Berita Karawang
Respon Dugaan PMI Asal Karawang Dijual Jadi Budak di Suriah, Ini Hasil Penelusuran Kemenlu
Kemenlu bersama KBRI Damaskus telah menangani kasus itu sejak awal Februari 2023. Diketahui DA berangkat ke Damaskus awal November 2022 lewat Soetta.
TRIBUNBEKASI.COM — Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) merespon tayangan video yang viral di media sosial tentang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang, Dede Asiah Awing Omo (37).
Mencurahkan perasaan lewat kamera ponselnya, Dede Asiah Awing Omo (DA) mengaku menjadi korban perdagangan orang ketika hendak bekerja di luar negeri.
Dede Asiah Awing Omo mengaku ditipu dan dijual ke Suriah seharga USD 12.000.
Dia merasa ditipu karena sebelumnya dijanjikan bekerja di Turki dengan gaji USD 600, namun ternyata dipindahkan ke Suriah dan harus kerja berat hingga jam 2 malam sehingga sakit.
Merespon video viral tersebut, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha mengatakan, pihaknya bersama KBRI Damaskus telah menangani kasus tersebut sejak awal Februari 2023.
BERITA VIDEO: USAI DIGEREBEK, RUMAH PENAMPUNGAN 46 CALON PEKERJA MIGRAN ILEGAL DI KARAWANG TERPANTAU SEPI
Pihaknya juga telah melakukan langkah-langkah perlindungan, yakni dengan menjalin komunikasi dengan Dede Asiah Awing Omo.
Dari pendalaman diketahui DA berangkat ke Damaskus pada awal November 2022 melalui Bandara Soekarno Hatta.
DA telah bekerja berpindah-pindah pada tiga majikan berbeda selama di Suriah.
Baca juga: Pengamanan Arus Mudik, Polri Siapkan 919 Pospam dan 325 Posyan di Jawa hingga Sumatera
Baca juga: Selidiki Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Polri Periksa 54 Saksi, dari BMKG Hingga Ahli Migas
Sebelumnya DA pernah memiliki pengalaman bekerja di Arab Saudi, PEA, dan Kuwait.
"KBRI Damaskus melakukan tindak lanjut dg menemui pihak agensi dan diperoleh informasi bahwa berdasarkan hukum di Suriah, DA memiliki izin tinggal dan izin kerja, serta telah menandatangani kontrak kerja. Majikan meminta ganti rugi jika DA memutus kontrak," terang Judha Nugraha dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2023).
Judha Nugraha mengatakan, KBRI Damaskus telah mengirimkan Nota Diplomatik ke Kemlu Suriah terkait permohonan bantuan penyelesaian dan penerbitan exit permit.
Diketahui, Suriah menerapkan sistem kafalah dimana majikan memiliki kewenangan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan pekerjanya untuk pulang.
"Pada 31 Maret 2023, Kementerian Luar Negeri bertemu dengan keluarga DA di Karawang untuk menjelaskan langkah-langkah Kemlu dan KBRI. Hadir pula Bupati Karawang, Polres Karawang, Disnaker Karawang dan BP3MI," ujarnya.
Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Senin 3 April 2023 Besok
Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi, Senin 3 April 2023 Besok, di Dua Lokasi Satpas, Cek Syaratnya
Judha Nugraha mengatakan, KBRI Damaskus telah berkoordinasi dengan otoritas Suriah untuk mengupayakan pemindahan DA ke shelter KBRI Damaskus.
KBRI juga mengupayakan exit permit DA, serta memfasilitasi kepulangan ke Indonesia.
"Kemlu juga mendorong pertanggungjawaban hukum terhadap agen pengirim di Indonesia, berkoordinasi dengan pihak Polri," kata Judha Nugraha.
Judha Nugraha mengatakan keberangkatan PMI tidak sesuai prosedur semakin marak terjadi, sehingga perlu penguatan langkah pencegahan sejak dari hulu.
Pada tahun 2022, KBRI Damaskus telah menangani kasus dan memfasilitasi pemulangan sebanyak 244 PMI dalam 13 gelombang.
Baca juga: SIM Keliling Karawang, Senin 3 April 2023 Besok di Pos Lantas Dawuan Cikampek Hingga Pukul 15.00
Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi, Senin 3 April Besok, di Carrefour Harapan Indah, Ini Syaratnya
Sejak awal tahun 2023 hingga Maret, KBRI telah memulangkan sebanyak 50 PMI dari Suriah.
Seluruh kasus tersebut adalah PMI yang diberangkatkan tidak sesuai prosedur dan kemudian mengalami permasalahan ketenagakerjaan dan eksploitasi di Suriah.
Langkah Polres Karawang
Sebelumnya diberitakan, Polres Karawang bakal melakukan penyelidikan terkait dugaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang dijual menjadi budak di negara Suriah.
Kapolres Karawang, AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang.
"Kami koordinasi dengan Disnaker nanti yang mengkoordinasikan untuk upaya proses pemulangan," kata Wirdhanto saat dikonfirmasi pada Selasa (28/3/2023).
Baca juga: Jadwal Imsakiyah untuk Wilayah Kabupaten Karawang, Minggu 2 April 2023, 11 Ramadan 1444 Hijriah
Baca juga: Jadwal Imsakiyah untuk Wilayah Kabupaten Bekasi, Minggu 2 April 2023, 11 Ramadan 1444 Hijriah
Ia juga mengungkapkan, sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus perdagangan manusia terhadap PMI asal Karawang tersebut.
"Untuk proses hukum, sedang kami lakukan penyelidikan," jelas dia.
Viral di media sosial Dede Asiah Awing Omo (37) Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang yang mencurahkan perasaannya lewat kamera ponselnya.
Ia mengaku menjadi korban perdagangan orang ketika hendak bekerja di luar negeri.
Atas video viral tersebut, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana belum menjawab ketika dikonfirmasi.
Baca juga: Ratusan Remaja Keliling Bangunkan Orang Sahur di Bekasi Selatan, Dibubarkan Polisi
Baca juga: Nasib Jemaah Umrah Asal Kabupaten Sambas yang Terlantar di Bekasi, 14 Orang Pilih Pulang
Sementara itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang bakal menusuri dugaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Karawang dijual menjadi budak di negara Suriah.
"Coba kita telusuri ya kang terkait yang viral itu," kata Kepala Disnakertrans Karawang, Rosmalia Dewi saat dikonfirmasi pada Senin (27/3/2023).
Ia juga meminta keluarga dari PMI tersebut datang ke kantor Disnakertrans untuk membuat laporan.
"Mangga (silahkan) pak keluarganya diminta buat laporan," singkatnya.
Sebelumnya, dalam video yang direkamnya itu Dede mengaku menjadi korban perdagangan orang ketika hendak bekerja di Istanbul, Turki.
Baca juga: Pelatih Burundi Siap Perlihatkan Karakter Pemain di Leg 2 FIFA Matchday di Stadion Patriot Malam Ini
Baca juga: Polisi Tahan Tiga Penipu Travel Umrah yang Telantarkan Jemaah, Dua Diantaranya Berstatus Pasutri
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, nama saya Dede Asiah dari Karawang, tolong saya, saya pengen pulang, perut saya sakit..," ungkapnya menangis di awal video.
Dalam tayangan berdurasi 2 menit itu, Dede menceritakan awal mula dirinya dijual sebagai budak.
Peristiwa itu bermula ketika dirinya menerima tawaran untuk bekerja sebagai PMI oleh perusahaan penyalur tenaga kerja.
Diiming-imingi gaji sebesar USD 600 per bulan, Dede pun tertarik dan menerima tawaran untuk bekerja di Turki.
Jadi awal-awalnya saya diiming-imingin kerja di Turki gaji 600 Dollar, tapi setelah saya mendarat di Istanbul, saya dibuang ke Suriah," ujarnya sedih.
Baca juga: Polres Karawang Tangkap Dua Bandar Obat Keras Terlarang dari Jaringan Aceh
Baca juga: Ponpes Nuu Waar Targetkan Khatam Al Quran 5.500 Kali Selama Bulan Suci Ramadan 1444 Hijriah
Terpaut jauh lebih dari 1.461,6 kilometer, perempuan kelahiran 20 Mei 1986 itu tidak dapat berbaut banyak.
Dede hanya mengikuti arahan perusahaan yang membawanya bekerja.
Tak dinyana, dirinya justru dijual oleh perusahaan penyalur tenaga kerja sebesar USD 12.000.
Sebagai budak yang sudah dibeli, Dede pun diwajibkan untuk mengabdi kepada seorang majikan selama empat tahun.
"Di Suriah saya dijual 120.000 Dollar empat tahun tanpa sepengetahuan saya. Saya tahunya darimana? saya tahunya dari majikan, karena majikan saya bilang 'kalau saya harus kerja di sini empat tahun karena saya ini mahal'," ungkap Dede.
Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Selasa 28 Maret 2023
Baca juga: Jadwal Imsakiyah untuk Wilayah Kabupaten Karawang, Selasa 28 Maret 2023, 6 Ramadan 1444 Hijriah
"Saya ini 12.000 dollar, majikan udah ngeluarin uang 12.000 Dollar untuk ngebeli saya," bebernya
Hari demi demi hari berganti bulan dan tahun, walau berat Dede menjaani pekerjaannya sebagai budak dengan rasa sabar.
Namun, kini dirinya mengaku tidak kuat lagi, alasannya perutnya kerap kali sakit pasca operasi cecar.
"Karena pekerjaannya sangat berat, perut saya sakit karena saya baru saja lahiran cecar, saya pun dipulangkan ke kantor-saya diistirahatkan, seminggu-dua minggu, lalu saya dijual lagi," ujarnya menahan tangis.
"Lalu saya kembali lagi kerja, perut saya sakit lagi karena pekerjaannya emang sangat berat. tidur jam dua malem, bangun jam 6-jam 7 pagi," ungkap Dede sedih.
Baca juga: Jadwal Imsakiyah untuk Wilayah Kabupaten Bekasi, Selasa 28 Maret 2023, 6 Ramadan 1444 Hijriah
Baca juga: Jadwal Imsakiyah untuk Wilayah Kota Bekasi, Selasa 28 Maret 2023, 6 Ramadan 1444 Hijriah
Lantaran tidak kuat menahan sakit, dirinya pun mengadukan nasib kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Republik Arab Suriah di Damaskus.
Namun, laporannya tidak kunjung ditindaklanjuti, dirinya mengaku masih belum bisa keliar dari tempat penampungannya saat ini.
"Di sini juga saya udah coba untuk ngehubungin KBRI, tapi KBRI tidak ada tindakan, jadi saya bingung minta tolong ke siapa? lapor ke siapa?," ungkapnya menghapus air mata yang terus berlinang di pipi.
"Saya cuma ngeluh ke suami saya, tapi suami saya udah bolak-balik ke Polres (Karawang) minta bantuan sana-sini, udah ngehabisin uang buat nolongin saya, tapi belum ada pertolongan dari siapapun
"Tolong bantu saya, tolong bantu saya, saya pingin pulang," ujarnya memelas sembari terus menangis.
Video yang terekam dan beredar luas di media sosial itu salah satunya diunggah akun Nicho Silalahi @Migran_TV_7777. (Tribunnews/Larasati Dyah Utami; TribunBekasi.com/Muhammad Azzam)
Heboh Pria Gangguan Jiwa Bawa Sajam di Karawang, Begini Aksi Polisi |
![]() |
---|
Dari Las Vegas ke Kampung KB, Kisah Desa Tanjungjaya Karawang Bangkit Lawan Judi |
![]() |
---|
Harapan Warga Karawang Punya KRL Pupus, Kemenhub Batalkan Rencana Pembangunan, KDM Turun Tangan |
![]() |
---|
Jaga Kekompakan dan Silaturahmi Warga, Bupati Karawang Minta Aktifkan Kembali Ronda Malam |
![]() |
---|
19 Macan Tutul Jawa-Kumbang Terekam Kamera Trap di Gunung Sanggabuana Karawang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.