Berita Daerah
Polda Metro Jaya Periksa 14 Petugas Piket di Lapas Kelas I Tangerang saat Kebakaran Terjadi
Untuk memperjelas penyebab kebakaran hebat di Lapas Kelas I Tangerang, Polda Metro Jaya periksa 14 petugas piket.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Valentino Verry
Dugaan sementara, kebakaran disebabkan karena korsleting listrik. Namun kepolisian memastikan ada kelalaian dalam insiden tersebut.
Sebelumnya, pengamat politik dan kebijakan publik Universitas Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul, menyesali peristiwa kebakaran hebat yang terjadi di Lapas Kelas I Tangerang.
Baca juga: Ramalan Shio Kambing 13 September 2021, Asmara dan Karier Alami Guncangan saat Pandemi Virus Corona
Menurut Adib, jika menjadi perhatian bersama, seharusnya tak ada 44 warga binaan yang tewas dari peristiwa itu.
Kebakaran hebat ini menjadi konsumsi pemberitaan banyak media luar negeri, seolah menunjukkan hak asasi manusia warga binaan begitu murah.
Adib menilai, peristiwa kebakaran yang diduga dipicu oleh korsleting listrik tersebut, justru semakin menunjukkan pemerintah tak serius menangani warga binaan yang ada di dalam penjara.
Menurut Adib, persoalan di lapas sebenarnya klasik, seperti bangunan tak layak, over kapasitas, fasilitas yang minim, hampir tak pernah tersentuh meski gonta-ganti pemerintahan.
"Sebagus apapun manajemen pengelolaan lapas kalau gedungnya tua, fasilitas banyak tak layak, didukung dengan minimnya teknologi, jangan kaget kalau kejadian seperti ini bakal terulang lagi. Nah di sini penting soal dukungan anggaran," kata Adib, Jumat (10/9/2021).
Baca juga: HM Sampoerna Nilai Segmen SKT di Semester I 2021 Mulai Membaik dan Perlu Diproteksi
Menurut Adib, salah satu kunci penting untuk menyelesaikan masalah pelik terkait manajemen lapas adalah political will.
Padahal dukungan politik dan anggaran ini yang selalu didengungkan terutama oleh DPR RI, tetapi juga masih setengah hati.
"Political will dan dukungan anggaran sangat penting. Kan anggota DPR RI itu kalau reses sering kan kunjungan kerja ke lapas,” ucapnya.
“Mereka sudah tahu betul apa yang terjadi di lapas. Kalau masalah di lapas tak bisa diselesaikan, yah setengah hati," tambahnya.
Menurut Adib, lapas adalah tempat memanusiakan warga binaan yang tengah menjalani masa hukuman, agar ketika bebas menjadi manusia yang bermanfaat.
Baca juga: Kelompok Pembantai 4 Anggota TNI AD di Maybrat Papua Dikabarkan Ditangkap di Kawasan Hutan
"Nah ini seharusnya sejalan dengan revolusi mental yang menjadi prioritas presiden,” ujarnya.
“Walaupun mereka bersalah secara hokum, tetapi mereka adalah manusia. Negara berkewajiban menjaga mereka. Memperbaiki mereka jadi orang baik lagi," tegasnya.
Menurut Adib, kebakaran ini harus menjadi yang terakhir. Dia berharap pemerintah segera membuat grand design sebuah lapas yang manusiawi dengan pengelolaan manajemen yang baik.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bekasi/foto/bank/originals/yusri-yunus.jpg)