Wawancara Eksklusif

Sekjen Partai Kebangkitan Nusantara, Sri Mulyono: Diajari Anas Urbaningrum Tampil di Depan Publik

Jadi memang kami sudah bersahabat lama. Beliau itu inspirator atau pemimpin kami karena banyak sekali pelajaran yang diberikan.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang menjadi peserta Pemilu 2024 disiapkan sebagai kendaraan anyar untuk Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat. 

Konteksnya bukan diberi jabatan tapi terserah Mas Anas mau seperti apa karena memang ini partainya dia. Jadi memang partai ini dipersiapkan untuk Mas Anas karena dia bagaimana pun juga orang politik. Antara politik dengan Mas Anas itu ibarat ikan dan air. Kalau enggak ada air, ya akan mati ikan itu makanya kami siapkan partai. Hak politik Mas Anas memang dicabut selama lima tahun setelah bebas sampai tahun 2028. Hak politik yang dimaksud hak untuk dipilih, berati caleg (calon legislatif), capres (calon presiden) dan lainnya tidak boleh tapi kalau pimpin partai itu boleh.

Di partai lain, narapidana eks kasus korupsi akan membuat panas partai. Dia bakal cepat dibuang atau dicopot dari keanggotaan. Bagaimana dengan PKN?

Kami sebetulnya juga sudah survei bahwa bagaimana tanggapan masyarakat terhadap Mas Anas, sebagian besar itu mengatakan dikriminalisasi atau korban terzalimi. Kami akan buktikan itu nanti ketika Mas Anas keluar, kami sedang kumpulkan novum (bukti baru) yang sebenarnya dalam putusan PK (Peninjauan Kembali) Mas Anas itu sudah jelas, bahwa dia tidak ada bukti korupsi. Tapi yang terakhir Mas Anas dikatakan melanggar Pasal 11 UU Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) yaitu memberikan janji, dan atau menerima hadiah ketika menjabat sebagai anggota DPR RI. Seandainya benar tuduhan memberikan janji dan menerima hadiah maka setinggi-tingginya hanya dihukum 3,5 tahun, bukan 10 tahun atau 20 tahun. Nah ini kan ketika Mas Anas keluar agar dia melakukan diseminasi, dia siap berdebat dengan siapa pun termasuk dengan Abraham Samad (Ketua KPK periode 2011-2015) dan orang-orang KPK tentang status hukumnya itu.

Apakah Anas akan berdebat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ataupun Edhie Baskoro Yudhoyono?

Kalau yang disebutkan itu bukan lawannya Mas Anas, cari yang selevel dong. Mas Anas itu kan ketika terjun ke politik dia diskusi dengan Cak Nur (Prof Nurcholis Madjid), nah di situ Mas Anas mengambil konsep dari Ali Syari’ati (sosilog muslim) yaitu Raushan Fikr dan Antonio Gramsci (filsuf Italia) yaitu intelektual organik. Jadi Mas Anas itu menggabungkan dua pemikiran politik menjadi satu pribadi politik dalam dirinya yaitu sebagai orang yang mengerti masalah masyarakat, mengerti kesejarahan masyarakat dan orang yang mengambil tanggung jawab sosial atas masalah masyarakat. Karena itu politik bagi Mas Anas adalah menelurkan gagasan, memperkaya gagasan dari masalah-masalah yang ada di masyarakat sehingga menjadi solusi bersama. (faf/eko)
 
 
 
 

Sumber: Wartakota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved