Berita Karawang

Wabup Karawang Tegaskan Pemkab Bakal Pertahankan Lahan Pertanian Meski Ada Proyek TOD Kereta Cepat

Dijelaskan Aep, penggunaan lahan pertanian itu harus diminimalkan dan pemanfaatannya harus dimaksimalkan.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Ilustrasi Lahan Pertanian ---Lahan pertanian di Karawang akan tetap dipertahankan meskipun adanya pembangunan kawasan transit oriented development (TOD) kereta cepat. 

Pantauan TribunBekasi.com, lahan pertanian timur suri itu berada dipinggir atau disekeliling lahan Perum Karawang Baru atau dikenal 'Kota Mati Tommy Soeharto'

Terlihat disepanjang jalan menuju ke area Perum Karawang Baru banyak penjual timun suri di lapak-lapak.

Petani timun suri di Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, dekat Perum Karawang Baru, membutuhkan perhatian Pemerintah Daerah, untuk mengembangkan potensi pertanian di desa mereka.
Petani timun suri di Desa Karanganyar, Kecamatan Klari, dekat Perum Karawang Baru, membutuhkan perhatian Pemerintah Daerah, untuk mengembangkan potensi pertanian di desa mereka. (Tribun Bekasi/Muhammad Azzam)

Pedagang itu tak hanya menjual satuan, juga menjual kiloan untuk dijual kembali.

Lebih masuk ke dalam, sejumlah petani sedang memanen timun suri dan dibawa dikumpulkan di satu tempat untuk dijual ke pedagang timun suri baik di wilayah Karawang maupun luar Karawang.

Tokoh Masyarakat setempat, Dodon Albantani mengatakan wilayahnya memiliki potensi timun suri. Selain tiap musim panen dapat menghasilkan 1.000 ton, juga timun surinya kualitasnya baik dibandingkan daerah lain.

“Perum Karawang Baru ini juga terkenal hasil timun surinya, kalau dihitung itu bisa hasilkan 1.000 ton sekali panen. Kualitasnya juga baik, walaupun pecah tapi tetap keras engga berair," ujarnya.

Direktur Kesekretariatan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Pelindung Lingkungan Hidup Indonesia (KPLHI) itu juga menyebut timun suri ini hanya panen satu tahun sekali sat menjelang puasa saja.

Hal itu lantaran, permintaan pembelinya lebih banyaknya saat puasa saja.

“Sekarang lagi panen, diperkirakan setiap hari itu bisa sekitar 25 ton hingga 50 ton lebih selama 20 hari masa panen. Kalau dihitung sekali musim panen itu bisa sampai 1.000 ton," ungkap dia.

Sementara itu, Ujang (50) salah satu petani timun suri di Perum Karawang Baru mengatakan, dirinya tiapkali musim panen satu tahun sekali menghasilkan 100 ton.

"Saya bisa 100 ton, tapi kalau keselurahan bisa sampai 1.000 ton mah. Karena di sini ada kurang lebih 600 petani timun suri," katanya.

Untuk penjualannya sudah memiliki langganan sendiri, terutama dari pedagang timur suri di Karawang.

"Ya lumayan potensi timun suri di sini, banyak pedagang datang buat dijual lagi kebanyakan dari Karawang, ada juga dari Bekasi atau Purwakarta," katanya.

Untuk harga sendiri, timun suri dihargai dari 2.500 hingga 3.500. Harga itu jauh lebih murah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang laku dijual mencapai Rp 4.000 hingga Rp 5.000.

“Dari harga petani itu dari 2.500, 3.000 dan sampai 3.500 tergantung negonya dengan petaninya. Tapi kalau dulu itu bisa dijual Rp 4.000-5.000," jelas dia.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved