Berita Karawang
Hari Guru Nasional 2022, Ada Guru di Karawang Usia 62 Tahun Masih Mengajar dan Statusnya Honorer
Nandang Mulyana mengungkapkan, kesejahteraan guru masih menjadi pekerjaan rumah (PR). Terutama bagi para guru yang berstatus sebagai guru honorer.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Hari Guru Nasional 2022, masih ada guru di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang usia 62 tahun masih mengajar dan statusnya masih guru honorer.
Hal itu diungkapkan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang, Nandang Mulyana saat peringatan Hari Guru Nasional 2022 di Lapangan Karangpawitan pada Jumat (25/11/2022).
Nandang Mulyana mengungkapkan, kesejahteraan guru masih menjadi pekerjaan rumah (PR). Terutama bagi para guru yang masih berstatus sebagai guru honorer.
Di Karawang sendiri, sebetulnya Pemerintah Kabupaten Karawang terus melakukan upaya peningkatan kesejahteraan guru.
Seperti, di bawah kepemimpinan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana gaji guru honorer yang awalnya sekitar Rp 100 ribu. Sekarang ini sudah bisa mencapai Rp 1,2 jutaan.
Baca juga: Cek Harga Emas Batangan Antam di Bekasi, Jumat Ini Turun Seribu Rupiah Per Gram, Ini Detailnya
Baca juga: Aniaya 3 Bocah di Dalam Musala, Seorang Pria Jadi Tersangka
"Kemudian juga kesejahteraan guru PAUD juga pengawas lainnya. Ini bukti pemerintah daerah hadir, ya memang belum merasa puas karena kembali lagi ini kan menyangkut anggaran juga," ungkap dia.
Dia mengungkapkan, data terakhir yang dimilikinya di Karawang ada sebanyak 6.474 guru honorer.
Kemudian adanya penangkatan dari pemerintah pusat sebanyak 2.247.

"Masih tersisa guru honorer sekitar 4 ribuan, kami minta kepada pemerintah pusat untuk segera lah diangkat. Karena di Karawang sekarang ini banyak guru usia pensiun 60 tahun ada 62 tahun masih mengajar dan masih sebagai guru honorer statusnya," terang dia.
Untuk itu pada momen Hari Guru Nasional 2022, pihaknya bersama Bank BJB memberikan bantuan berupa uang tunai kepada para guru yang telah lama mengabdi atau mengajar.
Baca juga: Pasien Covid-19 Karawang Kembali Meningkat, Total 118 Kasus
Baca juga: Jadwal Layanan SIM Keliling Karawang, Jumat 25 November 2022, Simak Lokasi dan Persyaratannya
Nandang meminta agar para guru honorer khususnya yang sudah lama mengajar dan menjelang masa usia pensiun segera diangkat, baik itu sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"Harus dikasih jalur khusus lah, usia segitu udah engga perlu ikut tes. Ya pasti kalah sama yang baru-baru kan ya," tandasnya.
Penuntasan Kasus
Sebelumnya diberitakan, permintaan pengungkapkan kasus pembunuhan sadis terhadap guru di Karawang, Jawa Barat kembali disuarakan pada momen Hari Guru Nasional 2022 yang jatuh pada hari Jumat, 25 November 2022.
Sebab, peristiwa pembunuhan terhadap seorang guru di Karawang yang terjadi pada 14 tahun lalu hingga kini belum terungkap.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang, Nandang Mulyana menjelaskan, seorang guru bernama Sumarni warga Kampung Karangjati Kondang, Desa Karangjaya, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat diduga menjadi korban pembunuhan sadis.
Hingga sekarang pihak Kepolisian belum mengungkapkan pelaku yang tega menghabisi nyawa pahlawan bangsa tersebut.
"Sudah 10 tahun lebih, sudah ganti beberapa kapolres tapi kasusnya belum terungkap juga," kata Nandang Mulyana, saat ditemui di Lapangan Karangpawitan ketika gladi bersih Hari Guru Nasional pada Kamis (24/11/2022).
BERITA VIDEO: TEREKAM KAMERA CCTV, SEBELUM HABISI NYAWA ANAKNYA PELAKU PEMBUNUHAN DI DEPOK BERDOA SAMBIL MENANGIS
Nandang Mulyana menyebut Sumarni sudah lama menjadi guru di Karawang.
Terakhir Sumarni merupakan guru SD Negeri Karangjaya 4 Kecamatan Tirtamulya, Karawang.
"Pihak keluarga sudah seringa menanyakan kasus itu yang belum juga ditemukan pelakunya," ucapnya.
Baca juga: Komplotan Penjual Makanan dan Minuman Kedaluwarsa Diringkus Polisi
Baca juga: Akui BSU Sangat Bermanfaat, Pekerja Berharap Tahun Depan Ada Lagi dan Tepat Sasaran
Nandang Mulyana juga mengaku beberapa kali menanyakan soal pengungkapkan kasus tersebut ke sejumlah Kapolres, termasuk Kapolres yang menjabat sekarang ini.
Akan tetapi belum juga dapat terungkap kasus tersebut.
"Saya hitung sudah hampir 10 kapolres belum juga mengungkap guru yang dibunuh di Kecamatan Pedes. Kemarin juga sudah sampaikan ke kapolres sekarang agar dapat bisa diungkap kasus ini," beber dia.
Dia menambahkan, kasus kriminalitas terhadap guru sudah mulai jarang. Bahkan dalam hampir tiga tahun sekarang ini sudah tidak ada kejadian kriminalitas terhadap guru.
"Dalam hampir tiga tahun sudah tidak ada, ada sedikit-sedikit tapi dapat diselesaikan secara baik dan musyawarah tidak sampai jadi perhatian nasional. Terakhir saya berharap agar ini bisa terungkap siapa pembunuh guru ibu Sumarni ini," katanya.
Baca juga: Belanja Hijab Dunia Diproyeksi USD 313 Miliar, Sandiaga: Rebut Pasar, Jadi Juara di Negeri Sendiri
Baca juga: Pemkot Bekasi Siapkan Langkah Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19
Diberitakan sebelumnya, Sumarni binti Harjosuwarno (50), seorang guru sekolah dasar (SD), ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, di Kampung Karangjati Kondang, Desa Karangjaya, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat.
Dia ditemukan tewas pukul 08.10 WIB, Senin (21/1/2008).
Pada pukul 03.00 WIB sebelumnya, tetangga depan rumah korban, Cartem (35), sempat mendengar rintihan suara korban sebanyak dua kali. Namun saat itu dia menganggapnya biasa.
Pagi harinya, Siti Julaeha (39), rekan mengajar korban di SD Karangjaya 4, Karawang mengatakan, biasanya korban menghubungi dirinya melalui SMS sebelum berangkat sekolah.
Baca juga: Rizky Novyandi Achmad, Bapak yang Habisi Nyawa Anak Sendiri, Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana
Baca juga: Pemkab Karawang Canangkan Setiap Desa Punya Bank Sampah
"Tapi sampai pukul 08.00 WIB dia belum juga tiba di sekolah," ujar Julaeha. Bersama rekan guru yang lain, Julaeha pun berinisiatif mendatang rumah korban.
Setelah itulah Sumarni ditemukan korban berlumuran darah. Lehernya nyaris putus. Dua luka bacok terlihat di pipi kiri dan lengan kanan dia.
Menurut penuturan tetangga korban, Sumarni sudah lama tinggal seorang diri. Suaminya telah meninggal dunia beberapa tahun silam.