Mahasiswa UI Dibunuh Senior
Habisi Nyawa Juniornya, Mahasiswa UI Ini Nangis Saat Sampaikan Permintaan Maaf
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UI itu menyampakan permintaan maaf dengan mengenakan rompi warna oranye sembari digiring aparat Polres Metro Depok.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Ichwan Chasani
"Dia ingin mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke Rusia," papar Fathoni.
Fathoni menjelaskan korban mengambil kuliah di FIB Bahasa Rusia karena sudah belajar bahasa Rusia sejak SMA dia.
"Bisa dibilang dia yang lebih menguasai bahasa Rusia dari pada teman-temannya di kampus. Karena itu, dia ingin kuliah hingga strata 3 (S3) di Rusia," tuturnya.
Sebagai informasi, Naufal tewas ditangan kakak tingkatnya di UI, Altafasalya Ardnika Basya (23).
Pembunuhan ini terjadi di Kos Apik Zire, Jl. Palakali, RT 007/005 Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, pada Selasa (2/8/2023).
Sementara pelaku Altafasalya Ardnika Basya (23) ditangkap polisi pada Jumat (4/8/2023).
Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Mitra Adi Perkasa Tbk Membutuhkan 8 Asisten Apoteker
Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: PT Hanwa Steel Service Indonesia Membutuhkan Exim Staff
Jenazah korban sudah diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan sudah dibawa ke Lumajang, Jawa Timur, untuk dilakukan pemakaman.
Fathoni mengaku pihak UI sudah datang untuk melihat kondisi korban setelah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat jati.
"Semua dilaksanakan sesuai dengan prosedur. Alhamdulillah, pihak UI bisa bekerja sama dengan baik. Semua biaya ditanggung oleh pihak UI sampai dengan pengantaran jenazah dari Jakarta ke Lumajang, Jawa Timur," tandasnya.
Terinspirasi Film Narcos
Altafasalya Ardnika Basya (23) tampak menundukkan muka saat dibawa dari ruang tahanan ke halaman Polres Metro Depok di Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok pada Sabtu (5/8/2023).
Raut penyesalan tampak di wajahnya yang kuyu dan lesu.
Dengan tangan diborgol ke depan, pria yang mengenakan kacamata dan baju tahanan warna oranye itu tidak berani mengangkat muka saat disorot oleh kamera wartawan.
Pria yang disapa Alta ini mengaku nekat membunuh korban karena terjerat utang pinjol.
Utang itu didapatkan karena kerugian dari investasi crypto.

"Kerugian dari investasi crypto sebesar Rp 80 juta, tetapi utang saya hanya Rp 15 juta, termasuk utang ke teman-teman," kata Alta di Mapolres Metro Depok, Sabtu (5/8/2023).
Dia juga mengaku berutang ke korban sebesar Rp 200 ribu. Namun utang itu sudah dilunasi.
"Saya baru mengambil pinjaman online (pinjol) pada akhir bulan lalu. Jumlahnya Rp 3 juta dan jatuh tempo bulan depan," ujarnya.
Sebenarnya orang tua Alta sudah membantu Alta membayar sebagian utangnya. Namun tidak seluruh utang itu lunas dibayar.
Karena itu, dia bertekad untuk menyelesaikan masalah utang ini sendirian.
Baca juga: PKB Karawang Nilai NasDem Terlalu Dini dan Genit Bahas Calon Wakil Bupati Dampingi Aep Syaepuloh
Baca juga: Pengakuan Buruh Harian di Karawang Jadi Bandar Judi Online: Belajar Otodidak buat Situs Sendiri
"Saya tidak enak kalau minta ke orang tua terus," imbuhnya.
Alta mengaku berusaha menyelesaikan masalah ini dengan berbagai cara, termasuk cara terakhir yang merugikan banyak orang.
"Saya sudah hopeless (tidak ada harapan). Saya sudah tidak menemukan jalan terang untuk menyelesaikan masalah saya sendiri hingga peristiwa pembunuhan terjadi," paparnya.
Dia menegaskan tidak mempunyai masalah pribadi atau dendam dengan korban.
"Karena saya sudah putus asa. Itu rencana (membunuh dan merampok-Red) muncul saat saya mengantarkan korban pulang ke kosnya di hari Rabu (2/8/2023)," ucapnya.
Alta mendapatkan inspirasi untuk membunuh korban setelah menonton film Narcos, sebuah film tentang perang gengster Narkoba di Meksiko tahun 1980-an.
"Saya tusuk berkali-kali karena korban melawan. Saya sudah berusaha memberi kesempatan kepada korban untuk melawan dan membunuh saya juga biar kami berdua mati," ungkap mahasiswa Jurusan Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya UI ini.
Setelah membunuh korban, Alta pulang ke kos dengan membawa barang-barang korban berupa iPhone dan Macbook.
Namun setelah pembunuhan itu, Alta mengaku batinnya tidak tenang. Dia merasa dikejar bayang-bayang korban.
"Saya percaya mimpi adalah pratanda. Beberapa waktu lalu saya mimpi ditangkap. Setelah kejadian, saya mimpi dibunuh korban dan disaksikan banyak orang," ungkapnya.
Dengan kondisi batin seperti ini, Alta pun tinggal ke kos dan menunggu ditangkap polisi.
"Saya mengikuti prosedur dengan kooperatif. Saya akan menjalankan hukuman dan menerima konsekuensinya," tutur Alta.
Wakasat Reskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan mengakui pelaku belajar membunuh dari Youtube.
"Pengakuan pelaku, sempat belajar cara membunuh yang cepat dari Youtube. Di Youtube, dia lihat jantung yang menjadi sasaran pertama," tandas Nirwan.
(Wartakotalive.com/Desy Selviany; Tribunnews.com/Rina Ayu; TribunnewsDepok.com/Hironimus Rama)
Altafasalya Ardnika Basya
mahasiswa Universitas Indonesia (UI)
tega menghabisi nyawa
tersangka pembunuhan
mahasiswa ui tewas dibunuh senior
motif pembunuhan mahasiswa ui
Tampil Berkepala Plontos, Mahasiswa UI Bunuh Adik Kelas Jalani Rekonstruksi di Kamar Kos Korban |
![]() |
---|
Update Kasus Pembunuhan Mahasiswa UI Oleh Senior, Polisi Bakal Gelar Rekonstruksi Selasa Besok |
![]() |
---|
Mahasiswa UI yang Habisi Nyawa Juniornya, Ternyata Sering Nunggak Bayar Kontrakan |
![]() |
---|
Motif Pembunuhan Mahasiswa UI oleh Senior karena Iri Dinilai Janggal oleh Psikolog Forensik |
![]() |
---|
Profil Korban Pembunuhan Mahasiswa UI: Ingin Melanjutkan Sekolah ke Rusia Hingga Raih Gelar Doktor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.