Konflik Palestina Vs Israel
Thom Yorke 'Radiohead' Tegas Tolak Manggung di Israel Selama Netanyahu Berkuasa, Ini Alasannya
Thom Yorke pastikan Radiohead tak akan tampil di Israel selama Benjamin Netanyahu masih berkuasa, ungkap alasannya dalam wawancara.
TRIBUNBEKASI.COM, PALMERAH – Vokalis Radiohead, Thom Yorke, akhirnya buka suara soal sikapnya terhadap Israel.
Musisi asal Inggris itu menegaskan tak akan lagi tampil di Israel selama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih berkuasa.
Pernyataan Thom Yorke sontak jadi sorotan dunia musik.
Ucapan itu seolah menjadi sikap tegas Radiohead terhadap konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Baca juga: Insiden KA Purwojaya Anjlok di Kedungwaringin Bekasi, Seorang Penumpang Terluka
Baca juga: Remaja Eks Tawuran Kini Bertarung Resmi, Wali Kota Jaktim Lepas ‘Petarung Gladiator’ ke Bogor
Baca juga: Buset! Harga Telur di Pasar Gudang Tangerang Tembus Rp 31.000, Pedagang Menjerit Omzet Turun
Dalam wawancara bersama The Sunday Times menjelang gencatan senjata Israel dan Hamas pada 10 Oktober lalu, Yorke mengaku enggan berada di bawah bayang-bayang pemerintahan Netanyahu.
“Saya tidak ingin berada 5.000 mil di dekat rezim Netanyahu, tetapi Jonny punya akar di sana,” kata Thom Yorke, merujuk pada gitaris utama Radiohead, Jonny Greenwood, dilansir dari Tribunnews, Senin (27/10/2025).
Yorke menilai situasi politik saat ini membuatnya tak nyaman untuk kembali tampil di Israel.
Ia mengingat momen saat Radiohead manggung di Tel Aviv pada 2017, ketika kehadiran pejabat Israel di konser itu membuatnya terkejut.
“Saya sedang berada di hotel ketika seorang pria, yang jelas punya koneksi tinggi, menghampiri saya untuk mengucapkan terima kasih,” ungkap Yorke, dikutip dari The Independent.
Bagi Yorke, konser yang seharusnya jadi ruang musik justru dijadikan simbol politik oleh pihak tertentu di Israel.
“Hal itu membuat saya tidak nyaman,” ujarnya.
Dihujat Pendukung Palestina
Nama Thom Yorke juga sempat menjadi sorotan pada 2024 lalu.
Dalam konser solonya di Melbourne, Australia, ia sempat meninggalkan panggung setelah dicemooh oleh seorang pengunjuk rasa pro-Palestina.
Beberapa bulan kemudian, Yorke menulis pernyataan di Instagram menanggapi insiden itu.
“Seseorang berteriak kepada saya dari kegelapan tahun lalu. Sepertinya bukan saat yang tepat membahas bencana kemanusiaan di Gaza. Saya masih terkejut karena diamnya saya dianggap sebagai keterlibatan,” tulisnya.
Pernyataannya kembali memicu perdebatan di kalangan penggemar. Sebagian mendukung langkah Yorke, sebagian lainnya menilai Radiohead terlalu diam terhadap krisis kemanusiaan di Palestina.
Sementara itu, Jonny Greenwood punya pandangan berbeda.
Dalam wawancara dengan The Sunday Times, gitaris Radiohead itu menyebut tidak setuju dengan boikot penuh terhadap Israel.
“Saya pikir pemerintah justru akan menggunakan boikot untuk berkata, ‘Semua orang membenci kita, jadi kita harus lakukan apa yang kita mau.’ Itu jauh lebih berbahaya,” kata Greenwood.
Greenwood, yang menikah dengan seniman Israel Sharona Katan dan tinggal sebagian waktu di Israel, juga dikenal dekat dengan musisi setempat.
Ia bahkan berkolaborasi dengan penyanyi Israel Dudu Tassa lewat proyek musik “Dudu Tassa & Jonny Greenwood.”
“Saya tidak malu bekerja dengan musisi Arab dan Yahudi. Saya tidak bisa meminta maaf untuk itu,” tegasnya.
BDS Movement Desak Boikot
Radiohead sempat disorot organisasi Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) Movement pada 2017 karena tetap manggung di Tel Aviv saat tur dunia A Moon Shaped Pool.
Organisasi tersebut mendesak band asal Inggris itu memboikot Israel atas agresinya terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Saat itu, Thom Yorke menolak tekanan BDS dan menegaskan bahwa band-nya tidak mendukung tindakan politik apa pun melalui musik.
“Bermain di sebuah negara tidak berarti kami mendukung pemerintahnya. Kami pernah tampil di Amerika saat pemerintahan Trump, apakah itu berarti kami mendukung Trump? Tentu tidak,” katanya kepada Rolling Stone.
Namun, belakangan ini BDS kembali menyerukan agar Radiohead memboikot musisi Israel.
Mereka menuding Jonny Greenwood tetap tampil bersama Dudu Tassa di tengah agresi militer Israel terhadap Gaza.
“Bahkan ketika genosida Israel terhadap warga Palestina mencapai fase paling brutal, Radiohead terus berdiam diri,” tulis BDS Movement dalam pernyataannya pada 30 September lalu, dikutip dari NME.
Meski dihujani kritik, Thom Yorke dan rekan-rekannya tetap melanjutkan tur Eropa dan Inggris pada November hingga Desember tahun ini.
Beberapa kota yang akan mereka sambangi antara lain Madrid, Bologna, London, Kopenhagen, dan Berlin.
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
| Terjerat Cicilan Pinjol Banyak Warga Karawang Gagal Beli Rumah Subsidi, Ini Upaya Menteri Ara |
|
|---|
| Viral Sopir Ambulans di Ciamis Meninggal Usai Antar Jenazah, Detik-Detik Terakhirnya Bikin Haru |
|
|---|
| Pemuda di Tasikmalaya Rudapaksa Nenek 85 Tahun, Ternyata Ini yang Dia Lakukan Sebelum Beraksi |
|
|---|
| Tak Gubris Surat Peringatan, Pedagang Pasar Barito Ditertibkan Pemkot Jakarta Selatan |
|
|---|
| Layanan SIM Keliling Kabupaten Bekasi Senin 27 Oktober 2025, Berikut Lokasi dan Syarat Pendaftaran |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.