Kisah Desa Sekapuk di Gresik, dari Kawasan Kumuh Jadi Desa Miliarder, Kini Terseret Kasus Pidana

Selain menjadi sebuah desa wisata di Gresik, Desa Sekapuk juga dikenal dengan julukan Desa Miliarder.

Editor: Ign Prayoga
Kompas.com/Achmad Faizal)
Lokasi wisata Setigi di Desa Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik Jawa Timur. 

TRIBUNBEKASI.COM, GRESIK -- Sebuah jembatan warna putih di atas danau berlatar belakang tebing-tebing tinggi menjadi pemandangan khas Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Desa Sekapuk terkenal dengan keindahan wisata alamnya.

Objek wisata tersebut terbentuk antara lain karena campur tangan warga desa setempat.

Di desa ini terdapat obyek wisata Setigi atau Selo Tirto Giri, sebuah kawasan bekas tambang galian kapur yang disulap menjadi tempat wisata yang menarik dan indah. 

Setigi atau Selo Tirto Giri yang berlokasi di Jalan Deandles Pantai Utara Jawa Timur memiliki latar belakang pemandangan bukit batu kapur yang instagramable.

Setigi pun menjadi primadona bagi warga Gresik dan sekitarnya, seperti Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, dan Tuban. 

Selain menjadi sebuah desa wisata di Gresik, Desa Sekapuk juga dikenal dengan julukan Desa Miliarder.

Dikutip dari laman Kemenparekraf, sejarah julukan Desa Miliarder berawal dari sebuah deklarasi yang dilakukan Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim pada September 2020.

Saat itu, Abdul Halim menyebut bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Sekapuk mampu mendatangkan jutaan pengunjung selama satu tahunnya yang membuatnya bisa menghasilkan omset miliaran rupiah.

Hal inilah yang kemudian membuat Desa Sekapuk kemudian dikenal sebagai Desa Miliarder.

Sekapuk Pernah Menjadi Desa Tertinggal

Nama Sekapuk sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu “Sek” dari nyesek yang bermakna mendekat dan “Puk” dari nglumpuk yang bermakna berkumpul.

Pada akhir 2017, Desa Sekapuk masih berstatus sebagai desa tertinggal dengan Indeks Desa Membangun (IDM) 0,55 persen.

Saat itu, masalah yang dihadapi Desa Sekapuk adalah kemiskinan warga, permasalahan lingkungan yang kumuh, serta kegiatan BUMDes yang stagnan dan tidak berkembang.

Namun perubahan mulai terjadi pada 2018 saat pemerintah desa di bawah Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim mulai berkomitmen untuk mengubah kondisinya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved