Beredar Rekaman Suara Diduga Dokter Aulia, Curhat ke Ayah karena Merasa Berat Jalani PPDS Undip
Baru-baru ini, beredar rekaman suara (voice note) diduga dokter Aulia Risma Lestari yang diduga jadi korban bullying di PPSDS Undip
TRIBUNBEKASI.COM, SEMARANG - Kematian dokter Aulia Risma Lestari (30) masih diusut oleh polisi.
Aulia merupakan dokter di Tegal, Jawa Tengah, yang menempuh pendidikan dokter spesialis di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jawa Tengah.
Diduga Aulia mendapat tekanan keras dari seniornya hingga nekat mengakhiri hidup.
Kematian Aulia membuat Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi di Undip mendapat sorotan tajam dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan publik.
Baru-baru ini, beredar rekaman suara (voice note) diduga dokter Aulia Risma Lestari untuk ayahnya, Mohamad Fakhruri (65).
Pesan suara ini dikirimkan melalui WhatsApp beberapa hari sebelum dr Aulia meninggal dunia.
Dalam rekaman ini terdengar suara tangisan dokter Aulia dan dia mengeluh tidak kuat menjalani PPDS.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena mengaku belum dapat menyimpulkan rekaman ini merupakan suara dokter Aulia.
Menurutnya, proses penyelidikan masih berjalan dan akan diungkap secepatnya.
"Nanti tunggu (keterangan) Kapolrestabes Semarang (Kombes Irwan Anwar) satu pintu semua ini," ucapnya, Rabu (28/8/2024), dikutip dari TribunJateng.com.
Mantan kuasa hukum keluarga dokter Aulia, Susyanto membenarkan rekaman yang viral di media sosial mirip suara dokter Aulia.
Ia berani menjamin keaslian rekaman tersebut lantaran sudah disodorkan ke penyidik Polrestabes Semarang.
"Benar itu suara asli (Aulia) lewat WhatsApp antara korban dengan ayahnya," katanya.
Susyanto menjelaskan kondisi kesehatan Mohamad Fakhruri (65) menurun usai mengetahui dokter Aulia tewas.
"Ayahnya langsung sakit sampai meninggal dunia," imbuhnya.
Berikut rekaman yang diduga suara dokter Aulia ke ayahnya:
"Enggak pah. Tiap aku bangun tidur itu pah, badannya sakit semua.
Punggungnya sakit semua. Bangun harus pelan-pelan.
Kalau enggak pelan-pelan, aku enggak bisa bangun.
Aku aja tadi mau minum itu susah. Di bangsal minum enggak bisa.
Terus akhirnya aku minta tolong CS (Customer Service) aku kasih uang Rp 50 ribu.
Aku minta nitip minum buat dia belikan minum.
Karena aku nggak boleh ke kantin ke minimarket sama sekali pah.
Pah, bener-bener yah pah, di sini tuh programnya kacau pah. Aku tanya teman yang di UNS itu nggak 24 jam pah, Aku enggak tahu aku bisa atau enggak pah."
Menkes Janji Hilangkan Perundungan
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, buka suara terkait praktik perundungan atau bullying yang kerap terjadi dalam PPDS.
Dugaan perundungan dialami dokter Aulia Risma Lestari (30) yang ditemukan tewas di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024) lalu.
Selang 16 hari kemudian, ayah dokter Aulia, Mohamad Fakhruri (65) meninggal karena kesehatannya menurun.
“Kasus ini jadi momentum untuk menghapus praktik-praktik bullying yang tidak manusiawi di pendidikan dokter spesialis,” ujarnya, Rabu (28/8/2024).
Ia menegaskan mimpinya adalah menghilangkan budaya perundungan yang sudah mengakar di dunia kedokteran.
Menurut Budi, tidak sedikit dokter yang masih percaya perundungan adalah cara untuk membangun ketahanan mental.
“Banyak yang denial, merasa bullying penting untuk membentuk mental yang kuat. Padahal, ada banyak cara melatih ketahanan mental tanpa harus menyakiti,” tegasnya.
Budi menggarisbawahi di profesi lain seperti TNI, Polri, dan pilot, ketahanan mental juga diperlukan, namun praktik pendidikan mereka minim perundungan.
“TNI, Polri, pilot, semuanya membutuhkan ketahanan mental yang kuat, tapi cara mendidiknya tidak seperti ini (bullying). Ini soal budaya yang harus diubah,” tambahnya.
Menkes tidak ragu mengungkap detail praktik perundungan yang terjadi, mulai dari aturan ketat hingga perlakuan yang tidak adil terhadap peserta PPDS.
“Saya tahu persis praktiknya, berapa bayarnya, seperti apa perlakuannya. Yang bekerja di rumah sakit pendidikan kebanyakan hanya PPDS, dokter senior jarang turun langsung."
"Di ruang operasi, misalnya, PPDS yang bekerja, dokter senior hanya datang sebentar lalu pergi,” lanjutnya.
Budi menegaskan akan membawa kasus ini ke ranah hukum agar ada hukuman maksimal bagi pelaku sebagai efek jera.
“Saya akan dorong kasus ini diproses hukum. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya untuk menciptakan efek jera,” kata Budi.
Dengan keberanian Budi membuka praktik-praktik kelam ini, diharapkan ada perubahan signifikan dalam lingkungan pendidikan dokter spesialis di Indonesia.
"Saya minta didokumentasikan biar polisi yang menyelidiki. Diary, Whatsapp, chat, banyak sekali. Itu nanti bisa tanya polisi (apakah terbukti korban bullying atau tidak)," imbuhnya.
Ayah Dokter Aulia Meninggal
Budi Gunadi Sadikin, mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya ayah dokter Aulia, Mohamad Fakhruri.
Kondisi kesehatan Mohamad Fakhruri menurun setelah mengetahui dokter Aulia tewas di kamar kos DI sEMARANG pada Senin (12/8/2024).
Mohamad Fakhruri sempat mengikuti proses pemakaman dokter Aulia pada Selasa (13/8/2024).
Setelah pemakaman, Mohamad Fakhruri dilarikan ke RSU Islam Harapan Anda, Tegal dan dirujuk ke RSUD Kardinah, Tegal.
Budi Gunadi dan sejumlah pejabat Kementerian Kesehatan sempat membesuk Mohamad Fakhruri saat dirawat di RSUD Kardinah.
Kemudian, Mohamad Fakhruri dirujuk ke RSUP Nasional DR Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta lantaran kondisi kesehatannya terus memburuk dan adanya dugaan bullying yang dialami dokter Aulia.
Disclaimer:
Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri, layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan itu.
Pembaca bisa menghubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes (021-500-454) atau LSM Jangan Bunuh Diri (021 9696 9293) atau melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com
Beredar Rekaman Suara Diduga Dokter Aulia, Curhat ke Ayah karena Merasa Berat Jalani PPDS Undip
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Kronologi Dokter PPDS UI Rekam Wanita saat Sedang Mandi di Indekos, Kini Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Modus Dokter Menodai Keluarga Pasien di RSHS, Korban Disuruh Lepas Baju Lalu Disuntik Cairan Bening |
![]() |
---|
Tertunduk Lesu, Inilah Tampang Dokter Cabul yang Rudapaksa Keluarga Pasien di RSHS Bandung |
![]() |
---|
Sadis! Dokter PPDS di Bandung Setubuhi Wanita Muda Keluarga Pasien Pakai Obat Bius, Begini Modusnya |
![]() |
---|
Wanita Muda Jadi Korban Kejahatan Seksual Dokter Peserta PPDS di RSHS Bandung, Unpad Pecat Pelaku |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.