Berita Bekasi

Soal Ibu Muda Diduga Jadi Korban Malapraktik di RSUD Hingga Lumpuh Total, Wali Kota Bekasi Bantah

Imbas dugaan malapraktik itu, Ratih hanya bisa berbaring meratapi nasibnya dari atas tempat tidur. Ia berharap pihak rumah sakit bertanggung jawab.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Dedy
TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra
DIDUGA KORBAN MALAPRAKTIK --- Seorang perempuan bernama Ratih Raynada (30) asal Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi yang diduga menjadi korban malapraktik saat operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Chasbullah Abdulmadjid, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI --- Nasib seorang ibu rumah tangga bernama Ratih Raynada (30), warga Mustikajaya Kota Bekasi yang diduga menjadi korban malapraktik, sungguh memprihatinkan, 

Selain diduga menjadi korban malapraktik saat melahirkan anak keempat secara operasi caesar di RSUD Kota Bekasi, Ratih kehilangan pekerjaan dan mirisnya lagi sang suami meninggalkannya.

Imbas dugaan malapraktik itu, Ratih kini hanya bisa berbaring meratapi nasibnya dari atas tempat tidur. Ia berharap pihak rumah sakit bertanggung jawab.

"Saya minta keadilan buat saya juga anak-anak saya. Kemarin pihak rumah sakit tanggung jawab cuman buat kesehatan saya. Tapi anak-anak saya tidak dilihat," imbuh dia.

Baca juga: Diduga Jadi Korban Malapraktik Usai Melahirkan, Seorang Ibu Muda Luka Bakar hingga Tak Bisa Kerja

Lalu bagaimana peran Pemerintah Kota Bekasi terhadap keberadaan Ratih yang kini mengalami lumpuh total?

Ratih Raynada diduga menjadi korban malapraktik saat menjalani operasi caesar anak keempat di RSUD Kota Bekasi, pada September 2024. 

Dugaan malapraktik tersebut akibat operasi pembedahan pada saat efek bius belum bekerja penuh yang membuatnya merasakan kesakitan.

"Saya teriak. Astaghfirullahaladzim, dokter sakit, dok. Saya nangis-nangis. Saya pikir setelah ngomong seperti itu, disetop dulu. Tahunya dibelek lagi, saya teriak lagi," kata Ratih saat ditemui di kediamannya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Rabu (2/7/2025).

Mendengar teriakan tersebut, sang dokter akhirnya menghentikan operasi.

Tak lama, seorang suster kembali menyuntikkan obat bius ke tubuhnya.

Ketika suntikan obat bius kedua belum juga bekerja, sang dokter melanjutkan operasi caesar. 

Ratih pun kembali teriak kesakitan. Saking sakitnya, Ratih sampai pasrah apabila ajal menjemputnya di tengah perjuangannya melahirkan sang buah hati.

"Belum semuanya (obat bius) full naik. Udah dibelek lagi. Pasrah. Kalau memang sudah harus mati istilahnya, sudah deh, mati deh. Tahunya saya denger suara anak saya nangis. Saya pingsan," ungkap Ratih.

Setelah caesar, Ratih kemudian menjalani rawat inap selama tiga hari dengan kondisi tubuh tak mampu bergerak normal.

Saat itu, ia mengira tubuhnya masih terkena efek bius. Meski efek bius belum benar-benar hilang, Ratih tetap memaksakan diri pulang ke rumah.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved