Berita kriminal
Pembunuhan Sopir Taksi Online: Bripda HS Banyak Utang Sehingga Nekat Membunuh
Motif Bripda HS merampok dan membunuh sopir taksi omline karena ingin menguasai harta korban.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Masalah ekonomi menjadi pemicu anggota Densus 88 Antiteror Polri, Bripda HS, nekat membegal dan membunuh seorang sopir taksi online Sony Rizal Taihitu (59).
Hal ini diunghkapkan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, kepada wartawan pada Sabtu(11/2).
Menurut Trunoyudo, Bripda HS memiliki utang yang sudah jatuh tempo, sehingga dia dikejar-kejar juru tagih.
"HS ada masalah utang piutang, dan ini kami lakukan tindakan tegas. Ini juga diawasi," ujar Trunoyudo Wisnu Andiko.
Namun Trunoyudo tak menjelaskan secara rinci jumlah utang yang dimiliki Bripda HS.
"Belum punya infonya," kata eks Kabid Humas Polda Jawa Barat tersebut.
Rekonstruksi
Sebagai informasi, Polisi berencana melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online Sony Rizal Taihitu ini.
Rekonstruksi dilakukan sebagai bagian dari proses penyidikan pihak kepolisian.
"Bapak Kapolda telah berpesan untuk mengedepankan scientific investigation," kata Trunoyudo.
"Jadwal terkait rekontruksi nanti penyidik melihat semua rangkaian telah dilakukan. Untuk kapan nanti akan disampaikan," tandasnya.
Dari Tambun
Saat jenazah Sony Rizal Taihitu ditemukan warga Perumahan Bukit Cengkeh 1, Cimanggis, Depok pada Senin (23/1) pukul 04.20, telepon selulernya menunjukkan dia seharusnya mengantar penumpang ke Serpong, Tangerang Selatan.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua RT setempat, Riko, pada Senin siang.
Sebagai informasi, Sony Rizal Taihitu bekerja sebagai sopir taksi online yang biasanya bekerja pada malam sampai pagi hari.
Saat memeriksa kondisi jenazah dan mobil Toyita Avanza yang diduga milik korban, Riko langsung menduga korban pembunuhan itu adalah seorang sopir taksi online.
"Jadi ketika dilihat ke dalam mobil, handphone (ponsel) korban masih dalam keadaan sedang mengantar," kata Riko.
Bahkan ponsel korban dilihatnya masih dalam proses perjalanan.
"Anehnya orderan tersebut dari Tambun menuju ke Serpong. Tapi kenapa malah lewat sini (Perumahan Bukit Cengkeh)," imbuh Riko.
Untuk diketahui, Sony sendiri merupakan warga Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.
Sayatan di leher
Mayat Sony ditemukan warga tergeletak di jalan dekat mobil Toyota Avanza bernomor polisi B 1739 FZG.
Kondisi tubuh Sony bersimbah darah dari sejumlah luka sayatan yang parah.
Salah satunya, kata Riko, berada di leher Sony.
Hal ini dibenarkan, Kapolres Metro Kota Depok, Kombes Ahmad Fuady, pada Senin pagi. Namun untuk pastinya pihaknya masih menunggu hasil visum.
"Tubuh ya, tapi yang jelas ada banyak sayatan benda tajam," kata Kombes Ahmad Fuady. (m31)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.