Berita Pendidikan
Fakultas Kedokteran President University, Peringati Satu Tahun Usianya dengan Berbagai Acara
Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran, Presuniv.
Ardini adalah dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran.
Sementara, Rima Melati adalah dosen di Fakultas Kedokteran, Presuniv, yang juga Ketua Komisi I Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.
Menurut Ardini, sindrom adalah sekumpulan gejala yang terjadi akibat postur tubuh buruk dan kebiasaan kerja yang tidak ergonomis. Mengapa gejala tersebut muncul?
Baca juga: Terduga Teroris Ditangkap Densus 88 di Salah Satu Bengkel Motor di Bekasi Timur
Baca juga: Tampil Gemilang di Bupati Cup 2024, Gentza Bocah SD Jadi Bintang Baru Sepak Bola Karawang
“Ada banyak sebab. Misalnya, durasi duduk yang terlalu lama, meja dan kursi yang tidak ergonomis, penggunaan komputer dalam jangka waktu yang terlalu lama, kurang istirahat, kebiasaan kerja yang tidak sehat, seperti cara mengetik yang salah atau posisi layar komputer yang kurang pas,” terangnya.
Kebiasaan seperti itu, lanjut Ardini, akan memicu terjadinya beberapa masalah baik dalam jangka pendek maupun panjang.
“Dalam jangka pendek akan terjadi nyeri otot, kelelahan visual, dan kehilangan konsentrasi kerja,” ungkapnya.
Dalam jangka panjang, papar Ardini, akan menyebabkan terjadinya gangguan postur tubuh, nyeri yang bersifat kronis, serta stress dan gangguan mental.
Jika tidak ditangani secara serius, menurut Rima Melati, akan berdampak pada perekonomian melalui peningkatan biaya kesehatan dan menurunkan produktivitas. Semuanya pada gilirannya akan merugikan negara.
Baca juga: Lelaki Tanpa Identitas Jatuh dari Fly Over di Bintara, Korban Alami Patah Tulang
Baca juga: Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Selasa Ini Dibanderol Naik Rp 3.000 Per Gram jadi Segini
Dampak Ekonomi
Untuk soal biaya, urai Rima, ada yang langsung dan tidak langsung.
“Untuk yang langsung, misalnya, biaya pengobatan naik 20 persen-30 persen lebih tinggi. Sementara, yang tidak langsung adalah produktivitas pekerja akan turun 15 persen-20 persen, dan ketidakhadiran rata-rata bisa 5-10 hari per tahun,” paparnya.
Ia juga mengutip hasil studi di Amerika Serikat yang menyebutkan biaya langsung bisa mencapai US$20 miliar per tahun, dan yang tidak langsung bahkan lebih tinggi, yakni US$100 miliar per tahun.
Rima mencontohkan, di Uni Eropa, dari berbagai kasus penyakit yang terjadi di sana, ternyata 40 persen-50 persen di antaranya terkait dengan dunia kerja.
“Kerugian yang ditimbulkan akibat berbagai penyakit tersebut diperkirakan mencapai 2 persen-3 persen dari Produk Domestik Bruto Uni Eropa,” urainya.
Jadi, simpul Rima, Office syndrome adalah tantangan yang nyata di dunia kerja modern yang mempengaruhi kesehatan dan produktivitas pekerja.
Baca juga: Dua Pekerja Tewas Tertimpa Bangunan saat Hujan Lebat dan Angin Kencang Hantam Pamijahan
Baca juga: Miss Universe Indonesia 2023 Fabienne Nicole Tolak Jadi Aktris, Lebih Pilih Jadi Distributor Film
Fakultas Kedokteran
President University (Presuniv)
Dekan Fakultas Kedokteran Presuniv
Prof Dr dr Budi Setiabudiawan SpA(K) MKes
| Dari Toraja ke Jakarta, Thalia Kini Resmi Jadi Dokter dan Siap Pulang Mengabdi ke Papua |
|
|---|
| Rektor UI Heri Hermansyah Bongkar Fakta Persaingan Masuk S1, Lebih Ketat dari S2 |
|
|---|
| Di Forum AICIS 2025, Siswa MAN Insan Cendikia Pekalongan Ajak Publik Menjaga Bumi |
|
|---|
| Bupati Karawang Aep Syaepuloh Jadi Mahasiswa S2 Unsika, Pilih Jurusan Ini |
|
|---|
| Hadiri PKKMB Unsika, Wakil Ketua DPR Saan Mustofa Minta Mahasiswa Aktif Berorganisasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/Balita-Sehat-3-Sept.jpg)