Berita Nasional

Jika Bukan Jokowi, Pengamat Sebut Gibran bisa Ambil Alih Kursi Ketum Golkar Gantikan Airlangga

Kini masyarakat mempertanyakan siapa sosok selanjutnya yang akan menggantikan Airlangga Hartarto dan memimpin partai berlambang pohon beringin itu?

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Dedy
Tangkapan layar Youtube Warta Kota Production
Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka berpeluang menggantikan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar saat musyawarah nasional luar biasa (Munaslub). Pengamat Politik Citra Institute, Efriza mengatakan, meski peluang terbuka lebar untuk Gibran jadi Ketua Umum Partai Golkar, tapi prosesnya akan ada kendala. 

TRIBUNBEKASI.COM, TANGERANG --- Kabar mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum atau Ketum Partai Golongan Karya (Golkar) pada Minggu (11/8/2024) lalu mengejutkan berbagai pihak.

Sebab keputusan Airlangga Hartarto tersebut disampaikan secara mendadak dan menjelang kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Kini masyarakat mempertanyakan siapa sosok selanjutnya yang akan menggantikan Airlangga Hartarto dan memimpin partai berlambang pohon beringin itu?

Komunikolog Politik dan Hukum Nasional, Tamil Selvan mengatakan, kursi Ketua Umum Partai Golkar selanjutnya akan diambil alih oleh Presiden RI, Joko Widodo.

BERITA VIDEO : RIDWAN KAMIL DIDUGA JADI PENYEBAB AIRLANGGA HARTARTO MUNDUR DARI KETUM GOLKAR

"Pasca mundurnya Airlangga Hartarto saat ini poinnya adalah siapa sosok yang akan menggantika posisi Ketua Golkar, sejak 5 tahun lalu saya sudah bicara bahwa posisi Airlangga selama ini menempati atau menjaga posisi Jokowi yang suatu saat akan diambil kembali," ujar Tamil kepada TribunTangerang.com, Senin (12/8/2024).

Lebih lanjut ia menjelaskan, alasan kuat dugaan bahwa Jokowi akan menjadi Ketum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto yakni untuk mengamankan kekuatan politik yang ada hingga saat ini.

Hal tersebut disampaikan berdasarkan upaya-upaya Jokowi yang mencoba mengambil alih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ataupun Partai Gerindra.

Baca juga: Airlangga Hartarto Mundur dari Jabatan, Gibran Rakabuming Berpeluang Jadi Ketua Umum Partai Golkar

Kabar akan Jokowi memimpin PSI berhembus kencang pada Pemilu 2024 lalu saat putra bungsunya Kaesang Pangarep ditetapkan sebagai Ketum PSI pada Senin (25/9/2023) silam.

"Jokowi itu butuh kekuatan politik besar, makanya dia mencoba membangun PSI dan juga mencoba tukar guling posisi Ketum Gerindra, tapi ternyata itu hal yang tidak mungkin," kata dia.

"PSI yang coba dibangun dengan langsung menerjunkan anaknya ternyata enggak bisa mendapat 4 persen suara, sementara Gerindra itu partai yang terlalu matang dan isinya aktor politik yang sefang on fire ditambahlagi selama 10 tahun Gerindra itu tidak berada di lingkarannya," paparnya.

Kendati demikian apabila bukan Jokowi yang ditunjuk, posisi Ketum Partai Golkar akan berpindah ke Gibran Rakabuming Raka yang merupakan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029.

Dugaan dipilihnya putra Jokowi itu dinilai akan menjadi perwujudan Asian Value bagi situasi politik di Tanah Air lantaran usia yang masih muda.

"Dugaan saya dua nama ini yang memiliki tarik ulur keras di dalam internal Golkar untuk menduduki posisi ketua umum, karena sosok Jokowi sebagai tokoh politik mumpuni, mantan Presiden RI dan dihormati para ketum partai lainnya," tuturnya.

"Hanya belum pernah ada sejarah anak muda memimpin para pendekar tua politik yang dan ini akan menjadi sisi asian value apalagi Partai Golkar adalah partai besar, partai tua yang sangat matang," sambungnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved