Berita Bekasi
Pascapemulangan Para Santri Khilafatul Muslimin, Ponpes Wajib Pasang Atribut Negara
Pihak kecamatan akan melakukan pembinaan kepada para pengurus Pondok Pesantren serta memita untuk memasang atribut negara di Ponpes tersebut.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN — Camat Bekasi Selatan, Karya Sukmajaya menyampaikan akan meminta kepada pengurus Pondok Pesantren Ukhuwah Islamiyah Khilafatul Muslimin untuk mengubah nama, menyusul penolakan yang terus terjadi.
Hal ini juga telah disampaikan Karya Sukmajaya saat melakukan pertemuan dengan para pengurus Ponpes Ukhuwah Islamiyah dan juga beberapa warga setempat. Penolakan warga ini lantaran ponpes tersebut berafiliasi dengan Khilafatul Muslimin yang menganut ideologi khilafah.
"Nanti simbol-simbol juga akan dicopot dan untuk diminta merubah nama. Selain itu nanti kita minta untuk memasang atribut negara ya," kata Karya Sukmajaya, Jumat (17/6/2022).
Kelompok Khilafatul Muslimin sendiri tengah menjadi perbincangan terkait ideologi khilafah, bahkan organisasi agama itu juga tidak memasang simbol-simbol negara.
Hal ini lah yang juga menjadi pertanyaan beberapa warga di Pekayon, Bekasi Selatan saat digelar pertemuan baru-baru ini.
Baca juga: Santri Ponpes Khilafatul Muslimin di Pekayon Bekasi Dipulangkan, Ponpes akan Urus Legalitas
Baca juga: Minyak Goreng Kemasan Jadi Pilihan, Disperindag Kota Bekasi Tunggu Juknis Penghapusan Migor Curah
Dari hasil pertemuan yang terjadi, pada akhirnya pihak Ponpes Khilafatul Muslimin Bekasi pun memilih untuk memulangkan ratusan santri dari beberapa wilayah untuk dipulangkan ke daerah asalnya.
Pemulangan ini dilakukan secara bertahap sejak Kamis (16/6/2022) malam.
Karya Sukmajaya juga menyampaikan setelah ini, pihaknya juga akan melakukan pembinaan kepada para pengurus Pondok Pesantren serta memita untuk memasang atribut negara di Ponpes tersebut.
"Kami akan melakukan pembinaan, bukannya hanya tanggung jawab kecamatan saja namun tanggung jawab bersama. Kami juga minta pemasangan bendera merah putih disana," katanya.
Terkait tidak memasang atribut negara di Pondok Pesantren itu, Amir Khilafatul Muslimin Bekasi Raya, Abu Salma buka suara.
Baca juga: Perusahaan Pembuang Limbah di Cikarang Barat Langgar Enam Aturan Pencemaran Lingkungan
Baca juga: Bawaslu Ingatkan Masyarakat Agar Siapkan Administrasi Daftar Pemilih Tetap
Menurut dia, hal itu dilakukan sebagai bentuk netralitas kala merekrut orang-orang terafiliasi terorisme.
Hal ini nantinya memudahkan pihaknya untuk melakukan deradikalisasi.
"Tapi kalau mereka (orang terafiliasi terorisme) melihat kita seperti bermain politik mereka sulit kita rekrut. Sebenarnya intinya miss komunikasi di sana, padahal kita cinta NKRI," kata Abu Salma.
Menurut Abu, jika Khilafatul Muslimin sendiri selalu mendukung penuh program pemerintah. Bahkan pihaknya pun mengaku tak pernah memprotes kebijakan hingga berujung gerakan demo.
"Kita kan cinta Presiden makanya kita nggak usah demo, Presiden menetapkan keputusan apa saja kita ikutin, mau naik minyak, bensin atau segala macam, selama kita beli, beli saja sudah," ucapnya.