Ijazah Jokowi
Muncul di Acara Reuni Bareng Jokowi, Mulyono Dituding Bukan Alumni UGM, Cuma Calo di Terminal Solo
Mulyono yang mengaku sebagai teman kuliah Jokowi, dianggap sebagai sosok yang fiktif. Pria itu sejatinya adalah Wakidi, calo tiket bus
Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNBEKASI.COM, SOLO -- Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang diterpa isu ijazah palsu, menghadiri acara reuni angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Acara digelar di Yogyakarta pada Sabtu (27/7/2025).
Salah satu sosok yang muncul pada acara tersebut adalah Mulyono yang mengaku sebagai rekan seangkatan Jokowi Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.
Namun, pengakuan Mulyono ditepis oleh Muhammad Taufiq, pengacara asal Kota Solo, Jawa Tengah. Dia menyatakan pria bernama Mulyono itu bukanlah alumni atau lulusan UGM.
Taufiq yang pernah menggugat keaslian ijazah Jokowi menambahkan, Mulyono adalah seorang calo tiket bus di Terminal Tirtonadi Solo.
Klaim itu disampaikan Taufiq lewat video yang diunggah di kanal YouTube Muhammad Taufiq & Partners Law Firm, Minggu (28/7/2025) malam.
Ketika dihubungi Tribun Solo, Taufiq mengaku telah melakukan penyelidikan ke Terminal Tirtonadi guna mendalami sosok Mulyono.
"Saya sudah investigasi, menghubungi pentolan Terminal Tirtonadi. Singkat kata, yang bersangkutan namanya Wakidi, bukan Mulyono. Dia itu calo tiket," kata Taufiq yang dalam YouTube itu didampingi Andhika, rekannya yang sesama pengacara.
Taufiq menyebut pria bernama Bambang Saptono yang hadir pada acara reuni Sabtu lalu juga bukan lulusan UGM.
"Saya kenal sama Bambang karena dia pernah jual tanah ke saya. Dia bukan alumni UGM, dia lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS (Universitas Sebelas Maret)," kata Taufiq.
Sejauh ini, belum ada pernyataan dari Mulyono, Wakidi, ataupun Bambang Saptono atas pernyataan Taufiq ini.
Pengakuan Mulyono saat Reuni
Mulyono mengaku sebagai teman Jokowi saat kuliah di Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980.
Nomor mahasiswa milik Mulyono saat itu adalah 1684. Saat ini dia mengklaim bekerja di bidang swasta di sektor kehutanan.
Pria asal Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, itu lulus dari UGM pada 1987, lebih dulu daripada Jokowi yang disebut lulus tahun 1985.
Mulyono mengklaim saat itu tidak ada jurusan di Fakultas Kehutanan UGM.
"Dulu tidak ada jurusan. Saya Fakultas Kehutanan, cuma skripsinya saya ambil bidang ekonomi manajemen."
"Jadi tidak ada jurusan. Fakultas Kehutanan. Saya tegaskan tidak ada jurusan," kata Mulyono, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (27/7/2025).
Ditanya apakah ada jurusan Teknologi Kayu, Mulyono mengaku tidak tahu menahu soal itu.
"Saat skripsinya ngambil apa? Terus kuliahnya kebanyakan bobot mata kuliah ngambil bidang apa?' Ada ekonomi manajemen, ada teknologi hasil hutan, ada silvikultur," ujarnya.
"Pokoknya tidak ada jurusan, cuma bidang studinya. Setahu saya Teknologi Hasil Hutan. Saya nggak tahu karena itu kan kampus ya, saya kan tidak banyak ke situ," tuturnya.
Mulyono mengakui Jokowi lebih dulu lulus dari UGM dibanding dia karena nilai Jokowi lebih bagus. Dia mengaku baru lulus tahun 1987.
"Kalau sama dia (Jokowi), dia selalu ingat. Sebelum menjadi pejabat pun menyapa," sambungnya.
Mengenai ijazah Jokowi yang diduga palsu, Mulyono juga tidak terlalu ingin ikut campur. Menurutnya, ijazah adalah urusan pribadi masing-masing.
Mulyono turut bertemu Jokowi dalam acara reuni. Pertemuan itu memunculkan tawa dari para peserta lantaran Mulyono adalah nama masa kecil Jokowi.
Jokowi memilih hanya tersenyum dan melontarkan gurauan.
“Jangan nambah masalah lagi. Sudah, Hari Mulyono dimasalahin almarhum, ya tambah lagi Mas Mulyono,” ujar Jokowi disambut gelak tawa para peserta reuni.
Sosok Muhammad Taufiq
Muhammad Taufiq adalah seorang pengacara yang menggugat keaslian ijazah Jokowi ke Pengadilan Negeri Solo.
Gugatan itu dimasukkan tanggal 14 April 2025. Namun, gugatan ini akhirnya digugurkan oleh PN Surakarta tanggal 10 Juli 2025.
Dalam putusan sela perkara dengan nomor 99/Pdt.G/2025/PN Skt itu, Majelis Hakim menyatakan bahwa PN Solo tidak berwenang memeriksa perkara tersebut.
Taufiq adalah lulusan program Doktor Ilmu Hukum dari UNS dan pernah menjadi Ketua DPC PERADI Surakarta periode 2007–2011.
Rekam jejak akademiknya juga mencatat keikutsertaannya dalam program Corporate Governance di Jepang pada tahun 2008 dan kursus hukum lingkungan di Beijing serta Shanghai pada 2009.
Taufiq dikenal sebagai sosok yang aktif dalam advokasi kasus-kasus struktural.
Ia pernah tampil dalam acara Kick Andy pada Februari 2010 dengan topik “Peradilan Sesat”, yang membahas berbagai ketimpangan dalam sistem hukum Indonesia.
Tak hanya sebagai praktisi hukum, Taufiq juga menulis beberapa buku kritis tentang hukum dan keadilan, di antaranya Terorisme Dalam Demokrasi (2004), Moralitas Penegak Hukum dan Advokat Profesi “Sampah” (2007), dan Small Claim Court: Berperkara di Pengadilan Tanpa Pengacara (2021).
Taufiq juga dikenal sebagai orang di balik Muhammad Taufiq & Partners Law Firm atau MT & P, salah satu firma hukum terkenal di Solo. Dalam firma itu Taufiq menjabat sebagai managing partner.
Menurut laman resmisnya, firma itu berpengalaman menyediakan jasa hukum untuk berbagai macam institusi bisnis dan perusahaan multinasional.
Firma itu berdiri pada tahun 1993 dan mendapat pengakuan resmi pada tahun 2003. Saat ini MT & P berkantor di Banjarsari, Kota Solo.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Rismon Sianipar Klaim Dirinya Punya Bukti Bantah Kesimpulan Bareskrim Sebut Ijazah Jokowi Asli |
![]() |
---|
Rismon Sianipar Datangi Polda, Diperiksa Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi |
![]() |
---|
Jika jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi, Abraham Samad Pastikan Melawan |
![]() |
---|
Podcast Soal Kasus Ijazah Jokowi Dianggap Pidana, Abraham Samad: Ini Adalah Bentuk Kriminalisasi! |
![]() |
---|
Siap Diperiksa Polisi, Ex Ketua KPK Abraham Samad Merasa Dikriminalisasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.