Tahun Ajaran Baru
Guru Mengajar Bangku Kosong Bukan Hoaks, Terjadi di Wilayah Jawa Timur
Sebuah SD negeri di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tidak mendapat siswa baru pada tahun 2025 ini
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNBEKASI.COM - Sebuah SD negeri di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tidak mendapat siswa baru pada tahun 2025 ini.
Hal ini membuat ruangan kelas 1 kosong dan berdebu.
Kondisi ini terjadi di SD Negeri Setono di Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, kembali tidak mendapat siswa baru pada tahun ajaran 2025/2026.
Kondisi ini bukan pertama kali terjadi. Tahun lalu, sekolah ini juga tak menerima satu pun peserta didik baru.
Hal ini membuat ruangan kelas 1, dilanda kesunyian selama dua tahun berturut-turut.
Dari pantauan TribunJatim.com, Senin (14/7/2025), ruang kelas I dan II terlihat kosong.
Guru hanya membuka ruang kelas lalu membersihkannya.
Tampak banyak sarang laba-laba, pertanda ruang kelas sudah lama tidak digunakan.
"Ya begini kondisinya. Guru ngajar bangku kosong," kelakar Plt Kepala SDN Setono, Suhadi, Senin.
Suhadi menuturkan, tidak ada satu pun siswa yang mendaftar di SDN Setono pada tahun ajaran ini, sama seperti tahun lalu.
"Tahun ini siswa barunya kosong, tidak ada. Tahun lalu juga kosong. Kelas tiga juga hanya ada dua siswa, itupun awalnya hanya satu siswa," jelasnya.
Adapun jumlah murid di SDN Setono secara keseluruhan juga tak banyak. Hanya ada 16 siswa, di seluruh sekolah tersebut. Rinciannya sebagai berikut:
Kelas VI : 9 siswa
Kelas V : 1 siswa
Kelas IV : 4 siswa
Kelas III : 2 siswa
Kelas II dan I : 0 siswa
Seorang siswa kelas 4 di SDN Setono, Rosyid, mengaku sedih lantaran tak punya banyak teman di kelasnya.
"Ya sedih saja, pengin banyak teman sebenarnya," ucapnya.
Duduk Lesehan
Hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2025 - 2026 di SDN Kayuringin 16 Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan diwarnai suasana prihatin.
Bukan tanpa sebab, sejumlah siswa dan siswi terpaksa harus duduk lesehan di dalam kelas karena kurangnya fasilitas kursi dan meja.
Kepala SDN Kayuringin 16 Kota Bekasi, Jumiyati mengatakan kurangnya fasilitas di sekolah tersebut karena adanya bencana banjir beberapa pekan lalu.
"Lesehan itu kebetulan kemarin kami pasca banjir banyak beberapa ruangan itu hancur, kursi dan meja juga, ada sekitar 240 meja dan kursi kekurangan," kata Jumiyati saat ditemui di SDN Kayuringin 16 Kota Bekasi, Senin (14/7/2025).
Jumiyati menjelaskan kondisi memprihatinkan itu sudah berlangsung lebih kurang tiga bulan.
Selama proses belajar mengajar berlangsung tiga bulan itu, para murid kerap rebutan kursi dan bangku satu dengan lain.

"Para siswa dan siswi tarik tarikan bangku, tapi alhamdulillah selama tiga bulan ini tidak bermasalah belajar mengajar karena kami selalu mencari solusi yang terbaik," jelasnya.
Jumiyati menuturkan guna mencari solusi terkait kebutuhan, pihaknya sudah memutuskan solusi dengan orangtua siswa untuk membawa meja belajar masing-masing dari rumah.
Para orangtua pun mengerti dengan keadaan tersebut.
"Karena kekurangan kursi jadi inisiatif orangtua murid juga duduknya satu kelas itu hanya beberapa kursi aja adanya, terus siswa bawa meja dari rumah, dan duduk lesehan belajarnya," tuturnya.
Jumiyati menyampaikan pihaknya sudah melaporkan peristiwa ini ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi.
Ia pun berharap Disdik Kota Bekasi segera merespons laporan tersebut.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.