Wawancara Eksklusif

Bupati Aep Blak-blakan Soal Karawang Maju dan Pemangkasan Dana Pusat

Bupati Karawang Aep Syaepuloh blak-blakan soal visi Karawang Maju, fokus pembangunan, hingga strategi menghadapi pemangkasan dana transfer pusat.

|
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Mohamad Yusuf
Tribunbekasi/Muhammad Azzam
UNGKAP STRATEGI - Bupati Karawang Aep Syaepuloh saat wawancara eksklusif di ruang kerjanya, Senin (13/10/2025). Ia mengungkapkan visi Karawang Maju dan strategi menghadapi pemangkasan dana transfer pusat. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Bupati Karawang Aep Syaepuloh menerima tim Warta Kota Network untuk sebuah wawancara eksklusif, pada Senin (13/10/2025).

Sembilan bulan sudah Aep memimpin Karawang. Dalam perbincangan terbuka itu, ia mengungkapkan berbagai program prioritas, tantangan pembangunan, hingga cara pemerintah daerah menyiasati pemangkasan dana transfer pusat.

Berikut petikan wawancara reporter Warta Kota Network Muhammad Azzam bersama Bupati Karawang Aep Syaepuloh.

Baca juga: Tiga Anggota TNI Pembunuh Bos Rental Divonis 15 Tahun, Wajib Bayar Restitusi Rp 576 Juta ke Korban

Baca juga: Tangis Haru Sang Ayah, Saat Menyerahkan 3 Anaknya ke Panti Asuhan karena Tak Punya Biaya Lagi

1. Bupati memiliki visi Karawang Maju. Apa makna dari visi tersebut?

Kami punya visi besar, Karawang Maju. Kenapa? Karena posisi Karawang sangat strategis. Kami menjadi daerah penopang Ibu Kota Jakarta dan dekat dengan Bandung yang merupakan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat.

Karawang tumbuh cepat. Industri berkembang pesat, tapi kami juga masih punya lahan pertanian yang luas. Karawang adalah lumbung padi terbesar kedua setelah Indramayu dengan produksi 1,35 juta ton gabah kering panen per tahun.

Kami juga punya sejumlah proyek strategis nasional seperti Tol Jakarta–Cikampek Selatan (Japek 2) dan Tol Setu–Karawang. Semua ini harus menjadi pijakan untuk membawa Karawang benar-benar maju.

Dulu tagline Karawang adalah Interasih, singkatan dari Indah, Tertib, Aman, dan Bersih. Sekarang kami ingin lebih dari itu. Semua harus maju bersama.

2. Apa fokus utama program kerja Bupati saat ini?

Pertama, kesehatan. Kami pastikan tidak ada warga Karawang yang tidak bisa berobat hanya karena tidak mampu membayar BPJS. Kami jalankan program UHC (Universal Health Coverage) dengan anggaran lebih dari Rp 300 miliar.

Kedua, pendidikan. Melalui Karawang Cerdas, kami bantu bukan hanya anak-anak pintar, tapi juga mereka yang kurang mampu dan yatim piatu agar tetap bisa sekolah.

Kami juga baru menyelesaikan pembangunan RSUD Rengasdengklok tipe C. September kemarin sudah soft opening, dan awal 2026 mulai beroperasi penuh. Ini menjawab kebutuhan masyarakat di wilayah utara.

Selain itu, kami merevitalisasi GOR Panatayudha dan Stadion Singaperbangsa. Tahun 2025, renovasi ditarget rampung dan bisa menjadi kebanggaan masyarakat Karawang.

3. Bagaimana dampak pemangkasan dana transfer pusat terhadap pembangunan Karawang?

Sebetulnya bukan pemotongan, tapi penyesuaian. Pemerintah pusat punya program yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat seperti makan bergizi gratis (MBG).

Kami mengalami penyesuaian anggaran sekitar 24 persen atau sekitar Rp 700 miliar. Tapi dana itu dialihkan untuk program yang berdampak luas.

Kami siapkan 200 dapur MBG yang masing-masing menyajikan 3.500 porsi per hari. Program ini bukan hanya memberi makan anak-anak, tapi juga menggerakkan UMKM dan koperasi desa.

Apakah mengganggu pembangunan? Tidak. Kami tetap pertahankan semua program yang menyentuh langsung masyarakat. Kami hanya sesuaikan pos-pos yang tidak terlalu mendesak.

4. Apa strategi pemerintah daerah untuk menjaga pembangunan tetap berjalan di tengah penyesuaian anggaran ini?

Kami melakukan efisiensi besar-besaran. Salah satunya dengan menggabungkan empat dinas menjadi dua dinas. Kebijakan ini mungkin tidak populer, tapi perlu dilakukan. Efisiensinya bisa mencapai Rp 200 miliar.

Kami juga menunda perbaikan kantor dinas, memangkas biaya perjalanan dinas, konsumsi rapat, hingga hibah. Ibarat kata, kalau dulu ikat pinggang di tengah, sekarang sudah di ujung.

Tapi efisiensi bukan alasan untuk berhenti membangun. Sejak 2024, kami sudah terbiasa menyesuaikan anggaran dan tetap bergerak. Tahun ini tinggal melanjutkan pola yang sudah berjalan.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp. 

Sumber: Tribun bekasi
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved