan benar, di tahun 2022 Covid mungkin tidak begitu mendominasi," ujar mantan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Dr Tom Frieden.
Di sisi lain, ahli epidemiologi sekaligus spesialis penyakit menular di Stanford Medicine Dr Yvonne Maldonado bersama para ahli di lembaga federal, akademisi, serta pemimpin kesehatan masyarakat telah meneliti apa yang akan terjadi selama pandemi Covid-19 di tahun ini.
Maldonado mengungkapkan, bahwa timnya masih belum mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi, lantaran kemunculan varian omicron yang sangat cepat menular.
"Tak satu pun dari kami yang benar-benar bisa mengantisipasi omicron," kata Maldonado seperti dilansir dari CNN, Minggu (23/1/2022).
Gelombang omicron, dikatakan ahli tampaknya sudah mencapai puncaknya di beberapa wilayah di AS, meski masih meningkat di daerah lain seperti Georgia di mana tenaga medis mulai kewalahan dengan pasien yang dirawat.
Misalnya, data dari Johns Hopkins University menunjukkan kasus Covid-19 di Amerika Serikat turun setidaknya 10 persen pada Kamis (20/1/2022), dibandingkan dengan pekan lalu di 14 negara bagian, sedangkan kasus infeksi naik setidaknya 10 persen di 26 negara bagian lainnya selama lonjakan omicron.
Para ahli penyakit menular pun telah melihat adanya harapan ketika mengamati data dari Afrika Selatan.
Kendati sejak ditemukannya omicron di Afrika Selatan kasus infeksinya naik tajam, tetapi kasus ini juga turun dengan cepat.