Berita Bekasi

Tak Hanya Mengajar, Para Guru dan Wali Santri Wajib Berikan Contoh Kesalehan untuk Para Santri

tapi guru dan orang tua santri juga harus menjadi yang pertama mempraktekkan perintah dan nilai-nilai keshalehan tersebut.

Editor: Dedy
Istimewa
Pondok Pesantren Attaqwa Putra resmi membuka kembali kajian bulanan Dewan Guru dan Wali Santri Tahun ajaran 2021-2022 dengan bersama membedah buku "Shalawat Nariyah Sejarah dan Khasiatnya", Sabtu 4 September 2021. 

Pendapat inilah yang dipegang oleh salah satu keluarga ahli hadits di Maroko, Syeikh Abdullah Al-Ghumari, dalam kitabnya "Al-Hujaj Al-Bayyinat" dan Syeikh Abdullah Guennoun dalam kitabnya "An-Nubugh Al-Maghribi".

Pendapat ini juga diaminkan oleh Habib Mundzir Al-Musawwa, Sayyid Muhammad Zaki Ibrahim dan beberapa ulama lainnya.

Ditambahkannya bahwa nama belakang "At-Tazi" sendiri adalah nisbah kepada kota TAZA, salah satu kota kecil asal pengarang shalawat tersebut di Maroko.

Selain menjelaskan dengan komprehensif sisi sejarah serta berbagai khasiat dari mengamalkan Shalawat Nariyah dengan jumlah bilangan-bilangan bacaan sebagaimana diajarkan oleh para ulama, penulis buku juga mengungkapkan bahwa sebab ditulisnya buku ini adalah untuk menjawab kegelisahan ayahandanya serta masyarakat asal daerahnya di Jember yang telah mengamalkan shalawat ini dan dituduh oleh sebagian kelompok lain dalam umat Islam sebagai amalan bid'ah dan bahkan musyrik.

Padahal menurutnya, guru dari KH. Hasyim Asy'ari saja, yakni Syeikh Kholil Bangkalan yang disepakati kewaliannya oleh para ulama, telah mengamalkan shalawat ini dalam wirid kesehariannya.

Maka segala kegelisahan dan tantangan problematika di tengah umat ini harus dijawab secara ilmiah melalui buku.

Menutup acara, penulis buku memberikan ijazah sanad Shalawat Nariyah kepada guru dan wali santri Pondok Pesantren Attaqwa. Mata rantai sanad yang diijazahkan bersambung langsung ke pengarangnya, Syeikh Ibrahim At-Tazi, melalui jalur salah satu ulama Nusantara yang diakui keilmuan dan otoritas sanadnya oleh para ulama dunia hingga bergelar "Musnid Ad-Dunia" atau "Musnid Al-'Ashr", yaitu Syeikh Muhammad Yasin Al-Fadani.

Selanjutnya para peserta kajian bedah buku mendendangkan bersama Shalawat Nariyah dipimpin sekaligus diiringi akustik apik oleh Qori Internasional Ust. M. Miftah Faridl Mu'min dan dilanjutkan doa oleh KH. Drs. Murdani Najib, M.Pd.

(Sumber : Sekretariat Pondok Pesantren Attaqwa Putra)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved