Kebakaran Pemukiman
Tangis Pecah di Tambora, 50 Warga Mengungsi Usai Rumah Ludes Terbakar
Sebanyak 50 warga Tambora kehilangan rumah usai kebakaran hebat. Sejumlah penyintas syok dan mengungsi di madrasah terdekat.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Mohamad Yusuf
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Suasana duka menyelimuti Madrasah Miftahul Jannah, Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (10/10/2025) malam.
Di tempat itu, puluhan warga duduk terpaku, beberapa menangis dalam pelukan keluarga. Mereka baru saja kehilangan rumah dan harta benda akibat kebakaran besar yang terjadi sore tadi.
Kebakaran itu bukan hanya menghanguskan 10 rumah di RT 11 RW 05 Angke, tetapi juga menyisakan luka mendalam bagi 50 jiwa yang kini terpaksa mengungsi.
Seorang penyintas bahkan meninggal dunia. Korban diketahui merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang tidak sempat menyelamatkan diri.
Baca juga: Yusril Ihza Mahendra Tegaskan Indonesia Tolak Kedatangan Atlet Israel, Visa Takkan Dikeluarkan
Baca juga: BEJAT! Pelajar SMA Hamil 6 Bulan, Pelaku Ternyata Kakek Tetangga Sendiri
Baca juga: Ashanty Akui Nyaris Ceraikan Anang Hermansyah Gara-gara Uang Rp 2 Miliar
Camat Tambora, Holi Susanto, mengatakan pemadaman api berlangsung sekitar pukul 16.00 WIB. Begitu api padam, warga terdampak langsung diungsikan ke madrasah.
“Jumlah pengungsi sekitar 50 orang. Di belakang kita sudah ada dokter yang membantu penanganan karena beberapa warga mengalami syok dan sakit,” ujar Holi kepada wartawan di lokasi, Jumat.
Wajah-wajah lesu tampak jelas di antara warga yang duduk bersila di lantai madrasah. Di sudut ruangan, seorang ibu muda terus memeluk anaknya yang tak henti menangis.
Pihak kecamatan telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan TNI untuk menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji, selimut, dan kebutuhan dasar lain, termasuk popok dan biskuit untuk anak-anak.
Menurut Holi, Sudin Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan dikerahkan pagi ini untuk membantu pengurusan dokumen kependudukan warga yang hangus terbakar.
“Kebutuhan dasar seperti sandang dan pangan sudah kami siapkan. Warga juga berharap bantuan material segera turun, karena kondisi bangunan hancur luluh lantak,” katanya.
Puskesmas setempat juga sudah memberikan bantuan susu untuk balita. Petugas kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kebakaran.
Salah satu penyintas, Suita (66), masih syok saat menceritakan detik-detik rumahnya dilalap api. Ia mengenang, saat kejadian, dirinya tengah makan siang di rumah.
“Abah lagi makan, istri abah yang panggil ada kebakaran,” ucapnya lirih.
Ia berlari keluar hanya dengan pakaian di badan. Semua surat berharga, mulai dari KTP, KK hingga surat tugas, ikut hangus terbakar.
“Cuma ini yang tersisa, baju di badan. Yang penting anak, cucu, cicit selamat,” kata Suita sambil mengusap matanya.
Kini Suita dan puluhan penyintas lain hanya bisa berharap ada kemudahan untuk mengurus dokumen dan bantuan untuk membangun kembali rumah mereka.
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp
Kebakaran Hebat di Tambora, Pria ODGJ Tewas Terjebak Api di Dalam Kamar |
![]() |
---|
Kesaksian Noviani, Api Balik Arah dan Ludeskan Rumah Serta Musala Keluarga |
![]() |
---|
Karomah Mengais Koin dari Celengan Sang Anak Saat Rumah Ludes Terbakar: Itu untuk Pulang Kampung |
![]() |
---|
Tangis Warga Taman Sari Usai Kebakaran, 400 Rumah Hancur dan 7 Orang Terluka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.