Berita Bekasi

Pemkab Bekasi Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan

Penetapan status tersebut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Bekasi Nomor : HK.02.02/KEP.528-BPBD/2023.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
TribunBekasi.com
Distribusi air bersih oleh BPBD Kabupaten Bekasi untuk warga di wilayah yang terdampak kekeringan. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI — Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menetapkan status keadaan siaga darurat bencana kekeringan di wilayah tersebut.

Penetapan status tersebut tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Bekasi Nomor : HK.02.02/KEP.528-BPBD/2023.

Menyusul Surat Keputusan tersebut, sejumlah upaya dilakukan salah satunya oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

BPBD Kabupaten Bekasi melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan untuk memetakan daerah yang mengalami kekeringan dan membutuhkan bantuan air bersih sehingga langsung dapat dikirim dan distribusikan.

Melalui keterangan diterima, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Dan Logistik, BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi mengatakan, dari data yang masuk, kekeringan melanda beberapa kecamatan, baik di wilayah selatan maupun wilayah utara Kabupaten Bekasi.

BERITA VIDEO : RIBUAN HEKTAR SAWAH DI SUKAWANGI KABUPATEN BEKASI KEKERINGAN

Dodi Supriadi menyampaikan, untuk wilayah selatan, daerah yang mengalami kekeringan berada di Kecamatan Bojongmangu, Cibarusah, dan Serang Baru.

Kemudian di wilayah utara di Kecamatan Sukawangi, Babelan dan Tarumajaya.

"Ya, sampai hari kemarin, kami telah mendistribusikan air bersih sebanyak 14 mobil tangki atau sekitar 75 ribu liter ke daerah yang mengalami kekeringan," terangnya.

Baca juga: Cek Harga Emas Batangan Antam di Bekasi, Jumat Ini Masih Rp 1.069.000 Per Gram, Ini Rinciannya

Baca juga: Ferdy Sambo, Ricky Rizal, Kuat Maruf, 3 Terpidana Pembunuh Brigadir J, Dieksekusi ke Lapas Salemba

Sejauh ini, BPBD Kabupaten Bekasi terus menyiagakan 5 armada mobil tanki berkapasitas 5000 liter untuk mendistribusikan air bersih di wilayah yang mengalami kekeringan.

"Alhamdulillah kami juga mendapat bantuan air bersih dari PDAM Tirta Bhagasasi untuk kebutuhan air bersih yang akan distribusikan," ujarnya.

Dodi Supriadi menambahkan, dari hasil rapat yang dilaksanakan pada Rabu (23/8/2023) kemarin, Pemerintah Daerah akan berupaya maksimal untuk penanganan wilayah yang mengalami kekeringan, terutama kebutuhan air bersih untuk masyarakat.

"Kita sudah agendakan pendistribusian air bersih secara masif di wilayah yang mengalami kekeringan. Salah satunya di Kecamatan Cibarusah," tutupnya.

Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mencatat sebanyak 3.618,5 hektare area persawahan mengalami kekeringan kurang pasokan air akibat fenomena El Nino.

Baca juga: Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Jumat 25 Agustus 2023, Cek Lokasinya

Baca juga: Perpanjangan SIM Kabupaten Bekasi Jumat 25 Agustus 2023, di Dua Lokasi Satpas, Cek Syaratnya

Ribuan hektar tanaman padi yang mengalami kekeringan itu juga terancam gagal tanam karena tidak mendapat pasokan air.

Terkait ancaman kekeringan itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Eem Embang Lesmanasari mengungkapkan, telah berkoordinasi dengan berbagai pihak agar pasokan air untuk persawahan bisa tercukupi, seperti dengan Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

"Kita sudah mengadakan rapat dengan komisi irigasi ada PJT II Jatiluhur, BBWS dan PSDA Bidang Pengairan, juga sudah melakukan mitigasi ke yang memiliki kewenangan untuk memberikan air," kata Eem pada Kamis (24/8/2023).

Selain upaya tersebut, Dinas Pertanian melalui koordinator di tiap kecamatan juga melakukan padat karya untuk memperbaiki saluran air yang mengalami pendangkalan.

Berbagai upaya tersebut diharapkan bisa mencegah ribuan hektare sawah mengalami gagal tanam.

"PSDA melalui Bidang Pengairan sudah gerak, petani juga melakukan padat karya ketika ada pendangkalan pada aliran air sekunder untuk lahan sawah, ya semoga dampak kekeringan ini tidak berkepanjangan," katanya.

Baca juga: Jadwal Layanan SIM Keliling Karawang, Jumat 25 Agustus 2023, Simak Persyaratannya

Baca juga: Tanggulangi Kekeringan Lahan Sawah di 13 Kecamatan, Ini Langkah Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi

Eem menambahkan, areal persawahan yang mengalami kekeringan itu berada di 21 dari 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi.

Sementara sisa dua kecamatan yang tidak mengalami kekeringan yakni Tambun Selatan dan Cikarang Pusat.

"Kita terima data per 16 Agustus 2023 itu ada 3.618,5 hektare yang terdampak kekeringan di 21 kecamatan," kata  Eem.

VIDEOLIVE FACEBOOK TRIBUNBEKASI.COM : KALI SRENGSENG HILIR SUKARINGIN KABUPATEN BEKASI ALAMI KEKERINGAN 

Dia mengatakan, dampak El Nino menyebabkan saluran irigasi kering sehingga sawah tidak mendapat pasokan air.

Jika kondisi seperti itu terjadi dalam waktu yang panjang, maka ribuan hektare tanaman padi itu akan gagal tanam.

"El Nino ini sangat berdampak sekali untuk aliran air pertanian kita. Saat ini (usia tanam) antara 30 sampai 40 hari, jadi masih masuk tanam, kalau kondisi seperti ini berkepanjangan maka akan gagal tanam," tutupnya.

Bendungan Kali CBL 

Petani Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi ungkap penyebab lahan persawahan di wilayahnya maupun utara Kabupaten Bekasi karena rusaknya bendungan air di Kali CBL (Cikarang Bekasi Laut).

Akibat rusaknya bendungan itu, air dari Kali CBL langsung mengalir ke laut. Padahal, jika dibendung air itu bisa diatur agar bisa tetap terjaga debit air dan mengaliri kali irigasi ke wilayah utara Kabupaten Bekasi.

"Kuncinya itu di titik bendungan Kali CBL wilayah Kalijaya Cikarang Barat dan Sukajaya Cibitung," kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Jeri Kurniawan (40) saat ditemui pada Selasa (22/8/2023).

Jeri menerangkan, kondisi rusaknya bendungan itu sudah berlangsung sejak lama atau diperkirakan 20 tahun lalu.

Para petani Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi terpaksa harus bergotong-royong membuat bendungan secara manual dengan biaya swadaya di Kali CBL.
Para petani Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi terpaksa harus bergotong-royong membuat bendungan secara manual dengan biaya swadaya di Kali CBL. (TribunBekasi.com)

Akibatnya, jika tidak terjadi hujan dalam jangka waktu panjang membuat area persawahan di wilayah alami kekeringan.

Penyebabnya, sumber air dari saluran irigasi Srengseng Hilir Sukaringin tidak ada air.

"Ya itu tadi airnya coba kalau dibendung dengan baik, dan dapat diarahkan ke saluran-saluran irigasi ke area persawahan di utara Kabupaten Bekasi. Sekarang ini kan airnya ngegelontor ke laut semuanya," ungkapnya.

Kata Jeri, para petani di desanya ini juga terpaksa harus bergotong-royong membuat bendungan secara manual dengan biaya swadaya.

Bendungan dibuat dari bahan seadanya mulai bambu-babmu, maupun batu bronjong.

Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Santos Jaya Abadi Butuh 35 Tenaga Helper Produksi/QC

Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: PT Pegadaian Butuh Segera Specialist Security Analyst

"Tapi kan sulit juga ya, harus pakai alat berat dan juga material yang kuat. Dan ini pemerintah daerah bupati harus turun tangan," jelas dia.

Selama ini, kata Jeri, pemerintah daerah selalu beralasan itu bukan kewenangannya. Karena BBWS pemerintah pusat.

"Tapi harusnya bisa dong komunikasi dan tekan ke pemerintah pusat untuk tangani ini. Karena ini persoalan tiap tahunnya," katanya.

Dampak fenomena El-Nino, ribuan hektar lahan pertanian sawah di Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat alami kekeringan pada Selasa (22/8/2023).

Kekeringan sudah berlangsung selama satu bulan terakhir ini.

Pantauan TribunBekasi.com, area sawah di Kp Kedungringin, Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi alami kekeringan terlihat tanahnya retak-ratak.

Baca juga: Aura Kasih Akui Dirinya Menangis Dengar Ceramah Habib Umar, Sedih Ingat Dosa Masa Lalu

Baca juga: Seorang Lansia Ditemukan Tewas Terpanggang Akibat Kebakaran di Permukiman Padat

Ada sejumlah padi yang baru ditanam atau ditandur juga terlihat mengering. Termasuk, juga ada bibit yang sudah siap ditanam atau ditandur alami kering dan mati.

Seorang petani, Jeri Kurniawan (40) menyebutkan di Kp Kedungringin, Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi ada sekitar lebih dari 150 hektar lahan persawahan yang mengalami kekeringan.

"Kalau se-kecamatan ada sekitar 4.700 haktare sawah, kalau desa Sukaringin ya kurang lebih 150 haktare," kata Jeri saat ditemui pada Selasa (22/8/2023).

Ketua Gapoktan Desa Sukaringin itu juga mengungkapkan, selain karena fenomena El Nino atau tidak turunnya hujan.

Kekeringan juga karena para petani kesulitan mendapatkan pasokan air dari aliran sungai  irigasi yang juga mengering.

"Jadi bingung engga ada hujan-hujan, saluran irigasi kering jadi engga ada air buat sawah," katanya.

Baca juga: Bukan Hanya di Jakarta, Kualitas Udara di Kabupaten Bekasi Juga Masuk Kategori Tidak Sehat

Baca juga: Ratusan Rumah di 4 RT Ludes Terbakar, Gara-Gara Ada Warga yang Masak Ditinggal Main Game

Jeri mengaku petani juga sempat mencari sumber air sendiri dengan cara membuat sumur bor dengan peralatan seadanya.

Akan tetapi juga alami kesulitan karena tetap terbatas pasokan airnya.  Sehingga akibatnya, tanaman padi ytidak tumbuh dengan baik.

"Ini para petani harus merugi, kerugian mulai Rp 5 juta sampai Rp 7 juta dari setiap hektar sawah yang digarap para petani," tutupnya.

Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nayu Kulsum mengatakan pihaknya saat ini telah menginventarisir persawahan yang mengering dan saluran irigasi yang mengalami kekeringan dan kerusakan akibat dampak fenomema El-Nino.

“Kami sudah inventaris lahan-lahan yang mengalami kekeringan khususnya di wilayah utara Kabupaten Bekasi seperti Cabangbungin, Sukawangi, Sukatani, Sukakarya," kata Nayu kepada awak media.

Dia menyebut, berdasarkan data kurang lebih ada 13 kecamatan terdampak kekeringan. Meskipun, ia tak merinci kecamatannya dan besaran luas lahan sawah yang alami kekeringan.

Baca juga: Bobol Minimarket Kedungwaringin Bekasi, Pencuri Bongkar Atap dan Gasak Semua Rokok di Rak Pajang

Baca juga: Di Majelis Tasyakur Akbar Milad Attaqwa, UAS Pesankan 5 Pelajaran Penting dari KH Noer Ali

"Kami inventaris dan juga beberapa jaringan irigasi yang mengalami kerusakan. Kita inventaris juga kita komunikasikan dengan pihak terkait,” ujar Nayu.

Selain inventarisir, Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi juga berkoordinasi dengan instansi lain untuk menanggulangi kekeringan di Kabupaten Bekasi.

Kemudian untuk mengurangi resiko petani gagal tanam. Pihaknya akan memberikan bantuan benih atau bibit bagi petani terdampak.

"Kami juga Insyaallah untuk dinas sendiri menyediakan mendrop untuk membantu pertanian itu adalah pompa, tinggal sumber airnya. Kita nanti bersinergi berkomunikasi dengan Perum Jasa Tirta (PJT) sebagai pihak penyedia air,” ucapnya.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved