Berita Nasional
Dukung Budaya Lokal Desa Buwun Sejati, Sandiaga Berikan Speaker Portable ke Dalang Cilik Zahria
Bantuan diberikan karena dalang cilik Zahria mengalami kendala dalam berkarya, salah satunya kendala perangkat pendukung yang belum memadai.
Untuk diketahui, Desa Buwun Sejati memiliki potensi alam dan budaya beragam. Buwun Sejati memiliki letak yang strategis.
Baca juga: Cerita Giska Oktavia Ardana, Pelari 17 Tahun Asal Surabaya, Pemenang 4 Kategori 10 Kilometer Wanita
Baca juga: Tabrakan di Tol Cipularang Libatkan 17 Mobil Hingga 26 Orang Terluka, Polisi: Masih Kami Selidiki
Berada di pinggir hutan membuat desa tersebut kaya sumber air yang dijadikan obyek wisata.
Wisata alam Aik Nyet dengan hutan Mahoni dan juga terdapat pemandian alam yang airnya bersumber dari mata air alami.
Selain itu, desa tersebut memiliki wisata alam air terjun Tibu Atas.
Sementara di sektor seni dan budaya, Desa Buwun Sejati dikenal dengan keberagamannya.
Perpaduan budaya Sasak dan ajaran agama Hindu menjadi harmonisasi budaya yang indah, diantaranya, Sanggar Jatisware yang merupakan satu-satunya sanggar seni yang mengajarkan anak-anak sejak dini menjadi dalang profesional.
Baca juga: Tabrakan Beruntun di KM 92 Tol Cipularang Libatkan 17 Kendaraan, 4 Luka Berat 22 Luka Ringan
Baca juga: Pemprov Jawa Barat akan Gelar Operasi Pasar Khusus Bumbu
Ada pula Kesenian Baleganjur. Itu adalah salah satu ensamble gamelan Bali.
Kemudian Rindik yang merupakan salah satu alat musik tradisional Bali dan telah menjadi ciri khas budaya Bali dan dikembangkan oleh masyarakat Hindu desa Buwun Sejati.
Desa tersebut juga memiliki kekayaan kuliner hingga kriya yang dapat menjadi oleh-oleh bagi para wisatawan, seperti, Sate Bulayak, Gula Semut, Madu Trigona, Kopi Aik Nyet, kain tenun khas Desa Buwun Sejati, Dulang Kayu, dan anyaman Ketak.
Bicara homestay, pelancong disediakan tiga rumah singgah yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap.
Destinasi wisata di desa itu telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori, yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa.
Terkait upaya menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan guna mendukung keberlangsungan Desa Wisata Buwun Sejati, Sandi menegaskan bahwa Kemenparekraf bekerja sama dengan banyak komunitas.