Lippo Rilis Desain Rumah Subsidi 18 Meter, Netizen Langsung Mencibir: Mirip Kandang Hamster

Lippo Group meluncurkan desain rumah mungil.  Desain tersebut dicibir netizen dan dinilai mirip kandang hamster.

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Tribunnews.com l handout
RUMAH MUNGIL BERSUBSIDI - Mock up rumah susbidi berukuran mini rancangan Lippo Group. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait melihat dari dekat mock up ini di Jakarta. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) merancang rumah tapak ukuran 18 meter untuk dipasarkan sebagai rumah subsidi di kawasan Jabodetabek.

Merespons rencana tersebut, pengembang Lippo Group meluncurkan desain rumah mungil. 

Desain rumah mungil bersubsidi untuk kawasan perkotaan milik Lippo Group yang ditinjau Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mendapat reaksi negatif dari masyarakat.

Pantauan Tribunnews di salah satu unggahan Instagram Kementerian PKP, @kementerianpkp, warganet atau netizen menanggapi negatif konsep atau mock up rumah mini bersubsidi tersebut.

Hingga Jumat (13/6/2025) pagi, unggahan tersebut mendapatkan 538 komentar dan dibagikan sebanyak 2.458 kali.

Dalam unggahan tersebut, ada akun @ayyp*** menyamakan desain rumah subsidi ini seperti kandang hamster.

"Pejabat dapet rumah dinas pada bagus", giliran buat rakyat kayak kandang hamster. minimal mikir, emosi gue liatnya," tulis komentar akun tersebut.

Ada juga akun @adineg*** yang menilai desain rumah subsidi ini tidak manusiawi. "Tidak bermanfaat, desain tidak manusiawi. Bikin hanya untuk cuan cuan dan cuan. Unit kaya gini berjumlah 3 juta unit? Siapa yang mau beli?" tulis komentar akun tersebut.

Beberapa akun ada juga yang menyarankan agar para pejabat tinggal dulu di rumah tersebut.

"Utk rumah dinas pejabat aja deh lebih cocok karna jabatan akn plg lama 5thn jdi gk perlu rumah tapak besar2 karna kdg kan pejabat2 jga jauh dari anak dan istri pas lah itu hidup sendiri dan fokus bekerja," tulis akun @ventri***.

"bapak mau pak tinggal di situ dgn keluarga sendiri? gpp pak pertanyaan ke diri sendiri dulu aja sih," tulis akun @uca***.

"Silahkan bapak/ibu yg menyetujui kebijakan ini untuk menempati rumah ini dulu selama 1 bulan. jika dirasa nyaman baru diperjualbelikan untuk masyarakat," tulis akun @dm_***.

Sebagaimana diketahui, Menteri Maruarar Sirait Sirait sedang menggodok peraturan pengurangan minimal luas tanah dan bangunan rumah subsidi menjadi lebih mini.

Menurut pria yang akrab disapa Ara itu, pengurangan minimal luas tersebut dapat membuka peluang rumah subsidi dibangun di perkotaan.

Rencana pengurangan batasan minimal luas tanah dan bangunan rumah subsidi ini tertuang dalam draf aturan terbaru yang beredar dan sedang dirancang, berupa Keputusan Menteri PKP Nomor/KPTS/M/2025 tentang Batasan Luas Tanah, Luas Lantai, dan Batasan Harga Jual Rumah dalam Pelaksanaan Perumahan Kredit/Pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, serta Besaran Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan.

Apabila dibandingkan dengan aturan yang berlaku sebelumnya, yakni Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 689/KPTS/M/2023, batas minimal luas tanah dan luas bangunan rumah subsidi terlihat berkurang.

Minimal luas tanah dari 60 meter persegi direncanakan berkurang menjadi 25 meter persegi. Sementara itu, minimal luas bangunan 21 meter persegi berkurang menjadi 18 meter persegi.

Pengembang Lippo Group telah merancang sendiri desain rumah dengan minimal luas yang telah disesuaikan tersebut dan Menteri Maruarar sudah meninjau desain tersebut.

Tipe pertama rumah mungil bersubsidi dengan satu kamar tidur dengan luas tanah 25 meter persegi (2,6 x 9,6 meter) dan luas bangunan 14 meter persegi.

Tipe kedua, dengan dua kamar tidur memiliki luas tanah 26,3 meter persegi (2,6 x 10,1 meter) dan luas bangunan 23,4 meter persegi.

"Silakan bagi para generasi milenial yang ingin melihat langsung konsep mock up rumah susbidi yang kekinian dan sesuai kebutuhan tempat tinggal bisa langsung datang ke Lobby Nobu Bank di Plaza Semanggi."

"Silakan beri masukan dan saran terhadap usulan desain dan konsep rumah subsidi ini," kata dia dikutip dari siaran pers, Jumat (13/6/2025).

Rumah mungil bersubsidi ini akan dibangun di kota Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek), dan kota-kota besar lainnya.

Spesifikasi Teknis Rumah Bersubsidi Mungil

Untuk spesifikasi teknis bangunan, strukturnya akan menggunakan beton bertulang. Lantai teras, lantai ruang utama, kamar tidur, dan kamar mandi menggunakan keramik. Lantai carport menggunakan plester beton.

Dinding dalam, dinding pembatas, pagar belakang, dan dinding kamar mandi menggunakan bata ringan plus mortar finish cat. Dinding kamar mandi menggunakan tambahan keramik pada area basah.

Plafon ruang dalam menggunakan gypsum finish cat dan plafon kamar mandi menggunakan gypsum WR (Water Resistant) finish cat.

Cat di bagian eksterior menggunakan cat dinding weathershiel/setara dan bagian interior menggunakan cat dinding interior.

Sanitair dilengkapi closet duduk, wastafel, shower+kran, meja dapur+sink.

Atap rumah menggunakan rangka baja ringan dan atap spandek. Kusen pintu utama dan dalam menggunakan alumunium powder coating.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved