Bencana Longsor

Percepat Pencarian Korban Longsor Petungkriyono Pekalongan, BNPB Jalankan Operasi Modifikasi Cuaca

Permintaan operasi TMC diajukan oleh Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana demi mempercepat penanganan longsor dan mengantisipasi adanya bencana susulan.

Editor: Ichwan Chasani
Tribunjateng/Dina Indriani
Tim Gabungan melanjutkan pencarian korban hilang longsor di wilayah Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Kamis, 23 Januari 2025. 

TRIBUNBEKASI.COM — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) selama satu pekan ke depan.

Operasi TMC itu dilaksanakan untuk mempermudah pencarian orang hilang akibat longsor di Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, permintaan operasi TMC diajukan oleh Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana demi mempercepat penanganan longsor dan mengantisipasi adanya bencana susulan di wilayah tersebut.

Khususnya di wilayah Pekalongan TMC akan dilakukan mulai Kamis, 23 Januari 2025 hingga sepekan ke depan.

"Besok sudah mulai dilaksanakan operasi modifikasi cuaca di Pekalongan," kata Suharyanto dalam keterangan tertulis, Rabu, 22 Januari 2025.

“Satu-dua hari sampai seminggu ke depan agar tidak terjadi cuaca ekstrem, sehingga pencarian tidak terganggu,” imbuhnya, dikutip dari kompas.com.

BERITA VIDEO: KONDISI TERKINI GAMBAR UDARA LONGSOR PEKALONGAN, KORBAN MENINGGAL 19 ORANG 7 HILANG

Menurut Suharyanto, salah satu kendala pencarian korban hilang adalah faktor cuaca.

Apalagi dalam dua hari terakhir terjadi hujan di tengah pencarian.

Sejumlah alat berat pun belum bisa masuk karena akses jalan terputus.

Suharyanto menegaskan pencarian korban hilang akan terus dilakukan sampai ketemu.

Hingga kini, 21 orang dilaporkan meninggal, 13 orang luka-luka, dan 6 orang hilang masih dalam pencarian.

Baca juga: Jaksa Garda Desa, Jadi Program Kejari Kabupaten Bekasi Awasi Penggunaan Dana Desa

Baca juga: Naik Tipis, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Kamis Ini Kembali Cetak Rekor Tertinggi

Berdasarkan Standart Operational Procedure (SOP), waktu pencariannya memang 7x24 jam.

Namun disepakati akan ada penambahan waktu sesuai permintaan ahli waris atau keluarga korban yang berharap keluarganya ditemukan.  

Sementara itu, untuk kebutuhan dasar masyarakat yang mengungsi akan dipenuhi selama masa tanggal darurat.

Bupati Pekalongan telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama dua minggu.

Penanganan bencana ini melibatkan tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Satpol PP, dan relawan dengan total personelnya mencapai 550 orang.

Tugas mereka dibagi sesuai fokus penanganan seperti pencarian orang hilang, membuka akses jalan, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, dan lainnya.

Baca juga: Sudah Beraksi 20 Kali, Sindikat Spesialis Pencurian Rumah Kosong Diringkus Polisi

Baca juga: Sepuluh Tahun Menjanda, Marshanda Akui Sempat Kesepian karena Tak Punya Pacar

Merespon bencana tersebut, Pemprov Jateng juga sudah menyalurkan bantuan senilai Rp207 juta.

Selain itu BNPB juga menyalurkan juga menyalurkan bantuan senilai Rp289 juta.

Bayi tertimbun longsor

Mayat bayi berusia 5 bulan yang tertimbun tanah longsor, menjadi pemandangan memilukan yang dihadapi regu penolong korban tanah di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Bayi tersebut dipastikan sebagai Abiyan.

Tubuhnya yang tertutup selendang ditemukan di bawah springbed yang tersangkut pohon bambu, dekat aliran air, Rabu siang, 22 Januari 2025.

Spring bed tersebut tertimbun tanah longsor. Regu penolong dengan sabar menyingkirkan tanah longsor menggunakan cangkul hingga akhirnya menemukan korban.

Baca juga: Usut Kasus Harun Masiku, Penyidik KPK Geledah Rumah Mantan Watimpres, Djan Faridz, Hingga Dini Hari

Baca juga: Ribuan Lampion Akan Dipasang di Klenteng Hok Lay Kiong Bekasi saat Perayaan Imlek

Suasana menjadi sangat emosional dan mengharukan.

Paman Abiyan yang ikut dalam penggalian tersebut tidak mampu menahan tangis saat menyaksikan regu penolong menemukan Abiyan.

"Paman korban menangis histeris saat Abiyan ditemukan. Jenazah langsung dibawa ke posko induk," ujar Agus Yusuf, anggota SAR Bumi Santri Pekalongan, yang terlibat dalam pencarian korban tanah longsor.

"Rumah Abiyan terbawa longsor sejauh sekitar 30 meter dari lokasi awal," tambah Agus di lokasi, Rabu siang, dikutip dari TribunJateng.com.

Agus mengatakan, ibu Abiyan juga menjadi korban meninggal dunia, sedangkan ayahnya selamat namun belum diketahui keberadaannya.

Sejak pagi hingga Rabu siang, tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga mayat korban tanah longsor dan banjir bandang di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.

Baca juga: Berharap Perubahan Lebih Baik, Ribuan Orang Akan Hadiri Perayaan Imlek di Klenteng Hok Lay Kiong

Baca juga: Lokasi Layanan Samsat Keliling di Kota/Kabupaten Bekasi dan Karawang, Kamis 23 Januari 2025

Salah satunya korban yang ditemukan Rabu siang adalah Abiyan.

Agus Yusuf menjelaskan, tubuh Abiyan ditemukan setelah tim SAR melakukan penggalian cukup dalam.

"Proses pencarian menggunakan pacul," ungkapnya kepada Tribun Jateng.

Proses pencarian korban longsor dan banjir bandang ini masih terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan.

Mereka berharap dapat menemukan korban lain yang mungkin masih tertimbun. 

Jumlah Korban Tewas

Data jumlah korban tewas dalam bencana tanah longsor di Petungkriyono, Pekalongan, Jawa Tengah, bertambah menjadi 20 orang, Rabu, 22 Januari 2025. 

Tiga korban longsor dan banjir di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, ditemukan dalam pencarian hari kedua. 

Baca juga: SIM Keliling Kabupaten Bekasi Kamis Ini, 23 Januari 2025 di Burger King Grand Wisata

Baca juga: Layanan SIM Keliling Karawang, Kamis 23 Januari 2025 ini, di Mall Cikampek Hingga Pukul 14.00 WIB

Hal itu disampaikan oleh Jaka Prasetyo, relawan Muhammadiyah Banjarnegara yang ikut dalam pencarian korban insiden longsor Petungkriyono.

Jaka mengatakan, pencarian hari kedua dimulai sekira pukul 07.00 WIB dengan kondisi cuaca yang gerimis.

Tim gabungan yang berjumlah lebih dari 200 orang menyebar melakukan pencarian korban di reruntuhan material longsor.

Menurutnya, hari ini ada tiga korban yang ditemukan. 

"Tadi bertemu satu jenazah di sekitar sungai, bawah bambu sekira pukul 10.00 WIB. Belum teridentifikasi siapa.

Sebetulnya sudah ketahuan sejak kemarin, tapi karena hujan lebat, baru dievakuasi hari ini," katanya kepada tribunjateng.com melalui saluran telepon. 

Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi, Kamis 23 Januari 2025 di Bekasi Cyber Park Sampai Pukul 10.00

Baca juga: Lowongan Kerja Bekasi: PT NGK Ceramics Indonesia Cari IT Infrastucture Assistant Supervisor

Jaka mengatakan, lalu ada dua jenazah lagi yang ditemukan pukul 11.00 WIB.

Jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan. 

Terkait korban yang hilang, menurut Jaka, jumlahnya belum bisa dipastikan karena masih perkiraan. 

Tetapi sementara ini dari korban yang meninggal dunia sejumlah 7 orang merupakan warga setempat, sisanya warga yang sedang melintas di jalan dan sedang berteduh.

"Korban asli dari penduduk lokal itu hanya 7 orang, mereka meninggal dunia semua. Selebihnya orang yang berlalu lintas atau berteduh di rumah pak carik dan kafe. 

Satu anak usia 7 tahun putranya pak carik juga belum ditemukan," katanya. (Kompas.com/TribunJateng)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp. 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved