Berita Kriminal

Catut Wajah Presiden Prabowo untuk Penipuan, Dua Tersangka Kasus Deepfake AI Segera Disidangkan

Sebelumnya, penyidik Dittipidsiber Bareskrim Polri telah menetapkan dua orang berinisial AMA dan JA sebagai tersangka.

Editor: Ichwan Chasani
WartaKota/Ramadhan LQ
PENIPUAN VIDEO DEEPFAKE - Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Himawan Bayu Aji (dua dari kanan), saat konferensi pers di Bareskrim Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (7/2/2025). Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap pria berinisial JS (25) atas dugaan penipuan menggunakan video deepfake AI dan akan segera disidangkan. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI —  Dua orang tersangka kasus Deepfake AI yang mencatut wajah Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah pejabat negara akan segera disidang.

Sebelumnya, penyidik Dittipidsiber Bareskrim Polri telah menetapkan dua orang berinisial AMA dan JA sebagai tersangka.

Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji menuturkan bahwa penanganan perkara untuk pelaku AMA telah rampung dengan telah dilakukannya tahap 2 (penyerahan tersangka dan barang bukti) ke Kantor Kejaksaan Negeri Lampung Tengah Provinsi Lampung.

Sedangkan untuk pelaku JA berkas sudah diterima oleh Kejaksaan Agung RI (P21).

Artinya perkara kedua tersangka tersebut bakal segera disidangkan.

"Dikarenakan semakin luas penggunaan Deepfake AI di media sosial untuk tindak pidana penipuan maka Dittipidsiber Bareskrim Polri menginstruksikan kepada Ditressiber Polda jajaran melakukan pengungkapan," ucap Brigjen Himawan Bayu Aji dikutip Kamis (1/5/2025).

Baca juga: Jurnalis yang Diintimidasi di Ruko Plaza Bekasi Jaya saat Liput Penyalur Kerja Bodong, Lapor Polisi

Baca juga: Sosok Wabup Bekasi Asep, Kader Partai Buruh, Jadi Dokter hingga Terjun ke Dunia Politik

Hal tersebut guna meminimalisir korban dan mencegah tindak pidana penipuan menggunakan Deepfake AI semakin meluas. 

Pihaknya senantiasa melakukan upaya pencegahan dan monitoring media sosial melalui patroli siber dalam rangka mengantisipasi penyalahgunaan teknologi AI untuk tindak pidana penipuan.

"Karena itu kami selalu mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dan lebih waspada terhadap modus penipuan seperti ini dengan selalu memverifikasi informasi dari sumber-sumber terpercaya," pungkasnya.

Sebelumnya, Bareskrim Polri menangkap dua orang berinisial AMA dan JS terkait kasus penipuan dengan modus menggunakan teknologi Deepfake AI yang mencatut wajah Presiden Prabowo Subianto dan pejabat negara lain.

AMA ditangkap pada Kamis, 16 Januari 2025. Total ada 11 korban AMA yang tertipu akibat video Deepfake Face AI itu.

Pelaku meraup keuntungan Rp30 juta dalam empat bulan operasi.

Baca juga: Turun Hingga Rp 33.000 Per Gram, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Kamis Ini Tinggal Segini

Baca juga: Wali Kota Bekasi Referensikan Dua Lokasi untuk Program Wajib Militer Remaja Bermasalah, dimana?

Sementara itu, JS diringkus di kediamannya, di Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada Selasa, 4 Februari 2025, sekitar pukul 16.30 WIB.

Penangkapan JS pengembangan dari kasus AMA. Pria asal Lampung itu meraup keuntungan Rp65 juta dari 100 korban penipuan.

AMA sendiri melakukan penipuan memakai wajah Presiden Prabowo Subianto untuk dijadikan konten bantuan pemerintah kepada masyarakat yang membutuhkan.

Tersangka membuat dan menyebarluaskan video Depfake AI ke berbagai platform media sosial.

Modusnya tersangka AMA mencantumkan nomor Whatsapp agar korban yang membutuhkan bantuan pemerintah menghubungi.

Korban kemudian diminta untuk melakukan transfer sejumlah uang.

Baca juga: Puluhan Ribu Buruh GSPMII Gelar Aksi Tuntut Penghapusan Aturan Kerja Kontrak dan Hentikan Badai PHK 

Baca juga: KPK kini Tengah Dalami Peran Ridwan Kamil sebagai Komisaris di Kasus Korupsi Dana Iklan Bank

Korban diarahkan mengikuti pengisian pendaftaran penerima bantuan setlah itu diminta membayar administrasi dan kemudian akan terus dijanjikan pencairan dana oleh tersangka hingga korban mentransfer kembali walaupun sebenarnya dana bantuan tersebut tidak pernah ada.

Tersangka mendapatkan keuntungan Rp30 juta terhitung sejak empat bulan terakhir.

Adapun aksi penipuan menggunakan aplikasi Deepfake AI, diakui oleh tersangka sudah dilakukan sejak 2020.

Tersangka AMA dibantu oleh satu tersangka lain inisial FA yang masuk dalam DPO.

Selain Presiden Prabowo Subianto, tersangka juga mencatut video Wapres Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Polisi masih melakukan pengembangan kasus ini dan masih mencari korban-korban lainnya yang dijadikan obyek oleh tersangka.

Baca juga: Dukung Kelancaran Hari Buruh Internasional yang Terpusat di Monas, Tol Arah Jakarta Digratiskan

Baca juga: Tidak Ada Demo, 25.000 Buruh Kabupaten Bekasi Peringati May Day di Jakarta

Penyidik pun telah mengidentifikasi 11 orang yang menjadi korban atas kejahatan tersangka ini dan para korban berasal dari berbagai wilayah diantaranya Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tenggara, dan Sulawesi Tengah.

Adapun barang bukti yang telah diamankan dari tersangka adalah satu buah handphone Oppo tipe A17 warna biru, satu KTP dan satu ATM bank.

Terhadap tersangka, dijerat Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Penipuan, Pasal 51, Ayat 1, Junto 35, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik.

Tersangka terancam pidana penjara paling lama 12 tahun dan atau denda paling banyak Rp12 miliar.

Kemudian pasal 378 KUHP tentang penipuan dengan pidana penjara paling lama 4 tahun atau denda paling banyak Rp500 juta. (Tribunnews.com/Reynas Abdila)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved