Berita Daerah
Harap Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024, Ribuan Santri Gelar Gebyar Selawat dan Dzikir Bersama
Ribuan SDG Jawa Timur dukung Ganjar Pranowo menjadi Presiden 2024 dengan menggelar acara bertajuk 'Gebyar Selawat dan Dzikir Bersama'
TRIBUNBEKASI.COM - Sekitaran 1.000 orang hadir di acara 'Gebyar Selawat dan Dzikir Bersama' yang digelar Santri Dukung Ganjar (SDG) Jawa Timur.
Alunan selawat dan untaian zikir demi kemajuan dan kemakmuran Indonesia dipanjatkan ribuan santri, ulama, dan masyarakat Ponorogo.
Acara tersebut digelar di Yayasan Ribath Ahlil Al Quran Al Maliki, Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur, Senin (29/8/22).
Mereka berdoa agar Indonesia diberi pemimpin terbaik menuju Indonesia gemilang.
Baca juga: Gus Yusuf Hidayat Ungkap Sosok Menonjol Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Mata Masyarakat
Baca juga: Pemimpin Harus Konsisten, Ganjar Pranowo: Jabatan, Pangkat, Jangan Dikejar, Itu Amanah!
Baca juga: Alasan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Perintahkan Jajarannya Mulai Menggunakan Mobil Listrik
Tidak kurang dari 1.000 orang hadir dalam acara 'Gebyar Selawat dan Dzikir Bersama' yang diselenggarakan SDG Jawa Timur.
Mereka menginginkan Indonesia dipimpin figur nasionalis, punya rekam jejak yang baik, dan terbukti dekat dengan semua kalangan, termasuk kalangan santri.
Figur itu adalah Ganjar Pranowo, yang mereka diyakini akan membawa Indonesia ke kemajuan lahir dan batin.
"Malam ini kita mengadakan ikhtiar agar diberikan pemimpin terbaik bagi Indonesia. Alhamdulillah kami merasa memang yang cocok untuk jadi presiden adalah Pak Ganjar Pranowo," ujar Koordinator Wilayah SDG Jawa Timur, Huriyahi di lokasi.
Kata dia, Ganjar Pranowo sangat dicintai para santri dan ulama lantaran kualitas pribadi yang amanah, religius, adil dan berwibawa.
Selain itu, Ganjar juga peduli terhadap para santri dengan sejumlah programnya; antara lain enterpreneurship di kalangan santri guna mendorong kemandirian ekonomi pesantren dan masyarakat.
Tak hanya itu, kepedulian Ganjar Pranowo kepada pendidikan pesantren sangat menonjol dengan langkah konkret, dalam memperjuangkan penyusunan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang pesantren.
"Karena Pak Ganjar pemimpin yang mendorong moderasi beragama serta ekonomi santri lewat enterpreneurship,"
"Bagaimana santri bisa berwirausaha untuk kemandirian secara ekonomi serta kesejahteraan bangsa."
"Pengesahan Raperda juga sangat bagus demi mencapai pesantren berkualitas dan berdaya saing," jelasnya.
SDG Jawa Timur, lanjut Huriyahi, memiliki target agar nama Ganjar Pranowo semakin membumi melalui syiar dari santri, kiai, dan ulama.
Maka, aspirasi 'Ganjar Pranowo Presiden 2024' akan terus meluas ke seluruh pelosok Jawa Timur hingga Pilpres 2024 mendatang.
"Kami akan terus mengkonsolidasikan dukungan untuk Pak Ganjar Pranowo ke basis agama termasuk pesantren serta mendorong agar santri-santri ini menjadi wirausaha untuk mencapai kemandirian ekonomi," tegas Huriyahi.
Di lokasi yang sama, Pengasuh Yayasan Ribath Ahlil Quran Al Maliki, KH Adam Malik sebut, para ulama begitu cinta dengan sikap kepemimpinan Ganjar Pranowo yang sederhana, supel, jujur dan apa adanya.
"Itulah saya kira jiwa pemimpin yang kita harapkan memang seperti itu. Yang jelas beliau itu orangnya supel, dan apa adanya nampak kesederhanaannya dan itu yang disukai oleh para ulama dan masyarakat umum," kata Adam.
Di samping itu, dia mengapresiasi langkah konkret Ganjar Pranowo dalam memajukan pondok pesantren melalui sejumlah terobosan yang dilakukan, yakni pembuatan Raperda dan mendorong enterpreneurship santri.
Dirinya ingin, gebrakan itu juga dibawa sampai ke ranah nasional ketika Indonesia dinahkodai Ganjar Pranowo.
"Itu bagus sekali karena memang kiprah santri semenjak sebelum perjuangan hingga sekarang kiprah santri memang tidak boleh diabaikan, dan kita tak boleh menutup mata memang nyata tapi memang tidak pernah diekspos," tutupnya.
Hadir dalam acara Khatib Syuriah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Pengasuh Ponpes Tremas Pacitan, KH Luqman Harits Dimyathi, Koordinator Nasional SDG, Acep Amirudin beserta tim dan sejumlah ulama lain di Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur.
(TribunBekasi.com/BAS)