Berita Kriminal

Emak-emak Jadi Korban Hipnotis di Pasar Depok, Perhiasan Emas Senilai Ratusan Juta Dibawa Kabur

FNL, emak-emak yang menjadi korban hipnotis ini kemudian menyanggupi dan pulang ke rumah untuk mengambil emas.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
Istimewa
Rekaman kamera CCTV memperlihatkan detik-detik aksi kejahatan dengan cara hipnotis dengan korban emak-emak di Jalan Raya Pondok Petir, Bojongsari, Kota Depok (Istimewa) 

TRIBUNBEKASI.COM, DEPOK --- Masyarakat diimbau mewaspadai aksi kejahatan dengan cara hipnotis. 

Seperti dialami seorang emak-emak berinisial FNL (56) di kawasan Depok Jawa Barat, yang dihipnotis dua orang wanita.

Kasus penipuan dengan cara hipnotis tersebut sudah dilaporkan FNL ke Polsek Bojongsari. Laporannya diberi nomor LP/B/762/XII/2024/SPKT/POLSEK BOJONGSARI/POLRES METRO DEPOK.

Kepada pihak penyidik kepolisian, FNL menjelaskan, awalnya dia pergi ke Pasar Reni Jaya di Jalan Raya Pondok Petir, Bojongsari, Depok, untuk berbelanja pada Rabu (18/12/2024) pukul 07.00 WIB.

BERITA VIDEO : IBU-IBU AGEN CIKI JADI KORBAN HIPNOTIS WNA

Sesampainya di pasar, ia bertemu dengan seorang wanita berinisial C.

FNL mengaku mengenali wanita itu lantaran kerap melihat C berbelanja di Pasar Reni Jaya.

Meski begitu, FNL tidak terlalu kenal dekat dengan C.

Ketika itu, C sudah bersama dengan teman wanita yang dikenal dengan nama Enjel.

"Terlapor (Enjel) ini juga dikenal saksi C," kata FNL kepada polisi, Kamis (19/12/2024).

Ketika tengah berbelanja, C lalu bertanya kepada FNL apakah dirinya punya bawang putih tunggal atau tidak?

Baca juga: Ustaz Gadungan Hipnotis Seorang Wanita, Dikasih Batu Keberuntungan, HP Korban Dibawa Kabur

FNL seketika langsung menjawab tidak punya. 

Enjel yang berada di sebelah FNL langsung berucap spontan dan mengatakan dia tahu siapa yang punya. 

Enjel menyebut yang punya bawang putih tunggal adalah Yohanes, pria yang disebut Enjel sebagai Romo penyembuh.

C lalu minta FNL untuk menemani ke rumah Yohanes untuk mengambil bawang putih tunggal tersebut.

Namun lantaran tidak mengenal dekat dengan C, FNL lantas menolaknya.

Namun akhirnya FNL mau menemani C ke tempat Romo Yohanes usai disinggung masalah etnis yang sama dengan C.

Bersama C dan Enjel, korban pergi naik mobil yang disebutnya diduga punya Enjel atau C ke rumah Yohanes di depan Perumahan Akasia Pamulang. 

Kendati demikian, Yohanes enggan bertemu dan hanya mau dihubungi melalui telepon.

Dalam sambungan telepon itu, Yohanes seolah-olah tahu semua tentang keluarganya. 

Mulai anaknya ada dua, dan tahu anaknya baru lulus kuliah. 

Yohanes bahkan mengatakan salah satu anaknya akan meninggal dalam waktu dekat.

Kendati demikian, hal tersebut dapat urung terjadi jika korban menyediakan salib yang ada berliannya.

BERITA VIDEO : TERKUAK TRIK AGUS BUNTUNG DIDUGA LECEHKAN 7 MAHASISWI, IMING-IMING PEMBERSIHAN DOSA

Namun, ia mengatakan tak punya salib seperti itu, lalu Yohanes mengatakan hal itu bisa diganti dengan satu kantung beras yang di dalamnya diisi emas. 

FNL, emak-emak yang menjadi korban hipnotis ini kemudian menyanggupi dan pulang ke rumah untuk mengambil emas.

"Saya kemudian diarahkan pulang untuk mengambil perhiasan emas yang digunakan sebagai persyaratan pengobatan," ucap FNL.

Ia mengambil tiga buah kalung emas, dua buah gelang emas, tujuh buah cincin emas, dan tiga emas batangan senilai total Rp100 juta. 

Kemudian korban kembali masuk ke dalam mobil terlapor yang sudah menunggu di depan jalan rumahnya dan kembali ke depan Perumahan Akasia.

"Saat itu, saya menyerahkan perhiasan emas saya ke terlapor. Lalu, kami pergi kembali ke Pasar Reni Jaya," kata dia.

"Sampai di pasar, saya kemudian diturunkan dan disuruh untuk pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, saya baru menyadari kalau perhiasan emas saya sudah hilang," sambungnya. 

(Sumber : Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/m31)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp

 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved