Pembunuhan Pejabat Bank BUMN

Pengusaha Jambi Otak Pembunuhan Kacab Bank Sesumbar Beli Helikopter, Bolehkan Berbohong dalam Bisnis

Jambi geger. Pengusaha asal Tebo, Dwi Hartono (DH) diduga jadi dalang pembunuhan kepala cabang bank BUMN di Jakarta

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
Instagram
Dwi Hartono, Crazy Rich asal Jambi otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN di Jakarta 

Dan harapannya saya bisa membuka lapangan pekerjaan di sana begitu mas, kalau kita cuma turun setahun sekali bagaimana mungkin kita cukup waktu yang panjang dan dengan kunjungan yang lebih rutin kita punya akses yang mudah, jadi harapannya jadi kalau ingin sewaktu turun bisa turun di depan rumah orangtua.

Mas Dwi sempat berada pada titik terbawah akhirnya bisa mencapai ke titik sekarang, bisa diceritakan?

Jadi gini mas, sekitar tahun 2012 usaha saya sempat bangkrut dan meninggalkan hutang miliaran

Itu kalau boleh tahu usahanya apa ya mas?

Usahakan masih remeh temeh mas game online, warnet, PS 2 kemudian ada Coffe Shop, kemudian ada juga warteg, itu semua tidak terkontrol dan SDM kurang kurang kita pantau ada beberapa yang bermasalah dikarenakan dikorupsi dengan manajemen yang kurang, singkat cerita dan akhirnya tutup.

Sampai kita punya hutang macam-macam bahkan mobil pun tidak punya rumah pun tidak punya bahkan motor pun diambil sama leasing mas.

Sampai titik terendah itu kita pengen ngontrak rumah senilai 10 juta dalam satu tahun saya minta uang sama bapak orangtua saya ditolak mas.

Bapak waktu itu bilang begini, kamu katanya pintar dari kecil kamu sekolahnya juara terus kenapa kamu sekarang tidak bisa survive, bukti kan sama papa kamu bisa maju dan berkembang, mulai hari ini papa tidak akan pernah bantu kamu silahkan mikir sendiri.

Itu sampai sekarang kalimat yang menjadi sebuah pecutan mas .

Itu sudah berkeluarga ya mas?

Sudah mas, lagi kencang-kencangnya anak itu butuh susu kaleng mas, karena yang masih kecil itu umurnya kurang lebih 6 bulan lah kemudian yang pertama kurang lebih 2 tahun lah

Artinya mas menyikapi dengan positif ya?

Rasa sedih itu ada, sempat kaget sedih, tetapi kita saya mengambil kesimpulan orangtua ini sedang mengembleng saya, orangtua memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, saya simpulkan seperti itu.

Saya dibeginikan, bahasa orang Jawa sana disapih dilepeh tidak boleh nenen lagi atau tidak boleh manja lagi dan bergantung sama orangtua.

Akhirnya saya listing bangunan relasi saya catat satu persatu saya punya teman siapa saja yang mungkin saya bisa manfaatkan dalam hal positif.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved