Pelajar Bikin Bom

Kumpulkan Uang Jajan dari Orang Tua, Pelajar SMA di Malang Jawa Timur Beli Bahan Peledak Bikin Bom

Adapun uang tabungan yang digunakan untuk membuat bom tersebut diperoleh dari uang jajan yang diberikan orang tuanya, kemudian dikumpulkan HOK.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
Tribunnews.com
Ilustrasi Bom --- Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengungkap HOK (19), seorang pelajar yang ditangkap di Malang, Jawa Timur, ternyata menggunakan uang tabungan untuk membeli bahan peledak dan kimia guna membuat bom. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengungkap HOK (19), seorang pelajar yang ditangkap di Malang, Jawa Timur, ternyata menggunakan uang tabungan untuk membeli bahan peledak dan kimia guna membuat bom.

Adapun uang tabungan yang digunakan untuk membuat bom tersebut diperoleh dari uang jajan yang diberikan orang tuanya, kemudian dikumpulkan HOK.

"Bahwa setelah digali, biaya atau dana yang digunakan untuk pembelian bahan-bahan ini didapat oleh yang bersangkutan dari uang tabungan sendiri," ujar Aswin, dalam keterangannya mengenai pelajar buat bom, Sabtu (3/8/2024).

"Jadi di sini kita perlu betul-betul memperhatikan ternyata sebegitu tingginya motivasi dari seorang remaja seperti HOK yang menabung sendiri uangnya untuk membeli bahan-bahan peledak tersebut," sambung dia.

BERITA VIDEO : PERAKIT BOM MOLOTOV UNTUK TAWURAN DITANGKAP POLISI, PELAKUNYA UMUR 14 TAHUN

Bahan peledak dan kimia untuk membuat bom yang telah dipesan lalu dikirim ke alamat tempat tinggalnya.

Kedua orang tua HOK bahkan mengetahui aktivitas sang anak, termasuk dalam pembuatan bom dari bahan-bahan itu.

"Menurut pengakuannya yang sementara sedang kami dalami, bahwa pemesanan, kemudian pembuatan, pemesanan itu menggunakan alamat di rumah," ucap Aswin.

Baca juga: Menyamar Sebagai Tukang Bubur, Pria di Cikampek Ini Ternyata Pendukung ISIS dan Perancang Teror Bom

"Kemudian juga pembuatan di rumah, dan itu diketahui oleh orang tua atau keluarga yang bersangkutan," lanjutnya.

Usai HOK ditangkap, Densus 88 melakukan penggeledahan yang menemukan beberapa cairan atau bahan kimia serta gotri untuk menambah daya rusak ledakan karena bom.

"Dalam penggeledahan, juga ditemukan beberapa toples berisi gotri ya, yang biasa ini untuk menambah daya rusak dari bom yang dibuat tersebut," kata dia.

Ditangkap Densus

Seorang pelajar berinisial HOK (19), yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri dalam kasus tindak pidana terorisme di Jalan Langsep, Batu, Malang, Jawa Timur, ternyata belajar merakit bom lewat internet.
"Dan yang bersangkutan mempelajari cara untuk membuat atau merakit bom ini melalui internet," ujar Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar, dalam keterangannya, Sabtu (3/8/2024).
Berdasarkan pengakuan pelaku, tambah Aswin, ada website khusus yang dipelajarinya dalam belajar merakit bom.
"Ada website tertentu yang diakses yang bersangkutan, dan juga melalui media sosial," tambah dia.
Pelaku merupakan simpatisan Daulah Islamiyah yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS.
"Yang bersangkutan sudah berbaiat. Baiat dilakukan secara online oleh yang bersangkutan menggunakan salah satu aplikasi media sosial, berbaiat kepada amir Daulah Islamiyah ISIS," katanya.
“Tersangka tersebut mendapatkan atau memiliki giroh, giroh itu kira-kira semangat, untuk melakukan serangan seperti ini itu secara sendiri," sambung dia. 
Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap seorang pemuda berstatus pelajar berinisial HOK (19) dalam kasus tindak pidana terorisme di Jalan Langsep, Batu, Malang, Jawa Timur.
"Pada hari Rabu tanggal 31 Juli 2024 pukul 19.15 WIB, telah diamankan satu tersangka yakni HOK di Jalan Langsep, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Malang, Jawa Timur," ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, kepada wartawan, Kamis (1/8/2024).
Trunoyudo menuturkan, HOK ternyata ingin melancarkan aksinya dengan menggunakan bahan peledak.
"Tersangka berdasarkan hasil penyelidikan diketahui berencana melakukan aksi teror bom bunuh diri dengan menggunakan bahan peledak jenis TATP (Triaceton Triperoxide)," katanya.
Pelaku, tutur Trunoyudo, merupakan simpatisan Daulah Islamiyah dan berencana melakukan bom bunuh diri di dua rumah ibadah di Malang, Jawa Timur.
Dari tangan pelaku, Densus 88 menyita beberapa barang bukti, di antaranya adalah bahan kimia.
"Selanjutnya, mengamankan tersangka dan barang bukti, melaksanakan penggeledahan di tempat tinggal tersangka, dan melakukan interogasi dan pengembangan terhadap tersangka," ucap Trunoyudo. 

(Sumber : Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/m31)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved