Perang Iran Israel

Trump Tegas Sebut Iran Sudah Tidak Punya Senjata Nuklir Lagi: Kami Meledakannya, Sudah Hancur Total!

Trump berujar, satu-satunya yang AS minta adalah Iran tidak memiliki senjata nuklir, sebab sudah dihancurkan semua.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
Kolase Foto Jerussalem Post/HO
PEMIMPIN AS DAN IRAN --- Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Iran Ali Khamenei dan Presiden AS Donald Trump dengan latar belakang bendera dan serangan rudal. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku bakal berbincang dengan pemimpin Iran pekan depan, setelah perang 12 hari selesai dengan gencatan senjata, Selasa (24/6/2025) lalu. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku bakal berbincang dengan pemimpin Iran pekan depan, setelah perang 12 hari selesai dengan gencatan senjata, Selasa (24/6/2025) lalu.

Hal itu disampaikan Trump dalam sebuah konferesi pers yang diunggah oleh akun Instagram @aljazeeraenglish, Kamis (26/6/2025).

"Mungkin kami akan menandatangani sebuah kesepakatan, saya tidak tahu. Bagi saya, saya rasa itu tidak terlalu penting," kata Trump.

"Maksud saya, mereka sudah menjalani perang, mereka bertempur, sekarang mereka kembali ke dunia mereka sendiri. Saya tidak peduli apakah saya punya kesepakatan atau tidak," imbuhnya.

Trump berujar, satu-satunya yang AS minta adalah Iran tidak memiliki senjata nuklir, sebab sudah dihancurkan semua.

Dalam kata lain, Trump membantah temuan badan Intelijen Amerika Serikat yang menyebut bahwa serangan udara yang diluncurkan militer AS terhadap situs nuklir Iran beberapa waktu lalu, tidak sampai menghancurkan komponen inti dari program nuklir negara tersebut.

Baca juga: Begini Kondisi Pangkalan Udara AS di Qatar Usai Digempur 6 Rudal Milik Iran

"Saya katakan, Iran tidak akan punya senjata nuklir — ya, kami meledakkannya. Sudah hancur total," ungkap Trump.

"Jadi saya tidak terlalu peduli tentang itu. Jika kami dapat dokumennya, ya tidak apa-apa," pungkasnya.

Terkait hal ini, Iran melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri, Esmaeil Baghei buka suara, Rabu (25/6/2025).

Esmaeil mengakui jika ada kerusakan nuklir di negaranya akibat serangan AS.

“Ya, instalasi nuklir kami telah rusak parah. Itu sudah pasti, karena telah mengalami serangan berulang kali,” katanya, dikutip dari Aljazeera.com, Rabu.

Ia menambahkan bahwa saat ini Organisasi Energi Atom Iran dan lembaga-lembaga terkait lainnya sedang menangani kerusakan tersebut.

Tewaskan 78 orang Palestina

Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kemajuan besar dalam upaya mengakhiri perang di Palestina, nampaknya tidak berdampak signifikan.
Pasalnya pada Kamis (26/6/2025), Kantor Berita Aljazeera.com mempublikasikan data yang menyebut bahwa 78 orang tewas di Jalur Gaza sejak fajar, termasuk 14 warga Palestina yang sedang menunggu di dekat pusat distribusi bantuan.
"Sumber dari rumah sakit al-Awda dan Al-Aqsa Martyrs di Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sedikitnya sembilan warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka akibat tembakan Israel pada Rabu pagi saat menunggu bantuan di dekat Persimpangan Netzarim di Gaza tengah," demikian yang dilaporkan Aljazeera.com, dikutip Kamis.
Kematian ini adalah yang terbaru dari gelombang kekerasan di sekitar titik distribusi bantuan yang didirikan akhir bulan lalu oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga kontroversial yang didukung Israel dan AS, yang oleh para kritikus disebut sebagai “rumah jagal manusia” dan “jebakan maut.”
Kehadiran GHF pun mendapat kritik tajam dari lembaga-lembaga bantuan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menyatakan bahwa kelompok ini tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduk dan menjadikan makanan sebagai senjata bagi Israel untuk melanjutkan operasi militernya.
BERITA VIDEO : IRAN SERANG 'JANTUNG ISRAEL', PRESIDEN HERZOG BAWA-BAWA PALESTINA
Melaporkan dari Kota Gaza, jurnalis Al Jazeera Hani Mahmoud mengatakan pusat distribusi bantuan yang dijalankan GHF biasanya berada sangat dekat dengan posisi pasukan Israel, lengkap dengan tank, kendaraan lapis baja, dan penembak jitu di sekitarnya.
“Jadi ketika kerumunan besar berkumpul, mereka menjadi sasaran empuk tembakan Israel,” katanya melaporkan.
“Yang mengerikan, orang hanya diberi jendela waktu 20 menit di pusat bantuan untuk mengambil apa pun yang tersedia, seperti paket makanan. Begitu 20 menit berlalu, tembakan sering dimulai. Itulah salah satu alasan banyak orang tewas di pusat-pusat itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Organisasi GHF itu membantah bertanggung jawab.
Israel mengklaim bahwa penembakan sebelumnya di dekat lokasi GHF dipicu oleh “tersangka” yang mendekati tentara.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan bahwa kondisi kesehatan dan kemanusiaan di wilayah setempat telah mencapai tingkat bencana karena blokade Israel yang menghalangi suplai medis darurat bagi yang sangat membutuhkan.
Rumah sakit yang tersisa hampir tidak mampu beroperasi lagi karena krisis berat, dengan pasien membludak melebihi kapasitas, terutama di ruang rawat inap dan unit perawatan intensif. 

(Sumber : Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah/m40)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp 

 

 

Sumber: Wartakota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved