Info Kuliner
Kuliner Jakarta: Cakue Koh Atek di Pasar Baru Bertahan Sejak 1971, Sampai Dipesan ke Amerika
Dibantu sang istri, Koh Atek berjualan cakue sejak 1971 di sebuah gang kecil, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, dijual Sampai Amerika
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Lilis Setyaningsih
Cakue tersebut disajikan dengan cara dicocol menggunakan saus. Adapun saus buatan Koh Atek dan Istrinya sangatlah unik.
Saus tersebut bertekstur cair. Ada sensasi pedas yang menempel di lidah, bercampur dengan asin manis dari cakue tersebut.
"Ya karena pada umumnya makanan bumbunya dulu," ujar Koh Atek.
Baca juga: Kuliner Jakarta: Bakso Bakwan Malang Cak Su Kumis, Berkonsep Prasmanan Bebas Meracik Bumbu dan Menu
Baca juga: Kuliner Bekasi: Pecel Madiun Mbok Mi Sejak 1984, Dibandrol Mulai Rp15 Ribu sudah Bikin Perut Kenyang
Sementara kue bantal yang dijual Koh Atek, memiliki tekstur yang empuk, manis, dan gempal. Makan satu buah saja, sudah bisa mengganjal perut ketika lapar atau untuk sekadar sarapan.
Warna coklat dari cakue dan kue bantal yang cantik karena matang sempurna, membuat panganan ini sangat legendaris.
Saking legendarisnya, Koh Atek pernah mendapatkan orang yang membeli cakue dan kue bantalnya dalam bentuk frozen food untuk dijual ke Amerika Serikat.
"Kami mengerjakan adonan biasa berdua di rumah. Banyak pesanan sebetulnya, kalau mau ngerjain bisa tapi kami enggak kuat karena udah ada umur," jelas Koh Atek.
"Nah pernah ada (pembeli) yang beli terus dikirim sampai Amerika, dalam bentuk frozen sudah jadi. Mungkin nanti gorengnya di sana pakai airfryer atau apa enggak ngerti saya," lanjut dia.
Selain Amerika, penduduk lokal Jakarta juga banyak memburu cakue legendaris buatannya itu.
Mereka kebanyakan datang dari Cibubur, Depok, Bogor, menggunakan kereta untuk sekadar mencicipi jualannya itu.
Dalam sehari, Koh Atek dan sang istri mampu membuat adonan berkilo-kilo tepung terigu.
Atau jika sudah jadi, bisa menghasilkan lebih dari 200 potong cakue dan kue bantal tiap harinya, tergantung pada tenaga keduanya.
"Kalau lagi rajin, bikin banyakan. Kalau malas ya enggak, tapi cukup lah buat makan sehari-hari," kata dia.
"Bisa sih ratusan lebih seharinya, kalau seminggu double lebih dari 200 atau seribu pesanan," lanjutnya.
Kakek dua cucu itu menyebut, satu potong cakue dan kue bantal dibanderol dengan harga Rp6.000.
Baca juga: Kuliner Jakarta: Inovasi Mie Ayam Cabe Uleg Rawamangun dari Sambal hingga Topping yang Berbeda
Baca juga: Kuliner Bekasi: Laksa Betawi Murnadi di Pekayon dengan Aroma Rempah yang Kuat
Jadi Tempat Hangout di Karawang, Delonix Café Sajikan Menu Lokal dan Internasional |
![]() |
---|
Nikmatnya Nongkrong di Kafe Uji Matcha Pakuwon Mall Bekasi, Rasakan Minuman Matcha Sambil Diramal |
![]() |
---|
Nikmatnya Es Dawet Ireng Pak Kembar di Kawasan Cengkareng, Ada Rasa Tape dan Buah, Harganya Murah |
![]() |
---|
Info Kuliner: Waroeng Sambal Bakar Juanda Bekasi, Konsep Baru dengan Resto, Usung Menu Sambal |
![]() |
---|
Restoran Ini Berikan Sensasi Kuliner Baru, Hadirkan Japanese Live Teppanyaki dengan Atraksi Chef |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.