Kecelakaan Rombongan SMK Depok
Korban Kecelakaan Maut Intan Rahmawati Sempat Kena Prank 'Tidak Lulus' Saat Wisuda di Bandung
Sahrudin (45), ayah Intan, mengatakan, Intan sebenarnya tidak mau ikut jalan-jalan ke Bandung bersama teman-temannya.
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, PANCORANMAS --- Kepergian Intan Rahmawati (18), siswi SMK Lingga Kencana Depok, untuk selamanya dalam musibah kecelakaan maut di Subang pada Sabtu (11/5/2024) malam meninggalkan duka mendalam di hati orang tuanya.
Sahrudin (45), ayah Intan, mengatakan, Intan sebenarnya tidak mau ikut jalan-jalan ke Bandung bersama teman-temannya.
Hal itu diutarakannya kepada orang tuanya dan teman-teman sekolahnya, termasuk Dimas yang menjadi korban tewas dalam peristiwa kecelakaan maut ini.
"Rencana awal wisuda dilakukan di DTC (Depok Trade Center) lalu jalan-jalan ke Bandung. Tetapi kemudian keputusan berubah, wisuda dilakukan di Bandung. Dia pun terpaksa ikut," ujar Sahrudin.
BERITA VIDEO : TUBUH EGA TERLEMPAR DARI KURSI BELAKANG KE TENGAH SAAT BUS TERGULING
Pria yang berprofesi sebagai buruh harian ini mengaku tidak mendapatkan firasat atau tanda-tanda menjelang kematian anaknya.
"Tidak ada firasat atau tanda-tanda. Apalagi aku sering di luar rumah. Begitu pun istri tidak ada tanda-tanda," ungkap Sahrudin.
Namun pada Jumat (10/5/2024) malam, saat acara wisuda di salah satu hotel di Bandung, Intan sempat mengirim foto kelulusannya kepada sang ibunda.
Baca juga: Kisah Pilu Sahrudin-Siti Masitoh Cari Putri Sulung yang Jadi Korban Tewas Kecelakaan Maut di Subang
"Ceritanya dia sempat di-prank tidak lulus oleh guru saat pengumuman kelulusan. Kami juga nonton acaranya karena disiarkan langsung," paparnya.
Rasa kaget dan penasaran membuat sang ibunda menelpon Intan untuk memastikan informasi ketidaklulusan ini.
"Emang benar kamu tidak lulus teh (teteh-Red)?" kata Sahrudin menirukan percakapan antara istrinya dan anaknya.
Intan menjawab bahwa dia lulus. Dia hanya di-prank oleh gurunya untuk seru-seruan agar acaranya tidak tegang.
"Intan bilang, aku lulus mah (mama-Red), buat apa jauh-jauh aku ke Bandung kalau tidak lulus. Lalu tak lama kemudian dia kirimin foto upacara kelulusan," tandas Sahrudin.
Komunikasi itu menjadi interaksi terakhir antara Intan dan keluarganya sebelum kecelakaan maut merengut nyawanya dalam kecelakaan di Ciater, Subang, pada Sabtu (11/5/2024) malam.
Sahrudin (45), berupaya tegar dan mengiklaskan kepergian sang putri sulung.
"Meskipun berat, saya harus iklas melepaskan kepergian Neng Intan. Mungkin sudah takdirnya," kata Sahrudin di kediamannya di Parungbingung, Pancoranmas, Kota Depok pada Selasa (14/5/2024).
Sementara sang ibunda, Siti Masitoh (42), mengaku hingga kini tidak percaya anaknya pergi meninggalkan mereka selamanya.
"Saya masih tidak percaya dia meninggal. Saya tidak ikhlas," kata Siti dengan raut kesedihan yang mendalam.
Sosok pendiam dan jarang keluar rumah
Intan Rahmawati (18), siswi SMK Lingga Kencana Depok, yang menjadi korban dalam kecelakaan maut di Subang pada Sabtu (11/5/2024) dikenal sebagai sosok pendiam dan tertutup.
Hal itu diungkapkan orang tuanya, Sahrudin dan Siti Masitoh, saat ditemui di kediaman mereka di Parungbingung, Pancoranmas, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (14/5/2024).
"Dia orangnya tertutup, sering di kamar. Kalau temannya datang, baru keluar rumah," kata Sahrudin, ayah Intan Rahmawati.
Sahrudin menambahkan Intan jarang berkomunikasi dengan dirinya atau pun istrinya, Siti Masitoh.
"Kalau tidak ada perlu, dia tidak komunikasi. Intinya dia anak pendiam," ucapnya.
Intan merupakan anak sulung pasangan Sahrudin-Siti Masitoh. Adiknya, Kamila Fitria, kini duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
"Anaknya memang pendiam, sama saya juga jarang ngomong. Dia lebih banyak cerita sama adiknya," tambah Siti Masitoh.
Siti mengungkapkan Intan jarang keluar rumah. Dia baru mau pergi keluar kalau dijemput temannya.
"Kalau tidak dijemput sama temannya, dia tidak pergi keluar rumah," tuturnya.
Jarangnya jalinan komunikasi membuat sang ibunda tidak mengetahui informasi pribadi sari sang anak.
"Dia punya teman dekat atau pacar juga saya tidak tahu. Saya tahu malah dari adiknya," ungkap Siti.
Setelah lulus SMK Lingga Kencana, Intan diharapkan oleh orang tuanya untuk mencari kerja agar bisa membantu perekonomian keluarga.
"Saya tidak sanggup untuk kuliahkan. Saya sarankan dia cari kerja dulu. Setelah itu bisa kuliah sambil kerja," timpal Sahrudin.
Namun sebelum semua rencana itu terwujud, Intan telah lebih dahulu menemui takdirnya pulang ke pangkuan sang pencipta.
"Saya harus iklas melepaskan kepergian Neng Intan. Mungkin sudah takdirnya," tandas Sahrudin.
(Sumber : Laporan TribunnewsDepok.com, Hironimus Rama/Ron)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q
| Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Viral, Tiktokers Jepang Asahina Mana Datangi Korban Beri Santunan |
|
|---|
| KemenPPPA Nilai Laka Maut di Ciater Tak Boleh jadi Alasan Pelarangan Study Tour |
|
|---|
| Dedi Mulyadi: Usut Tuntas Kecelakaan Bus di Subang, Jangan Hanya Sopir yang Jadi Tersangka |
|
|---|
| Fakta Baru Kasus Kecelakaan di Subang, Sopir Bukan Pegawai Tetap, Baru Sekali Ini Bawa Bus Maut |
|
|---|
| Belum Pernah Bawa Bus Trans Putera Fajar yang Kecelakaan di Subang, Ternyata Sadira Sopir Freelance |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/Orangtua-Intan-Rahmawati-korban-tewas-kecelakaan-di-Subang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.