President Candidate Lectures
Perhimpunan Periset Indonesia Sebut Pemerintah Kurang Peduli Manfaatkan Hasil Kajian Para Peneliti
para periset di Indonesia ini akan merasa senang dan dihargai ketika hasil karya penelitiannya digunakan untuk menentukan suatu kebijakan di Indonesia
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, PALMERAH --- Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) berharap kepada tiga Capres dan Cawapres 2024 untuk melibatkan para peneliti sebelum mengambil kebijakan.
Sebab, para periset di Indonesia ini akan merasa senang dan dihargai ketika hasil karya penelitiannya digunakan untuk menentukan suatu kebijakan di Indonesia.
Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro menjelaskan, para periset ini bekerja di ruang sunyi dan pastinya ada kebahagiaan ketika hasil risetnya direspon dan diimplementasikan.
"Karena itu kajian yang sangat panjang dan sangat serius dilakukan, tidak hanya satu bulan dua bulan tapi bertahu-tahun," ujar Siti Zuhro di Acara President Candicate Lecture dalam acara adu gagasan Capres 2024 di Menara Kompas, Selasa (17/10/2023) kemarin.
BERITA VIDEO : PRESIDENT CANDIDATE LECTURE : GANJAR BAKAL GENJOT DANA RISET INDONESIA
Namun demikian, Siti Zuhro merasa peran pemerintah saat ini tidak seperti gayung bersambut artinya banyak hasil penelitian para periset ini tidak dipakai.
Padahal, banyak periset Indonesia ini melakukan penelitian menggunakan uang pribadi dan tentunya dengan harapan karyanya bisa dipakai untuk suatu kebijakan di Indonesia.
"Kebijakan yang berbasis pada hasil kajian yang serius sehinggga kebijakan publik yang dasarnya keputusan politik itu tidak perlu mestinya ragu ambil kebijakan karena berbasis data," ungkapnya.
Baca juga: Jika Jadi Presiden 2024, Ganjar Pranowo Bakal Kasih Insentif ke Periset dan Swasta, Ini Alasannya
Oleh karena itu, Siti Zuhro sudah mendengar penjelasan dua Capres 2024 yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo di acara yang dibuat oleh PPI dan Warta Kota.
Ia melihat dua Capres 2024 tersebut memiliki empati dan apresiasi yang tinggi terhadap kinerja para periset di Indonesia.
Sebab, peran periset ini sangat penting untuk menentukan kebijakan. Bahkan di negara maju saat ini semuanya menggunakan hasil kajian para peneliti sebelum mengambil kebijakan.
BERITA VIDEO : PRESIDENT CANDIDATE LECTURE'S: ANIES SEBUT PERTUMBUHAN EKONOMI HARUS FOKUS PADA PEMERATAAN
"Bukan suatu kebijakan diambil dadakan atau spontan apalagi itu menyangkut negara dan bangsa," tegasnya.
Dua Capres 2024, Anies dan Ganjar sangat mendukung para periset di Indoensia terlibat dalam suatu penngambilan kebijakan demi membangun bangsa dan negara.
Sehingga, kebijakan yang diambil oleh dua Capres tersebut ketika jadi orang nomor 1 di Indonesia bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
"Mudah-mudahan pemimpin nanti punya keberpihakan kepada Iptek dan Inovasi, sehingga mereka punya landasan yang kokoh dalam membuat kebijakan," imbuhnya.
Sebelumnya, Bakal Capres 2024, Anies Baswedan mendapat pertanyaan terahkir dari Panelis di acara adu gagasan di Presiden Candidate Lectur yang digelar oleh Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) dan Warta Kota di Gedung Menara Kompas, Selasa (17/10/2023).
Prof Bambang Subianto meminta penjelasan ke Anies strategi ketika menjadi Presiden RI agar bisa mengajak pihak swasta untuk ikut meriset bersama PPI dan mengggunakan hasil penelitiannya.
Anies mengaku, harus ada kemauan politik dari pemerintah dengan komitmen fiskal atau alokasi anggarannya harus naik.
Supaya inovasi dan pilihan riset disesuaikan dengan kebutuhan organisasi penelitian. Sehingga, sumber daya yang besar (anggaran) tidak mutar-mutar disitu dan tak hasilkan inovasi.
"Kan kami mengkhawatirkan anggaran penelitian naik misalnya 50 persen tapi berkutat disitu saja tidak akan hasilkan inovasi juga," ungkapnya, Selasa.
Anies mencontohkan, jika ada orang di daerah yang bekerja membangun pembangkit listrik tenaga air pancuran di sana maka bisa dirasakan manfaatnya.
Sebab, pengadaan barang jasa dikelola oleh peneliti, maka koorporasi bisa masuk dan menciptakan teknologi tepat guna.
"Jadi saya melihat, inovasi itu komitmen fiskal (pendapatan negara) harus ditingkatkan dan tipe pembelanjaannya harus lebih banyak variasinya," jelasnya.
(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Miftahul Munir/m26)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.