Lumpuh Total
Seiring berjalannya bulan, ia kembali mendatangi RSUD Kota Bekasi guna mengecek kondisi kesehatannya.
Dokter kemudian mendiagnosis perempuan dengan anak empat itu mengalami tuberkulosis tulang dan diharuskan menjalani operasi pemasangan pen.
Selanjutnya ia menuruti saran dokter untuk selanjutnya operasi pemasangan pen pun dilakukan.
Setelah operasi pemasangan pen rampung, ia kemudian meminum obat pemberian dokter.
"Bukannya membaik, tubuh itu justru jadi lemas setelah mengonsumsi obat tersebut, terus saya benar-benar lumpuh total pada April 2025," ucapnya.
Bak jatuh tertimpa tangga, Ratih menegaskan setelah kondisj kesehatannya menurun, ia dengan terpaksa kehilangan pekerjaan.
Baca juga: Layanan SIM Keliling Karawang, Rabu 2 Juli 2025, Dijadwalkan hingga Pukul 14.00, Cek Lokasinya
Baca juga: BREAKINGNEWS: Ruang Farmasi RS Hermina Jatinegara Terbakar Rabu Pagi, Pasien dan Tenaga Medis Panik
Tidak hanya itu, bahkan suaminya pun diduga kabur meninggalkannya.
Kini, Ratih hanya bisa berbaring meratapi nasibnya dari atas tempat tidur sembarj berharap ada pertanggung jawaban dari RSUD.
"Saya minta keadilan buat saya juga anak-anak saya, kemarin pihak rumah sakit tanggung jawab cuman buat kesehatan saya, tapi anak-anak saya tidak dilihat," harapnya.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto membantah adanya dugaan malpraktik yang terjadi terhadal Ratih usai operasi di RSUD Kota Bekasi.
Pernyataan tersebut merujuk hasil investigasi penanganan operasi caesar yang melibatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Jadi kalau dianggap malapraktik saya kira tidak terbukti kalau berdasarkan alasan medis dan tahapan yang dilakukan RSUD Kota Bekasi," singkat Tri, Rabu (2/6/2025).
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp.