Pemusnahan Amunisi TNI

Pengakuan Warga Garut, Bantu Tentara Buka Selongsong Bekas Amunisi Dibayar Rp 150 Ribu

Sembilan warga sipil yang tewas di lokasi pemusnahan amunisi TNI di Garut, ternyata dipekerjakan dalam proses pemusnahan tersebut.

Penulis: Feryanto Hadi | Editor: Ign Prayoga
Tribunnews.com
LEDAKAN AMUNISI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyapa sejumlah anak-anak dan keluarga korban ledakan bom di Pamengpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Selasa (13/5/2025). Dirinya menjamin seluruh biasa pendidikan anak-anak korban hingga meraih gelar sarjana. 

“Sudah beberapa kali ada pemusnahan di sini. Warga biasa diperingatkan agar tidak mendekat,” ujar jurnalis Kompas TV, Ridwan Mustafa dalam laporan live Breaking News Kompas TV, Senin.  

Namun berbeda dari sebelumnya, kali ini pemusnahan justru menimbulkan petaka. Korban ditemukan di sekitar titik ledakan, dan beberapa langsung dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk, Garut Selatan.

Saat ini lokasi kejadian sudah disterilkan oleh petugas dan tidak diperbolehkan diakses oleh warga maupun pihak yang tidak berkepentingan.

Sejumlah saksi mata menyebut bahwa sebelum pemusnahan dilakukan, sudah ada pemberitahuan dari petugas kepada warga untuk menjauh.

Namun belum diketahui apakah seluruh warga sudah benar-benar menjauh dari radius berbahaya.

Keterangan saksi mata

Salah satu pekerja proyek pemusnahan amunisi TNI sekaligus saksi mata bernama Ajas selamat dari ledakan lantaran disuruh mengambil peti dan peralatan oleh pimpinan regu. 

Baru 25 meter Ajas berjalan menjauh dari lubang amunisi, tiba-tiba saja dia mendengar suara ledakan.

Bahkan ledakan itu hingga terkena ke punggungnya karena saking kencangnya. 

Detik-detik ledakan amunisi yang hendak dimusnahkan itu pun dilihat jelas oleh Ajas yang masih di atas sepeda motor seperti dimuat TribunJabar Selasa (13/5/2025).

Ajas mengatakan bahwa awalnya mereka bekerja seperti biasa membantu TNI untuk memusnahkan amunisi. 

Masing-masing pekerja memiliki tugas seperti Ajas yang bertugas menggali lubang. 

Hingga pada lubang ketiga dibuat, Ajas tiba-tiba saja disuruh oleh pimpinan regunya untuk mengambil peti dan peralatan untuk menggali lubang baru. 

Baru sampai 25 meter Ajas berjalan, tiba-tiba saja lubang meledak. Bahkan Ajas ikut terkena lemparan tulang dan daging para pekerja proyek dan TNI.

“Sempat terkena lemparan tulang punggung saya. Bahkan baju belakang sempat terbakar juga tapi tidak sampai kulit,” ungkap Ajas. 

Halaman
1234
Sumber: TribunJabar.id
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved