Berita Daerah

Universitas Budi Luhur Ajak Masyarakat Ubah Sampah Jadi Emas, Berminat? Begini Caranya

program memilah sampah menabung emas dilakukan guna menarik minat warga menjaga lingkungan.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Koordinator Bank Sampah Budi Luhur, Umi Tuti Asmawi (60) saat ditemui di Kampus Universitas Budi Luhur, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (23/9/2021) 

TRIBUNBEKASI.COM --- Universitas Budi Luhur berhasil menyabet 3 gelar juara lomba yang diselenggarakan oleh Pegadaian dengan tema "Memilah Sampah Menabung Emas". 

Lomba itu dilaksanakan pada 3 hingga 24 Juli 2021 yang diikuti sebanyak 70 Bank Sampah Binaan Pegadaian di seluruh Indonesia.

Keberhasilan tersebut membuat Bank Sampah Budi Luhur ingin mengajak warga untuk mengubah sampah menjadi emas.

Prestasi yang sudah diraih Bank Sampah tersebut tak luput dari dukungan berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah Kota Jakarta Selatan.

Baca juga: Pemkab Bekasi Bangun Bank Sampah Induk untuk Atasi Masalah Sampah

Baca juga: TPA Burangkeng Diprediksi Tak Mampu Tampung Sampah, Pemkab Bekasi Buka Kerjasama Pihak Ketiga

Koordinator Bank Sampah Budi Luhur, Umi Tuti Asmawi menuturkan program memilah sampah menabung emas dilakukan guna menarik minat warga menjaga lingkungan.

Selain itu, Umi Tuti mengatakan bahwa program itu juga mengedukasi masyarakat terkait pengelolaan sampah.

“Program memilah sampah menabung emas itu sendiri caranya masyarakat kita usahakan untuk menabung,” ujarnya saat ditemui di kampus UBL, Kamis (23/9/2021).

“Sampahnya ditimbang, setelah itu punya buku catatan tabungan," lanjut Umi Tuti yang berusia 60 tahun tersebut.

Hasil tabungan itu, kata dia, nantinya akan ditukarkan dengan emas yang disediakan Pegadaian.

Warga juga bisa mendapatkan dua item, selain mendapat tabungan uang, ada pula tabungan emas.

“Setelah dia menabung secara uang, kalau warga kita sampaikan dengan baik bahwa ini ada investasi mudah Bank Sampah Budi Luhur simpan uang supaya aman, jadi langsung diinvestasikan atau dikonversikan ke emas,” katanya.

Bank Sampah Budi Luhur memiliki bank sampah induk, yaitu sampah kertas beberapa jenis, sampah logam beberapa jenis, dan sampah plastik beberapa jenis.

“Untuk kisaran harga sangat fleksibel. Contoh botol gelas plastik sudah bersih itu bisa Rp 9.000-10.000 per kilo, tergantung sampahnya,” tutur Umi Tuti.

Umi Tuti mengatakan, hingga saat ini Bank Sampah Budi Luhur memiliki 800 nasabah, yang mana 650 nasabah menginvestasi atau mengonversi tabungannya ke emas.

“Setiap minggu itu kita bisa mendapatkan 1-2 ton sampah anorganik. Jadi sebulan, bisa 5-7 ton mengirim untuk dijual,” tambahnya.

Sumber: Wartakota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved