Berita Karawang

Baru Tahu Ada Potensi Timun Suri di Perum Karawang Baru, Dinas Pertanian Siap Berikan Pembinaan

kebutuhan timun suri saat puasa ini terbilang tinggi. Maka dari itu pengembangan hasil panen petani timun suri di Karawang sangat penting.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menyebut baru mengetahui adanya potensi timun suri di kawasan Perum Karawang Baru, Desa Karanganyar, Kecamatan Klari. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menyebut baru mengetahui adanya potensi timun suri di kawasan Perum Karawang Baru, Desa Karanganyar, Kecamatan Klari.

Atas hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Pertanian Karawang, Hanafi Chaniago akan mendatangi lokasi itu dan memberikan bantuan berupa pembinaan.

"Oh besar ya, terima kasih informasinya. nanti kita akan bina, baik pasarnya maupun pengembangan potensinya itu," katanya kepada TribunBekasi.com di Aula Husni Hamid Komplek Pemda Karawang, pada Selasa (5/4/2022).

Dia menerangkan, kebutuhan timun suri saat puasa ini terbilang tinggi. Maka dari itu pengembangan hasil panen petani timun suri di Karawang sangat penting.

Baca juga: Sentra Timun Suri di Desa Karanganyar Karawang, Bertani di Sekitar Kota Mati

Baca juga: Anda Doyan Makan Ketimun? Ini Tujuh Khasiat Ketimun bagi Kesehatan

Dengan harapan agar dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat Karawang.

"Sehingga tidak perlu kiriman dari daerah lain, tapi dari petani Karawang bisa memenuhi semuanya," jelas dia.

Kata Hanafi, Dinas Petanian Karawang juga akan berupaya agar para petani timun suri penghasilannya tidak satu tahun sekali saat bulan Ramadan saja.

Akan tetapi bisa sepanjang waktu hasil panennya dapat dijual menghasilkan pendapatan.

BERITA VIDEO : PERUM KARAWANG BARU JADI PUSAT PETANI TIMUN SURI

"Kita coba akan jadi tanaman tiap tahunnya, agar tidak hanya saat musim puasa saja. Kalau bisa diolah nanti kita olah, kita cari informasi supaya timun suri jadi produk unggulan Karawang juga," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Timun suri hasil petani di Kawasan Perum Karawang Baru, Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat memiliki kualitas yang baik.

Bahkan tak tanggung-tanggung dalam musim panen menjelang puasa ini dapat menghasilkan 1.000 ton timun suri.

Akan tetapi, potensi itu tidak mendapatkan perhatian pemerintah.

"Iya bener pak, saya saja sekali musim panen 100 ton. Total di sini ada 600 petani, ya sekali musim panen bisa 1.000 ton ada," kata Ujang (50) salah seorang petani di lokasi Perum Karawang Baru.

Ujang menerangkan, tak hanya dapat menghasilkan timun suri yang cukup banyak dalam sekali musim panen. Juga kualitas timun surinya berkualitas.

Berbeda dengan timun suri di daerah lain, timun suri Perum Karawang Baru ini tetap keras ketika buahnya sudag matang.

Tidak seperti kebanyakan timun suri lainnya yang lembek dan berair ketika kondisi matang.

Selain itu, wanginya harum dan tetap manis rasanya tidak terlalu hambar.

"Memang pada umumnya timun suri itu suka lembek atau berair dagingnya kalau pas matang. Tapi timun suri di sini mah engga tetap keras, harum dan juga engga terlalu hambar," ungkap dia.

Namun, Ujang mengeluhkan tidak adanya perhatian dari pemerintah. Baik itu pembinaan para petani, bantuan traktor, bibit, pupuk apalagi permodalan.

Padahal, Ujang menilai jika ini mendapatkan sentuhan pemerintah. Diyakini Perum Karawang Baru bakal menjadi pusat timun suri bukan hanya di Karawang, tapi di Jawa Barat.

Apalagi kawasan ini sangat subur dan memiliki kualitas tanah yang bagus untuk bercocok tanam termasuk timun suri.

"Tapi ya itu engga ada bantuan apapun, boro-boro bantuan datang ke sini ngelihat aja engga," ungkap dia.

Menurut, jika ada perhatian pemerintah potensi timun suri ini bisa dimanfaatkan tak hanya satu tahun sekali ketika bulan puasa.

Akan tetapi satu tahun bisa sampai 5 kali, sebab timun suri ini sangat cepat kurang 2 bulan juga sudah bisa panen.

"Kan infonya timun suri ini bisa menjadi bahan baku sabun colek, nah itu bisa saja dikembangkan.Sekarang ini kita makan atau bisa kebeli baju atau barang ya pas mau puasa saja, diluar itu paling buat makan aja itu juga ya serabutan aja kerjanya," katanya.

Abah Iyom (55) petani timun suri Perum Karawang Baru juga mengeluhkan hal serupa.

Tidak adanya perhatian dari pemerintah daerah, padahal ada potensi besar timun suri di wilayah ini.

"Teu aya pisan (tidak ada sama sekali) bantuan tuh," katanya.

Dia sudah 6 tahun menjadi petani timun suri sekaligus penjul. Usai dipetik, timun suri itu dikumpulkan dan dijula kepada para pedagang timun suri dipinggir-pinggir jalan.

"Engga ada bantuan pemasaran sosialiasi, ya kita di sini sedatangnya saja sama dari mulut ke mulut sampai mulai terkenal sekarang ini," katanya.

Diketahui, Perum Karawang Baru ini dulunya adalah lahan kebun karet milik PTPN dengan luas sekira 1.200 hektare.

Akan tetapi karena bangkrut, sejak tahun 1993 dipugar menjadi milik empat perusahaan itu milik keluarga cendana yakni PT Hutomo Mandala Putra, PT Graha Jati Indah, PT Adiyesta Cipta Tama, dan PT Sentra Bumilokatama.

Tapi, pada 1998 saat Orde Baru tumbang, pengelolaan perumahan mengalami permasalahaan terutama terkait pembayaran pajak sehingga pada 2015 hak guna bangunan dan hak guna usahanya tidak diperpanjang pemerintah

Lokasi Perum Karawang Baru itu akhirnya ditinggalkan developer dan penghuninya. Dan kini dikenal sebagai 'Kota Mati'.  
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved