Berita Daerah
Dipegang Anies Baswedan, Ekonomi Jakarta Tumbuh Luar Biasa di Masa Pandemi Virus Corona
Gubernur DKI Anies Baswedan bisa tersenyum lebar di akhir tahun, sebab di saat ekonomi daerah lain sedang berat ibu kota justru tumbuh luar biasa.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Valentino Verry
Fase 2 ini melanjutkan koridor utara—selatan fase 1 yang telah beroperasi sejak 2019 lalu, yaitu dari Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI. Adapun fase 2 terdiri dari dua tahap, yaitu fase 2A dan fase 2B. Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota) dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer.
Sedangkan Fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Barat dengan total panjang jalur sekitar enam kilometer. Fase 2B sedang dalam tahap studi kelayakan.
“Itu kalau seperti di luar negeri, ada MRTnya, ada stasiunnya, nanti ada transit oriented development (TOD) yang isinya kios-kios banyak sekali. Seperti di luar negeri, orang mau beli apa disitu juga ada potensi ekonomi yang menjanjikan, dan ini nggak bohong loh, barangnya (MRT) sudah ada,” jelasnya.
Baca juga: Geram dan Kesal Dengar Jeff Smith Tersandung Narkoba Lagi, Ike Muti: Itu karena Salah Pergaulan
Kemudian, sektor pariwisata juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi DKI di 2022. Kata di, tinggal menunggu waktu kebangkitan pariwisata, apalagi saat ini, sudah memasuki fase revenge (balas dendam) setelah kebijakan PPKM dilonggarkan.
Warga sudah mulai keluar rumah untuk melakukan aktivitas yang berdampak pada terjadinya potensi aktivitas ekonomi.
“Jadi saya kira dengan meningkatnya mobilitas orang, transaksi pasti naik. Dan transaksi apapun naik, artinya terjadi pertumbuhan ekonomi, dan itu tinggal kita jaga. Mudah-mudahan pertumbuhannya bisa di sekitar yang kita perkirakan,” ucapnya.
Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan laju perekonomian DKI Jakarta sepanjang 2021 ini akan bertumbuh sekitar 3,6 hingga 4,4 persen.
Baca juga: Ada Alfriyanto Nico, Pelatih Persija Sedikit Tenang saat Ladeni Bhayangkara FC
Pertumbuhan ini didorong karena adanya perbaikan ekonomi nasional, penyediaan vaksinasi Covid-19 dan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota yang terus berlanjut.
Onny menerangkan secara historis, mulai dari 2015 hingga 2019, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta berada di angka rata-rata 5,98 persen. Angka tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan perekonomian nasional.
Namun, seiring dengan adanya pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020, perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar minus 2,36 persen year on year (yoy), lebih dalam dari kontraksi perekonomian nasional minus 2,07 persen yoy.
Baca juga: Guna Menghindari Gelombang Ketiga Covid-19, Kabupaten Bekasi akan Gelar Vaksinasi Anak 6-11 Tahun
Lalu pada Triwulan II/2021, perekonomian Jakarta tumbuh positif 10,9 persen (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih terkontraksi positif 1,91 persen (yoy).
Namun, pada Triwulan III/2021, perekonomian Jakarta menurun drastis mencapai 2,43 persen.