Berita Bekasi

Secara Ekonomi Mampu Beli Makanan Bergizi, Tapi Kenapa Masih bisa Terjadi Stunting? Ini Penyebabnya

Selain itu, permasalahan stunting juga sering ditemukan pada anak-anak yang orang tuanya sibuk bekerja.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dedy
TribunBekasi.com
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Masrikoh -- Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan gizi tak hanya mengancam masyarakat berekenomi rendah saja. 

Sementara itu, Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana mengatakan pihaknya bertanggung jawab dalam mendistribusikan bantuan tersebut dari supplier ke keluarga penerima atau KRS pada 15 hingga 19 April 2023.

"Total ada 15.315 sumber daya manusia dan 6.410 sarana yang terlibat pada pendistribusian bantuan pangan pengentasan stunting ini. SDM dan sarana tersebut tersebar di tujuh provinsi, memastikan agar bantuan ini sampai kepada penerimanya," kata dia. 

Menurut Ana, pendistribusian bantuan pangan di monitoring secara real time. Pendistribusian jumlah paket hingga KRS akan terdeteksi secara berkala hingga tingkat kelurahan.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan secara nasional, Keluarga Risiko Stunting (KRS) berjumlah 1.446.089 KRS di tujuh provinsi, yaitu Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.

Program bantuan pangan ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pangan bagi warga dengan risiko stunting, serta meningkatkan kualitas hidup keluarga KRS di Indonesia.

Bantuan telur dan ayam ini adalah bagian dari program cadangan pangan pemerintah (CPP) tahun 2023.

"Program ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam rangka mengentaskan penduduk rawan pangan dan stunting," kata Arief.

Ia memastikan bahan pangan yang disalurkan berkualitas tinggi. Seperti kualitas telur yang sangat bagus. Telur yang diberikan warga adalah telur bersih dan tidak ada kotorannya. 

"Kalau bahan pangan diberikan dalam bentuk tunai, itu impaknya tidak sebesar dalam bentuk pangan. Kalau ini, kita punya petani, nelayan, dan lainnya dari hulu ke hilir. Mereka perlu dibantu pemasaran, stabilitas harga, dan lainnya," tuturnya.

Ia optimis Pos Indonesia sudah terpercaya menangani pengiriman hingga titik terluar, terdepan, dan tertinggal. Dia berharap, distribusi pangan ini tepat sasaran dan tepat waktu. (abs)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved