Berita Pendidikan

Mahasiswa dan Dosen Unsika Ubah Sekam Padi Jadi Briket Beraroma, Dapat Pendanaan dari Amerika

Mahasiswa dan dosen ini jadi pemenang hibah internasional The Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Seeds for the Future Programe 2025.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
Istimewa
BRIKET SEKAM PADI - Tim Brisma (Briket Sekam Beraroma) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mendapatkan pendanaan dari Amerika. Mereka membuat briket beraroma dari limbah sekam padi. 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Usaha tidak mengkhianati hasil, itulah ungkapan yang cocok disandang Tim Brisma (Briket Sekam Beraroma) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika).

Tim Brisma yang terdiri dari mahasiswa dan dosen berhasil menjadi pemenang hibah internasional dari The Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Seeds for the Future Programe 2025.

YSEALI merupakan salah satu lembaga dari pemerintah Amerika Serikat yang memang menyalurkan berbagai bantuan hibah dana untuk mengembangkan potensi-potensi pemuda-pemudi yang ada di Asia Tenggara termasuk di Indonesia.

Pendanaan itu didapatkan Tim Brisma berkat jalan panjang dan keuletan dalam membuat briket beraroma dari sekam padi, limbah produksi beras, membuahkan hasil.

Team Leader Brisma Ikhwanussafa Sadidan mengatakan, pihaknya telah meneliti dan menguji pembuatan briket beraroma dari sekam padi beraroma sejak tahun lalu.

Briket beraroma ini dibuat dengan alat sederhana. Sekam padi dioseng-oseng di wajan sampai berwarna hitam. Sekam yang menghitam kemudian ditumbuk ataupun dibelender dengan dicampur tepung tapioka sampai halus.

Briket SEkam Padi Unsika - 18 Apr
BRIKET SEKAM PADI - Tim Brisma (Briket Sekam Beraroma) Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) mendapatkan pendanaan dari Amerika. Mereka membuat briket beraroma dari limbah sekam padi.

"Kemudian dikeringkan di bawah terik matahari. Kalo pengen cepat bisa juga diopen," kata Sadidan kepada TribunBekasi.com pada Jumat (18/4/2025).

Adapun munculnya ide membuat briket dari sekam ini berawal dari kegagalan saat mau mengikutsertakan proyek ini ke PKM.

Dosen pengampu kemudian bertanya kepada mahasiswa apakah menyerah atau tetap akan melanjutkan proyek pembuatan briket.

Rupanya, para mahasiswa tak patah arang dan mencoba menangkap peluang.

"Pendanaan awalnya itu diinkubator bisnis Unsika, nah dari sini mungkin terlihat produknya punya nilai dan punya potensi juga saya bilang ke mereka saya coba yang internasional gimana dan jawabannya ok, nah dari situ kita langsung cari potensi yang lebih besar," kata Sadidan.

Baca juga: Layanan Samsat di Kota/Kabupaten Bekasi-Karawang, Jumat Ini Libur, Peringatan Wafat Isa Almasih

Baca juga: SIM Keliling Kabupaten Bekasi, Jumat Ini, 18 April 2025 Tutup, Libur Peringatan Wafat Isa Almasih

Baca juga: SIM Keliling Kota Bekasi, Jumat 18 April 2025 Ini Tutup, Libur Peringatan Wafat Isa Almasih

Baca juga: Lowongan Kerja Karawang: PT Envicon Ekatama Butuh Teknisi Hoist Crane

Akhirnya, dosen dan mahasiswa itu berhasil memperoleh hibah dari YSEAl untuk pengembangan komunitas, yaitu community development sebesar 8.000 USD.

Sadidan mengatakan, proposal yang diajukan itu berjudul Transforming Rice Husk Into Aromatic Bricade atau transformasi sekam padi menjadi briket beraroma.

"Jadi kita bekerja sama nanti dengan petani untuk memanajemen limbah mereka, yang biasanya sekam padi dibakar yang menjadi polusi udara dan ke air, sekarang kami ubah menjadi salah satu produk dengan nilai jual yang menjadi penghasilan lebih untuk petani," kata Sadidan.

Sadidan mengatakan, briket beraroma  memiliki keunggulan masa terbakarnya lebih lama, yakni bisa 1 sampai 2 jam dibanding areng yang biasa. Selain itu,  polusinya tak terlalu banyak ketimbang arang konvensional.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved